Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Listeriosis adalah penyakit infeksi bakteri Listeria yang muncul akibat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri.
Bakteri penyebab listeriosis biasanya hidup di dalam daging yang kurang matang dan produk susu. Meski termasuk infeksi berbahaya, listeriosis adalah salah satu penyakit yang jarang terjadi.
Orang yang sehat seringnya tidak menunjukkan gejala ketika terinfeksi bakteri Listeria. Namun, infeksi ini bisa berakibat fatal bagi bayi dalam kandungan, bayi baru lahir, atau orang-orang dengan sistem imunitas yang lemah.
Listeriosis terbagi menjadi dua jenis, yaitu non-invasif dan invasif.
Siapapun bisa terinfeksi. Namun, bagi beberapa orang seperti ibu hamil atau janin akan lebih berisiko.
Listeriosis yang dialami ibu hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur, keguguran, atau kematian janin sesaat setelah kelahiran. Bayi dapat sakit keras jika terinfeksi sebelum lahir.
Orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah juga berisiko. Misalnya orang yang menderita kanker, AIDS, orang yang mendapatkan transplantasi organ, serta orang lanjut usia.
Gejala listeriosis bervariasi, tergantung pada kondisi tubuh penderita dan bagian tubuh mana yang terkena. Bakteri Listeria seringnya menimbulkan demam atau diare. Namun, infeksi jenis ini jarang terdeteksi.
Beberapa gejala lainnya meliputi nyeri otot, mual dan muntah, serta nyeri perut. Bila bakteri telah memasuki sistem saraf, gejala seperti sakit kepala, leher kaku, kejang-kejang, sampai kehilangan keseimbangan mungkin akan terjadi.
Orang-orang yang terinfeksi biasanya akan merasakan gejala dalam satu hingga empat minggu setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi Listeria.
Sebagian yang lain bahkan ada yang baru menunjukkan gejala sekitar satu hingga dua bulan setelah terpapar dengan bakteri.
Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.
Jika Anda terkena demam, nyeri otot, serta mual atau diare setelah memakan makanan yang terkontaminasi, segera hubungi dokter.
Beberapa makanan yang mungkin bisa terkontaminasi bakteri Listeria yaitu makanan yang terbuat dari susu yang tidak dipasteurisasi, makanan mentah/ setengah matang, dan makanan yang tidak dihangatkan.
Jika Anda mengalami demam tinggi, sakit kepala parah, leher kaku, linglung, atau sensitif terhadap cahaya, cari pertolongan darurat. Tanda dan gejala ini mungkin pertanda meningitis.
Bakteri Listeria bisa ditemukan pada tanah, air, dan kotoran hewan. Seseorang dapat terinfeksi bakteri bila menyantap makanan yang terkontaminasi bakteri, misalnya:
Kelompok orang yang berisiko lebih tinggi terhadap penyakit ini adalah:
Dokter akan bergantung pada gejala-gejala yang Anda alami untuk mendiagnosis apakah Anda memang terkena infeksi Listeria.
Sebagai tambahan, Anda perlu menjalani serangkaian tes termasuk tes darah dan sumsum tulang untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Pengobatan akan dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan gejala. Bila pasien mengalami gejala sedang, maka dokter akan memberikan obat antibiotik seperti ampicillin atau gentamicin.
Pada pasien yang mengalami listeriosis invasif, antibiotik yang diberikan juga serupa dengan pasien gejala sedang.
Durasi terapi antibiotik bisa berlangsung selama 2 – 3 minggu. Bila tes darah sudah menunjukkan hasil yang negatif, pengobatan akan dihentikan.
Antibiotik disuntikkan secara langsung ke dalam aliran darah. Pasien dengan sistem kekebalan yang lemah mungkin memerlukan perawatan yang lebih lama karena infeksinya akan sering kambuh.
Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang mungkin dapat membantu mengatasi listeriosis adalah berikut ini.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar