Vaksin COVID-19 yang memiliki nilai efikasi tinggi diklaim manjur untuk menangkal infeksi SARS-CoV-2. Salah satu jenis vaksin yang diperbincangkan ialah vaksin Sputnik V asal Rusia. Dengan efikasinya yang melebihi 90 persen, akankah vaksin ini digunakan di Indonesia?
Apa itu vaksin Sputnik V?
Vaksin Sputnik V (Gam-COVID-Vac) adalah vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology asal Rusia.
Jenis vaksin COVID-19 ini bertipe vektor virus non-replikasi (non-replicating viral vector) dengan menggunakan dua jenis adenovirus, yakni adenovirus 26 (Ad26) dan adenovirus 5 (Ad5).
Program vaksinasi COVID-19 dengan vaksin Sputnik ditujukan untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih. Vaksin diberikan dua kali dengan kandungan yang berbeda.
Suntikan vaksin ini akan merangsang respons imun dalam mengenal dan membentuk antibodi untuk mencegah infeksi virus corona penyebab COVID-19.
Efektivitas vaksin Sputnik V
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menerbitkan Emergency Use Listing (EUL) untuk vaksin Sputnik V asal Rusia hingga saat ini.
Emergency Use Listing (EUL) baru bisa diberikan setelah WHO menilai kualitas, kemanjuran, dankeamanan vaksin COVID-19.
Meski begitu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin COVID-19 ini sejak Agustus 2021 silam.
Efikasi vaksin Sputnik V atau Gam-COVID-Vac sebelumnya telah dipublikasikan dalam jurnal Lancet (2021). Uji klinis fase ke-3 vaksin COVID-19 ini melibatkan 19.866 partisipan berusia minimal 18 tahun.
Para partisipan mengikuti vaksinasi sebanyak dua kali. Namun, tidak semuanya mendapatkan suntikan berisi vaksin. Beberapa partisipan mendapatkan suntikan plasebo secara acak.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa dosis primer vaksin Sputnik V memiliki efikasi 91,6% terhadap infeksi SARS-CoV-2 pada hari ke-21 setelah vaksinasi.
Vaksin juga ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar partisipan dengan laporan efek samping ringan setelah pemberiannya.
Dosis dan jadwal pemberian vaksin Sputnik V
Pemberian vaksin dilakukan dengan suntikan ke dalam otot (intramuskular/IM). Berikut ini dosis dan jadwal pemberian vaksin yang perlu Anda ketahui.
Vaksinasi primer Sputnik V
Dosis vaksin primer yang direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih ialah 0,5 ml sebanyak dua kali suntikan. Jarak antardosis vaksinasi yaitu 21 hari.
Prosedur vaksinasi ini menggunakan kandungan yang berbeda. Pemberian pertama menggunakan vaksin dengan adenovirus 26 (Ad26), sedangkan vaksin dosis kedua mengandung adenovirus 5 (Ad5).
Vaksinasi booster Sputnik V
Pemberian vaksin booster bisa dilakukan dengan vaksin Sputnik Light atau dosis pertama yang memiliki kandungan adenovirus 26 (Ad26).
Pada situs resminya, vaksin Sputnik Light sebagai booster memiliki efikasi 83% dalam melawan infeksi COVID-19 dan 94% untuk mencegah kasus rawat inap.
Jenis vaksin ini juga diklaim mampu meningkatkan antibodi untuk mencegah infeksi varian virus penyebab COVID-19, termasuk varian Omicron.
Cara pemberian vaksin Sputnik V
Vaksin COVID-19 Sputnik V hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis terlatih. Vaksin akan diberikan melalui suntikan intramuskular (IM).
Sebelum melakukan prosedur ini, petugas akan melakukan skrining terkait kondisi kesehatan Anda sehingga Anda dinilai aman untuk menerima dosis vaksin primer atau booster.
Penyuntikan akan dilakukan pada bagian lengan atas. Petugas akan membersihkan area suntikan dengan alcohol swab sebelum dan setelah suntik vaksin.
Jika Anda telah memperoleh vaksin, dokter atau petugas akan melakukan observasi dengan meminta Anda untuk tidak meninggalkan lokasi vaksinasi selama 15–30 menit.
Hal ini bertujuan untuk memantau ada-tidaknya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang bisa terjadi pada sebagian penerima vaksin COVID-19.
Setelah dinyatakan bebas dari KIPI, dokter atau petugas akan menjelaskan jadwal pemberian vaksin COVID-19 dosis kedua atau lanjutan.
