Sebagian orang mungkin mengira bahwa cacar monyet sama dengan cacar air biasa. Faktanya, penyakit cacar monyet dapat memberikan dampak yang lebih serius dan tidak boleh disepelekan. Seperti apa perbedaan cacar air (chickenpox) dan cacar monyet (monkeypox)? Simak informasi berikut untuk jawabannya.
Perbedaan cacar monyet dan cacar air
Sekilas, monkeypox dan (chickenpox) memang terlihat mirip. Keduanya sama-sama menyerang kulit dan disebabkan oleh infeksi virus.
Namun, ternyata ada perbedaan yang cukup besar di antara cacar monyet dan cacar air. Berikut berbagai faktor yang membedakan keduanya.
1. Penyebab
Meski memberikan gejala serupa, virus penyebab chickenpox dan cacar monyet ternyata berbeda. Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster.
Virus ini merupakan salah satu jenis virus herpes yang juga dapat menyebabkan penyakit cacar ular (herpes zoster).
Sementara itu, virus penyebab cacar monyet adalah monkeypox yang berasal dari genus Orthopoxvirus. Contoh virus lain yang termasuk dalam genus ini adalah virus variola, cowpox, dan vaccinia.
2. Gejala
Cacar air memiliki gejala khas berupa ruam kulit yang lama-kelamaan berkembang menjadi lepuh berisi cairan sebelum akhirnya menjadi koreng.
Ruam karena cacar air biasanya dimulai di area dada dan punggung, sebelum akhirnya menyebar ke wajah dan bagian tubuh lain, termasuk mulut, kelopak mata, hingga kelamin.
Beda dengan cacar air, ruam sebagai gejala penyakit cacar monyet biasanya muncul di wajah dan mulut terlebih dahulu, baru nantinya menyebar ke seluruh tubuh.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cacar monyet sering kali juga disertai pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) yang tidak terjadi pada cacar air.
3. Perbedaan cara penularan
Virus cacar air dapat menyebar dengan mudah antarmanusia, terutama bila Anda belum pernah mengalaminya.
Penularan cacar air bisa terjadi ketika seseorang melakukan kontak dengan pasien cacar air. Anda juga bisa tertular jika menghirup udara atau percikan cairan tubuh saat pasien batuk atau bersin.
Di sisi lain, penularan cacar monyet antar manusia umumnya jarang terjadi. Anda tidak akan langsung tertular cacar monyet hanya dengan kontak sekilas.
Dibutuhkan kontak intim, seperti hubungan seks, berciuman, atau berpelukan terlebih dahulu sampai akhirnya virus menyebar.
Anda juga bisa tertular virus bila menyentuh luka cacar milik pasien yang terinfeksi, kemudian menyentuh area wajah tanpa cuci tangan.
4. Keparahan penyakit

Meski mudah menular, virus cacar air biasanya tidak menimbulkan penyakit yang serius pada anak-anak bertubuh sehat. Gejalanya pun dapat membaik dalam waktu 4–7 hari.
Walau begitu, tetap ada risiko penyakit bertambah parah dan terjadi komplikasi cacar air. Namun, ini jarang terjadi, terutama setelah adanya vaksin cacar air.
Sementara itu, gejala cacar monyet dapat bertahan lebih lama, sekitar 2–4 minggu. Di Afrika, cacar monyet telah menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terjangkit virusnya.
5. Penyebaran penyakit
Beda dengan cacar monyet, cacar air lebih banyak terjadi di seluruh dunia. Meski lebih berisiko pada anak-anak, cacar air mungkin saja menyerang seseorang ketika sudah dewasa.
Sementara itu, cacar monyet lebih sering terjadi di Afrika Tengah dan Barat. Penyakitnya bahkan sudah menjadi endemi di wilayah tersebut.
Sedangkan di Indonesia, Kementerian Kesehatan baru mengonfirmasi kasus pertama cacar monyet pertama pada tanggal 20 Agustus 2022.
Bisakah cacar air dan cacar monyet dicegah dengan vaksin yang sama?
Risiko monkeypox dan chickenpox sama-sama bisa diminimalkan dengan vaksin. Namun, karena disebabkan oleh virus yang berbeda, jenis vaksin yang diberikan pun berbeda.
Vaksin yang digunakan untuk mencegah cacar air adalah vaksin varicella (Varivax). Vaksin ini termasuk dalam program imunisasi rutin bersifat wajib untuk anak-anak usia 12 bulan hingga 12 tahun dalam dua dosis.
Namun, jangan khawatir jika Anda merasa belum pernah mendapat vaksin. Pasalnya, vaksin ini juga bisa diberikan pada orang dewasa dengan dua dosis berjarak 4–8 minggu.
Untuk mencegah cacar monyet, dokter mungkin menyarankan vaksin cacar (smallpox) bernama Jynneos. Sama dengan vaksin cacar air, Jynneos diberikan dalam dua dosis.
Sayangnya, ketersediaan vaksin Jynneos masih sangat terbatas sehingga diutamakan untuk kelompok berisiko, seperti lansia dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Maka dari itu, meski jumlah kasus cacar monyet di Indonesia masih cukup rendah, penting bagi Anda untuk tetap melakukan pencegahan, seperti rajin cuci tangan dan menghindari interaksi atau kontak langsung dengan hewan liar.
Kesimpulan
- Cacar monyet dan cacar air sama-sama disebabkan oleh virus, bedanya cacar air disebabkan oleh varicella-zoster, sementara cacar monyet disebabkan oleh genus Orthopoxvirus.
- Ruam karena cacar air biasanya bermula di sekitar dada dan punggung. Sementara itu, ruam karena cacar monyet biasanya bermula dari wajah dan mulut.
- Cacar air lebih mudah menular jika dibandingkan dengan monkeypox. Cacar monyet biasanya menular melalui kontak erat, seperti berciuman atau berhubungan ranjang.
- Gejala cacar monyet biasanya bertahan lebih lama dibandingkan chickenpox. Sampai saat ini, kasus cacar monyet lebih banyak terjadi di Afrika.