Demam naik turun sering kali dikaitkan dengan gejala penyakit demam berdarah. Meski begitu, demam adalah gejala yang sangat umum dan bisa terjadi pada masalah kesehatan apapun, termasuk demam. Biasanya, seseorang yang dicurigai demam berdarah harus melakukan serangkaian tes darah lengkap supaya memastikan ada atau tidaknya virus dengue di dalam darahnya. Lalu, apa saja jenis cek darah yang harus dijalani untuk memastikan atau mendiagnosis DBD?
Kapan cek darah untuk DBD perlu dilakukan?
Demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus dengue.
Ada empat serotipe virus dengue penyebab DBD, yaitu DENV-1, -2, -3, dan -4. Infeksi dari virus-virus tersebut menyebabkan berbagai gejala seperti demam, pusing, nyeri pada bola mata, otot, sendi, dan ruam.
Biasanya, pemeriksaan demam berdarah baru akan dilakukan ketika dokter memang sudah mencurigai bahwa Anda terkena virus dengue.
Berikut adalah gejala-gejala yang menentukan bahwa Anda kemungkinan besar terkena DBD.
- Demam tinggi secara tiba-tiba, bahkan mencapai 40 derajat Celsius.
- Demam berlangsung selama 2-7 hari.
- Muncul ruam dan bintik-bintik merah di kulit.
- Nyeri pada otot, sendi, dan bagian belakang bola mata.
- Sakit perut.
- Mual dan sering muntah, terkadang disertai darah.
- Mimisan dan gusi berdarah.
Tes demam berdarah juga sangat dianjurkan apabila Anda mengalami demam tinggi dalam waktu 2 minggu setelah Anda kembali dari negara atau daerah yang terkena wabah demam berdarah.
Jenis-jenis cek darah untuk pemeriksaan DBD
Pada awalnya, dokter akan melihat gejala yang muncul dan meminta Anda untuk melalukan tes darah lengkap. Tes ini akan melihat kadar beberapa komponen dalam darah yaitu hemoglobin, hematokrit, leukosit dan trombosit.
Berdasarkan panduan dari WHO, seseorang akan dicurigai terkena demam berdarah jika hasil cek darah di lab menunjukkan:
- Hematokrit meningkat 5-10%
- Trombosit kurang dari 150 ribu/mikroliter
- Leukosit kurang dari 5.000/mikroliter
Meski begitu, hasil pemeriksaan lab tersebut bisa saja mengarah pada diagnosis penyakit lain yang bukan demam berdarah.
Infeksi virus dengue memang sulit untuk didiagnosis tanpa tes laboratorium karena gejalanya mirip dengan masalah kesehatan lain, misalnya malaria.
Maka itu, jika tanda dan gejala yang muncul tidak begitu khas, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan penunjang DBD lebih lanjut.
Berikut ini jenis-jenis pemeriksaan untuk menentukan dengan pasti apakah Anda memang terkena demam berdarah.
1. Tes NS1
Biasanya, tes ini dilakukan untuk mendeteksi antigen virus demam berdarah saat gejala baru muncul.
Jika Anda sudah mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi selama 3 hari, Anda akan diminta untuk melakukan tes NS1, sebagai pemeriksaan DBD awal.
Pemeriksaan laboratorium NS1 cukup akurat dan efektif untuk mendiagnosis demam berdarah. Jika hasilnya positif, artinya memang Anda terkena penyakit demam berdarah.
Apabila hasilnya negatif tetapi gejala demam berdarah masih terus muncul, maka Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti Anti-Dengue IgG dan IgM, serta hematologi rutin.
Hal ini penting dilakukan agar bisa mendapatkan pengobatan demam berdarah lebih awal dan mencegah komplikasi DBD yang timbul jika terlalu lama dibiarkan.
2. IgM ELISA
Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA) merupakan tes yang biasanya dilakukan setelah 5 hari gejala demam berdarah muncul.
Hasil dari pemeriksaan lab ini akan mendeteksi antibodi IgM dan IgG virus dengue pada penderita DBD.
Biasanya IgM akan muncul terlebih dahulu sekitar 7-10 hari setelah tubuh terkena virus dengue. Kemudia, kadar IgMdalam darah akan terus naik dalam beberapa minggu dan menurun secara bertahap.
Oleh karena itu jika hasil antibodi IgM virus dengue hasilnya positif berarti Anda mengalami infeksi akut.
3. Hemagglutination Inhibition Assay (HAI)
Metode ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi IgG. Antibodi IgG muncul lebih lambat daripada IgM dan menjadi penanda infeksi yang kronis.
Terdeteksinya antibodi IgG dapat digunakan untuk melihat apakah infeksi virus dengue tersebut merupakan infeksi primer atau sekunder.
Jika hasil tes Anda menunjukkan IgG positif sedangkan IgM rendah atau negatif, hal ini menandakan Anda pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya.
Namun jika titer IgG Anda meningkat 4 kali lipat atau lebih besar, misalnya pada pemeriksaan pertama 1:4.
Selanjutnya, berselang 2-4 minggu dilakukan pemeriksaan kedua titer menjadi 1:64, artinya Anda telah mengalami infeksi virus dengue akhir-akhir ini.
Selanjutnya jika hasil IgM maupun IgG negatif artinya gejala yang ditimbulkan bukan karena infesi virus dengue, mungkin karena penyebab yang lain.
Pemeriksaan lab ini memang disediakan untuk mengetahui DBD. Walaupun begitu, biasanya hasil lab DBD HAI memakan waktu yang cukup lama.
Nah, ketiga jenis pemeriksaan ini adalah tes yang sering dianjurkan oleh dokter untuk mengetahui apakah Anda terjangkit virus demam berdarah atau tidak.
Oleh karena itu, sangat disarankan bagi Anda jika mengalami gejala-gejala yang mirip dengan demam berdarah, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan kepastian tersebut.
Apa yang harus dipersiapkan sebelum melakukan cek darah DBD?
Sebenarnya, tidak ada. Tes pemeriksaan penunjang DBD hanya memerlukan sampel darah Anda untuk diteliti, sisanya akan diserahkan oleh ahlinya dan Anda hanya tinggal menunggu saja.
Efek samping pemeriksaan cek darah DBD
Sangat kecil kemungkinannya efek negatif dialami oleh Anda. Namun, setelah pengambilan darah, bisa saja Anda merasakan sedikit nyeri atau memar. Biasanya, gejala tersebut akan hilang dalam beberapa jam saja.
Apabila Anda mendapatkan hasil yang positif dari pemeriksaan laboratorium demam berdarah, maka segera konsultasikan kepada dokter Anda.
Bagaimana cara mengatasinya dan apakah Anda harus dirawat di rumah sakit secara intensif.