Efek samping vaksin Sputnik V
Penggunaan vaksin COVID-19 Sputnik V mungkin menyebabkan kemunculan beberapa efek samping yang umum, meliputi:
demam,
menggigil,
nyeri otot dan sendi,
badan lemas,
sakit kepala, dan
nyeri pada area suntikan.
Setelah vaksin, dokter atau petugas akan memberikan Anda obat pereda demam atau nyeri, seperti paracetamol. Bila perlu, Anda bisa minum obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Segera kunjungi dokter bila gejala memburuk atau muncul reaksi alergi, seperti gatal-gatal, kesulitan bernapas, mengi, serta pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Peringatan dan perhatian saat menerima vaksin
Pemberian vaksin COVID-19 cenderung aman dan efektif untuk mencegah infeksi coronavirus. Meski begitu, berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mendapatkan vaksin ini.
Beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat reaksi alergi parah maupun hipersensitivitas terhadap kandungan apa pun yang terdapat di dalam vaksin.
Beri tahu dokter bila Anda memiliki komorbiditas, seperti penyakit paru, penyakit jantung, penyakit liver, obesitas berat, dan diabetes melitus.
Beri tahu dokter bila Anda memiliki gangguan yang menyebabkan sistem imun lemah, seperti infeksi HIV, penyakit autoimun, atau sedang menggunakan obat imunosupresan.
Hindari pemberian vaksin bila Anda mengalami demam akut (suhu tubuh di atas 38,5°C) dan tunda vaksinasi sampai Anda tidak lagi mengalami demam.
Pastikan Anda memberitahu dokter tentang obat resep, nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal yang sedang Anda gunakan.
Informasikan dokter bila Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang dalam masa menyusui.
Apakah vaksin Sputnik V aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Data yang tersedia mengenai pemberian vaksin COVID-19 pada ibu hamil dan menyusui tidak memadai untuk menggambarkan risikonya.
Vaksinasi juga direkomendasikan untuk ibu menyusui karena kemungkinan tidak berisiko dan pemberian ASI boleh dilanjutkan setelah vaksinasi.
Apabila Anda ragu terkait risiko vaksin saat hamil atau menyusui, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui manfaat dan risikonya.
Interaksi vaksin Sputnik V dengan obat lain
Belum ada bukti vaksin Sputnik V atau Gam-COVID-Vac ini memicu interaksi yang mengubah kinerja atau meningkatkan risiko efek samping serius dari penggunaan obat lain.
Meski begitu, tetap konsultasikan dengan dokter Anda terkait produk yang sedang digunakan, termasuk obat-obatan resep, nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal.
Jangan memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat tanpa persetujuan dokter Anda.
Kapan vaksin Sputnik V digunakan di Indonesia?
Vaksin Sputnik V belum masuk ke Indonesia meski telah memperoleh persetujuan penggunaan darurat dari BPOM. Seperti dikutip dari detikHealth (24/2), Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, menekankan bahwa pemerintah belum memasukkan vaksin ini ke dalam program vaksinasi pemerintah.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
About Sputnik V. Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology. (2022). Retrieved 19 July 2022, from https://sputnikvaccine.com/about-vaccine/
About Sputnik Light. Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology. (2022). Retrieved 19 July 2022, from https://sputnikvaccine.com/about-vaccine/sputnik-light/
Investigating the Impact of COVID-19 During Pregnancy. Centers for Disease Control and Prevention. (2022). Retrieved 14 July 2022, from https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/cases-updates/special-populations/pregnancy-data-on-covid-19/what-cdc-is-doing.html
Badan POM Kembali Terbitkan EUA untuk Vaksin COVID-19 Sputnik-V. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2021). Retrieved 19 July 2022, from https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/620/Badan-POM-Kembali-Terbitkan-EUA-untuk-Vaksin-COVID-19-Sputnik-V.html
Sagita, N. (2022). Rusia Serang Ukraina, Vaksin COVID-19 Sputnik-V Jadi Masuk RI?. detikHealth. Retrieved 18 July 2022, from https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5957214/rusia-serang-ukraina-vaksin-covid-19-sputnik-v-jadi-masuk-ri
Logunov, D., Dolzhikova, I., Shcheblyakov, D., Tukhvatulin, A., Zubkova, O., & Dzharullaeva, A. et al. (2021). Safety and efficacy of an rAd26 and rAd5 vector-based heterologous prime-boost COVID-19 vaccine: an interim analysis of a randomised controlled phase 3 trial in Russia. The Lancet, 397(10275), 671-681. https://doi.org/10.1016/s0140-6736(21)00234-8
Versi Terbaru
07/09/2023
Ditulis oleh Satria Aji Purwoko
Ditinjau secara medis olehdr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.