Anda pasti sudah tidak asing dengan istilah pencemaran air. Akan tetapi, tahukan Anda bahwa salah satu penyebab pencemaran air adalah kontaminasi bakteri coliform?
Sebagai salah satu kebutuhan makhluk hidup, sudah sepatutnya kualitas air selalu dijaga. Lantas, apa yang harus dilakukan jika air terkontaminasi bakteri ini? Simak uraian berikut untuk jawabannya.
Bakteri coliform adalah sekelompok bakteri yang bisa ditemukan di tanah, tanaman, serta saluran pencernaan hewan maupun manusia.
Jenis bakteri ini kerap menjadi indikator pencemaran pada air karena keberadaan coliform berarti air tersebut berisiko terkontaminasi kotoran hewan atau manusia.
Pengujian koliform biasanya dilakukan dengan menghitung coliform total dan coliform fekal. Coliform total mencakup semua jenis bakteri dalam kelompok coliform.
Padahal, beberapa jenis bakteri koliform terbukti tidak mencemari air. Oleh karena itu, dibutuhkan pengujian coliform fekal yang di dalamnya juga mencakup bakteri Escherichia coli.
Coliform fekal adalah indikator spesifik bahwa air tersebut telah terkontaminasi dan berisiko menyebabkan penyakit jika tidak diolah dengan tepat.
Air yang tercemar bakteri coliform tidak bisa diketahui secara kasatmata. Pasalnya, tidak ada perubahan khusus dari segi tampilan, rasa, atau bau pada air yang terkontaminasi.
Itulah alasan mengapa air minum yang dijual di pasaran perlu melalui serangkaian pengujian sesuai aturan Kementerian Kesehatan RI.
Oleh karena itu, pastikan bahwa air yang Anda minum sudah mendapatkan izin edar dari BPOM.
Umumnya, kualitas air minum rumah tangga dicurigai tercemar bakteri ketika kondisi ini sudah menimbulkan dampak pada kesehatan, misalnya diare.
Dari situlah Anda bisa memastikannya melalui pengujian dengan meminta bantuan pada pihak terkait.
Apakah kontaminasi bakteri coliform dalam sumber air berbahaya? Laman The Water Project menyebutkan bahwa sebenarnya, sebagian besar bakteri koliform tidak menyebabkan penyakit.
Akan tetapi, beberapa strain bakteri E. coli, khususnya strain 0157:H7, bisa menghasilkan toksin Shiga yang menyebabkan penyakit diare, infeksi hingga perdarahan usus besar, serta sindrom hemolitik uremik.
Salah satu masalah kesehatan akibat pencemaran air oleh E. coli adalah diare. Beberapa strain yang menyebabkan kondisi ini adalah enterohemorrhagic E. coli (EHEC), enteropathogenic E. coli (EPEC), serta enterotoxigenic E. coli (ETEC).
Infeksi bakteri E. coli sering kali disertai dengan gejala umum berupa nyeri, mual, muntah, demam, hingga dehidrasi.
Pada seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, diare karena terkontaminasi bakteri dari minuman biasanya membaik setelah satu minggu.
Segera hubungi dokter apabila kondisi Anda tidak kunjung membaik, muncul gejala dehidrasi, atau terjadi diare yang disertai darah.
Kontaminasi strain 0157:H7 mungkin berdampak lebih buruk pada anak-anak dan lansia. Meski jarang terjadi, infeksi strain ini bisa menyebabkan sindrom hemolitik uremik yang membahayakan.
Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk segera pergi ke dokter jika Anda merasakan gejalanya.
Diare karena infeksi E. coli umumnya tidak membutuhkan pengobatan khusus karena bakteri ini akan terbuang bersama feses atau kotoran dari tubuh Anda.
Dokter biasanya menganjurkan Anda untuk beristirahat yang cukup dan meningkatkan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi dan kelelahan akibat diare.
Obat antidiare biasanya tidak dianjurkan karena bisa memperlambat sistem pencernaan sehingga upaya membuang bakteri E. coli pun terhambat.
Pada seseorang yang dicurigai mengalami sindrom hemolitik uremik, dokter perlu melakukan perawatan intensif di rumah sakit.
Sementara itu, sumber air yang terbukti mengandung bakteri bisa dibersihkan dengan menyuntikkan klorin dan pemberian desinfeksi.
Untuk mengatasi pencemaran lingkungan dengan upaya tersebut, Anda perlu menghubungi jasa pembersih sumber air profesional.
Di samping itu, Anda mungkin perlu melakukan perbaikan pada pipa atau sumur yang retak atau bocor untuk menghindari kontaminasi dari luar.
Berikut adalah berbagai upaya yang bisa Anda lakukan untuk mencegah infeksi bakteri coliform dari air minum.
- Melakukan pemeriksaan pada pipa saluran air dan sumur secara berkala.
- Memasang alat desinfektan untuk sumber air di rumah.
- Membiarkan peralatan makan, masak, dan bahan makanan benar-benar kering sebelum dipakai setelah dicuci.
- Memperhatikan kualitas air untuk kebutuhan sehari-hari, terutama yang digunakan untuk minum dan menyiapkan makanan.
- Menghancurkan bakteri E. coli dengan memasak air sampai mencapai suhu minimal 70°C.
- Membangun saluran sanitasi dan pengolahan limbah yang tepat, contohnya membuat septic tank dengan jarak minimal 10 meter dari sumur pompa air bersih.
Air adalah salah satu kebutuhan utama manusia untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemantauan berkala pada sumber air Anda.
Kesimpulan
- Bakteri coliform adalah salah satu penyebab pencemaran air. Bakteri ini umumnya berasal dari kotoran hewan dan manusia.
- Tidak ada ciri khusus dari air yang tercemar koliform, jadi Anda membutuhkan pengujian untuk mengetahuinya.
- Minum air yang terkontaminasi koliform bisa menyebabkan diare. Pada kondisi yang lebih parah, bakteri ini bisa menyebabkan sindrom hemolitik uremik.
- Untuk mencegah cemaran bakteri ini, Anda bisa memasang desinfektan pada sumber air di rumah dan melakukan pemeriksaan secara berkala. Selain itu, jangan lupa membuat saluran sanitasi yang memadai.