Minum susu yang belum dipasteurisasi dan mengonsumsi daging merah yang masih mentah bisa menyebabkan penyakit yang disebut listeriosis. Penyakit apakah itu dan apa dampaknya bagi kesehatan? Simak jawabannya dalam uraian berikut ini.
Apa itu listeriosis?
Listeriosis adalah penyakit infeksi bakteri Listeria monocytogenes yang terjadi akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Bakteri penyebab listeriosis biasanya hidup di dalam daging yang kurang matang dan susu non-pasteurisasi. Akan tetapi, bakteri ini pernah terdeteksi dalam buah rock melon Australia (cantaloupe).
Tidak semua infeksi Listeria monocytogenes akan menimbulkan dampak buruk atau bahaya. Karena inilah, listeriosis terbagi menjadi dua jenis sebagai berikut.
- Listeriosis non-invasif: infeksi hanya menimbulkan gejala ringan atau tidak sama sekali, biasanya terjadi pada orang sehat atau punya sistem imun baik.
- Listeriosis invasif: infeksi menimbulkan gejala parah dan bisa berakibat fatal, umumnya terjadi pada kelompok yang berisiko.
Contoh kelompok orang berisiko adalah pengidap HIV/AIDS, penerima transplantasi organ, pasien kanker, janin, lansia, dan orang yang punya sistem imun lemah.
Pada ibu hamil, listeriosis bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur, keguguran, dan stillbirth.
Tanda dan gejala listeriosis
Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, infeksi Listeria sering kali tidak menimbulkan gejala sehingga kerap tidak disadari sampai bakteri tersebut hilang.
Akan tetapi, Anda mungkin merasakan gejala berupa mual, demam, nyeri otot ringan, dan pusing.
Berbagai gejala tersebut seharusnya hanya bersifat ringan dan membaik dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Sementara itu, infeksi Listeria yang menyebar ke sistem saraf bisa menimbulkan berbagai gejala lanjutan berikut.
- Leher kaku.
- Kebingungan.
- Sakit kepala.
- Kehilangan keseimbangan.
- Kejang
Khusus bagi ibu hamil, gejala yang ditimbulkan memang bersifat ringan. Akan tetapi, kondisi ini bisa berakibat fatal bagi si Kecil.
Bayi yang terlahir dengan infeksi Listeria bisa mengalami gejala berupa:
- susah menyusu,
- rewel,
- demam,
- muntah, dan
- kesulitan bernapas.
Menurut laman Mayo Clinic, gejala listeriosis bisa muncul setelah beberapa hari terinfeksi atau bahkan beberapa bulan setelahnya.
Penyebab listeriosis
Bakteri Listeria dapat bertahan hidup di tanah, air, dan kotoran hewan. Biasanya, bakteri akan menyebabkan infeksi pada manusia melalui berbagai makanan berikut.
- Sayuran mentah yang berasal dari tanah atau menggunakan pupuk yang terkontaminasi.
- Daging mentah.
- Susu dan produk olahannya yang tidak dipasteurisasi.
- Makanan olahan, seperti sosis.
Meski jarang terjadi, Anda mungkin tertular listeriosis ketika melakukan kontak erat dengan hewan ternak, terutama domba dan sapi yang sedang melahirkan.
Peluang terpapar bakteri Listeriosis bisa meningkat jika Anda memiliki faktor risiko berikut.
- Hamil.
- Berusia di atas 65 tahun.
- Memiliki HIV/AIDS.
- Sedang menjalani kemoterapi.
- Kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau penyakit ginjal.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu untuk rheumatoid arthritis.
Namun, perlu diingat bahwa punya faktor risiko bukan berarti Anda pasti terpapar bakteri Listeria.
Diagnosis listeriosis
Dokter akan mulai mendiagnosis dengan menanyakan seputar gejala dan makanan apa yang Anda konsumsi akhir-akhir ini. Setelah itu, Anda akan menerima pemeriksaan fisik.
Jika Anda dicurigai terpapar bakteri Listeria, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan dengan uji darah, urine, cairan sumsung tulang belakang, atau cairan ketuban bagi ibu hamil.
Pengobatan listeriosis
Dokter akan melakukan pengobatan sesuai gejala yang Anda rasakan. Jika gejalanya ringan, dokter biasanya tidak memberikan pengobatan khusus karena penyakit infeksi ini bisa sembuh dengan sendirinya.
Sementara itu, listeriosis yang menimbulkan gejala berat biasanya ditangani dengan pemberian infus antibiotik, seperti ampicillin atau gentamicin.
Durasi terapi antibiotik bisa berlangsung selama 2–3 minggu. Bila tes darah sudah menunjukkan hasil negatif, pengobatan akan dihentikan.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin memerlukan perawatan lebih lama karena infeksinya cenderung mudah kambuh.
Pencegahan listeriosis
Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan untuk meminimalkan risiko infeksi bakteri Listeria.
- Cuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah menyiapkan makanan.
- Cuci bersih sayur dan buah sebelum dimakan.
- Masak daging, seafood, telur, dan bahan olahan sampai benar-benar matang.
- Hindari minum susu dan produk olahannya yang tidak dipasteurisasi.
- Bungkus makanan dengan rapat sebelum menyimpannya ke kulkas.
- Cuci peralatan makan dan masak sampai benar-benar bersih. Pertimbangkan menggunakan air panas untuk alat bekas daging.
Tak hanya mencegah infeksi bakteri Listeria, langkah pencegahan di atas akan memberikan Anda manfaat kesehatan lainnya.
Kesimpulan
- Listeriosis adalah infeksi bakteri Listeria yang terjadi akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, terutama daging mentah dan susu non-pasteurisasi.
- Infeksi bakteri Listeria sering kali tak bergejala. Akan tetapi, gejalanya bisa memburuk pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Jika gejalanya ringan, dokter biasanya tidak memberikan obat. Apabila gejalanya memburuk, dokter akan memberikan terapi antibiotik.