Luka sekecil apa pun pada tubuh, tidak boleh Anda sepelekan. Mengapa? Luka yang tidak dirawat dengan benar, bisa berkembang menjadi infeksi serius, seperti tetanus. Bakteri bisa menyebar dan menginfeksi organ penting melalui pembuluh darah di paru, otot ginjal, otak, dan mengakibatkan kematian. Agar kondisi tidak semakin memburuk, perhatikan berbagai gejala tetanus pada ulasan berikut ini.
Apa saja gejala tetanus yang perlu Anda waspadai?
Waktu berkembangnya infeksi dengan munculnya gejala awal tetanus berkisar antara tiga sampai 21 hari. Namun pada banyak kasus, gejala tetanus akan muncul pada hari ke tujuh atau delapan setelah terinfeksi.
Bakteri penyebab tetanus biasanya masuk ke dalam tubuh melalui luka tusuk atau goresan yang kotor. Begitu berada di dalam kulit, bakteri tersebut berkembang biak dan menghasilkan racun.
Racun inilah yang menyebabkan gejala utama tetanus, kejang otot rahang hingga menyebabkan rahang terkunci. Kejang juga terjadi pada otot tenggorokan, dada, dan perut.
Jika tidak mendapat perawatan yang tepat, efek racun pada otot pernapasan bisa mengganggu proses Anda bernapas. Kondisi ini dapat mengancam jiwa Anda. Simak penjelasannya.
1. Otot rahang kaku
Penyakit tetanus disebut juga dengan lockjaw yang berarti rahang kaku seperti terkunci. Disebut demikian karena infeksi bakteri membuat otot masseter, yaitu otot yang mengendalikan gerak rahang tiba-tiba berkontraksi.
Selama berkontraksi, otot masseter menjadi kaku dan rahang akan tertutup rapat. Kondisi ini merupakan gejala paling awal yang jadi alarm penyakit tetanus.
2. Otot di wajah dan leher kaku
Selain otot rahang, tetanus juga diikuti gejala lain seperti kekakuan otot wajah. Kondisi ini bisa terjadi selama otot rahang kaku atau setelahnya. Kekakuan otot wajah menyebabkan seseorang tidak dapat berekspresi dengan normal.
Jika otot yang kaku berada di sekitar mulut, senyum yang Anda tunjukkan akan terlihat aneh dan terkesan dipaksakan. Kondisi ini disebut juga dengan risus sardonicus.
Setelah gejala ini, racun dari bakteri dapat menyebar ke bagian tubuh bawah, yaitu otot leher. Akibatnya, leher juga akan terasa kaku.
3. Kesulitan menelan
Ketika infeksi belum diobati, infeksi yang menyerang otot leher dapat menyebar ke area kerongkongan. Akibatnya, otot kerongkongan yang mendorong makanan atau air ke bawah bisa terganggu koordinasinya. Jadi, gejala tetanus yang selanjutnya adalah Anda akan kesulitan untuk menelan sesuatu.
4. Perut terasa keras jika disentuh
Infeksi yang menyerang otot kerongkongan tidak akan berhenti begitu saja, jika tidak segera diatasi. Racun dari bakteri akan memasuki area perut dan membuat otot dan dinding perut jadi kaku. Kondisi ini menyebabkan perut Anda terasa keras jika disentuh.
5. Demam dan berkeringat
Demam menandakan sistem imun sedang melawan infeksi. Selama infeksi tetanus terus terjadi, gejala berupa demam disertai keluarnya banyak keringat akan terus terjadi sampai tahap akhir penyakit.
6. Otot kaku di sekitar luka
Kekakuan otot di sekitar luka biasanya terjadi pada tetanus tipe lokal. Tipe tetanus ini jarang terjadi dan tidak disertai gejala demam disertai keluarnya keringat.
Gejala tetanus sesuai dengan jenisnya
Gejala-gejala tetanus juga bisa dibedakan menurut jenis-jenisnya. Simak penjelasan berikut ini.
1. Tetanus umum
Gejala-gejala yang biasanya muncul pada penderita kondisi jenis ini adalah kesulitan membuka mulut (trismus). Hal ini berkaitan dengan gejala kaku pada rahang atau lockjaw.
Selain itu tanda-tanda lain yang muncul adalah:
- Kelelahan di sekujur tubuh
- Berkeringat dingin
- Kesulitan menelan
- Sensitif, bahkan takut akan air (hidrofobia)
- Produksi air liur berlebihan
- Kejang otot bagian punggung
- Sering merasa ingin buang air kecil (retensi urin)
- Suhu tubuh meningkat (hipertermia)
- Detak jantung tidak beraturan (aritmia)
- Nyeri di hampir seluruh bagian tubuh
2. Tetanus lokal
Pada jenis lokal, penderita akan menunjukkan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:
- Demam tinggi
- Luka mengeluarkan nanah
- Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh
- Peningkatan kadar neutrofil, salah satu jenis sel darah putih
- Kejang otot
- Kesemutan
- Kejang otot yang terasa lebih sakit dan berlangsung selama beberapa minggu
3. Tetanus sefalik
Infeksi jenis sefalik sedikit berbeda dengan jenis lainnya karena gejala utama yang ditunjukkan adalah kelumpuhan pada sistem saraf kranial. Hal ini menyebabkan penderita tetanus mengalami gejala-gejala sebagai berikut:
- Sakit kepala
- Penglihatan terganggu
- Kejang otot
- Rasa sakit di sekitar mata
4. Tetanus neonatal
Bayi baru lahir yang menderita tetanus neonatal akan menunjukkan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:
- Kesulitan menyusui 3-10 hari setelah lahir
- Lebih sering menangis
- Sering menunjukkan ekspresi mengernyit atau meringis
- Kaku pada seluruh bagian tubuh
- Tubuh kaku dan melengkung ke belakang (opistotonus)
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Bagaimana cara mendiagnosis tetanus?
Dikutip dari Mayo Clinic, dokter mendiagnosis tetanus berdasarkan pemeriksaan fisik, medis, dan riwayat vaksinasi tetanus. Selain itu, dokter juga akan memeriksa ciri-ciri tetanus, seperti kejang otot, kekakuan, dan nyeri. Tidak ada tes laboratorium yang dapat membantu mendiagnosis kondisi ini.
Mengetahui gejala dan ciri-ciri tetanus dapat membantu Anda mendeteksi penyakit sejak dini. Dengan begitu, dokter dapat menentukan perawatan yang tepat untuk tetanus.
Tidak ada obat untuk menghilangan tetanus. Meskipun begitu, perawatan tetanus dilakukan dengan membersihkan luka, memberikan antibiotik untuk meringankan gejalanya, serta perawatan tambahan lainnya. Segera hubungi dokter ketika Anda terluka dan luka tersebut terkena tanah atau kotoran binatang.