Leukemia merupakan salah satu dari tiga jenis kanker darah yang paling umum selain limfoma dan multiple myeloma. Ketahui lebih dalam tentang jenis, tanda dan gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya melalui pembahasan berikut ini.
Apa itu leukemia?
Leukemia adalah jenis kanker yang memengaruhi darah dan sumsum tulang. Penyakit ini disebabkan oleh produksi sel darah putih abnormal yang terlalu banyak.
Sel abnormal dapat menghalangi kerja sel darah putih dalam melawan infeksi serta merusak kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah dan trombosit.
Hal ini bisa menyebabkan masalah serius pada tubuh, seperti anemia, perdarahan, dan infeksi.
Bahkan, sel abnormal juga dapat menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain sehingga menimbulkan pembengkakan atau nyeri pada bagian tubuh tertentu.
Seberapa umum kondisi ini terjadi?
Leukemia paling sering terjadi pada anak-anak dan lansia berusia 65–74 tahun. Menurut data Global Cancer Observatory (Globocan) pada 2022, jumlah kasus baru leukemia di Indonesia mencapai 13.959 kasus dengan angka kematian mencapai 10.370 kasus. Jenis-jenis leukemia
Leukemia dapat berkembang dengan cepat atau lambat. Sel kanker yang berkembang lambat disebut leukemia kronis, sedangkan yang berkembang cepat disebut leukemia akut.
Selain perkembangan penyakitnya, kanker darah ini pun dibagi kembali berdasarkan jenis sel darah putih yang terdampak oleh sel kanker.
Berdasarkan kedua hal tersebut, berikut ini adalah keempat jenis leukemia.
1. Leukemia limfoblastik akut
Leukemia limfoblastik akut atau acute lymphoblastic leukemia (ALL) terjadi saat sumsum tulang memproduksi terlalu banyak limfosit abnormal yang belum matang (limfoblas).
2. Leukemia mieloid akut
Leukemia mieloid akut atau acute myeloid leukemia (AML) terjadi ketika sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel darah putih mieloid abnormal yang belum matang (mieloblas).
3. Leukemia limfositik kronis
Leukemia limfositik kronis atau chronic lymphocytic leukemia (CLL) melibatkan sel limfosit yang sudah matang dan paling sering terjadi pada orang dewasa berusia di atas 65 tahun.
4. Leukemia mieloid kronis
Leukemia mieloid kronis atau chronic myeloid leukemia (CML) terjadi ketika sel-sel mieloid yang sudah matang berubah menjadi sel kanker, lalu tumbuh perlahan dan menggantikan sel normal.
Selain keempat jenis di atas, ada pula jenis leukemia lain yang lebih langka, seperti hairy cell leukemia, praleukemia atau myelodysplastic syndromes (MDS), atau myeloproliferative disorders.
Stadium leukemia
Dilansir dari Moffitt Cancer Center, stadium leukemia bisa dijelaskan menggunakan sistem Rai. Berikut ini penjelasannya.
- Stadium 0: pasien memiliki tingkat sel darah putih yang tinggi, tetapi tidak mengalami gejala fisik tertentu.
- Stadium 1: pasien memiliki kadar sel darah putih yang tinggi dan pembesaran kelenjar getah bening.
- Stadium 2: pasien memiliki kadar sel darah putih yang tinggi dan mengalami gejala anemia. Pasien juga mengalami pembengkakan kelenjar getah bening.
- Stadium 3: pasien memiliki kadar sel darah putih yang tinggi dan mengalami anemia. Pasien juga mengalami pembesaran kelenjar getah bening dan/atau pembesaran hati atau limpa.
- Stadium 4: pasien memiliki kadar sel darah putih dan trombosit yang rendah. Pasien juga mengalami anemia serta pembesaran kelenjar getah bening, hati, atau limpa.
Tanda dan gejala leukemia
Tanda dan gejala leukemia dapat bervariasi tergantung jenisnya. Meski begitu, gejala leukemia yang umumnya terlihat adalah sebagai berikut.
- Demam, menggigil, atau berkeringat berlebihan di malam hari.
- Kelelahan dan tubuh terasa lemah.
- Sakit kepala.
- Sering terkena infeksi, seperti flu atau infeksi lain yang lebih parah.
- Penurunan berat badan secara drastis yang tidak dapat dijelaskan.
- Mudah berdarah atau memar.
- Mimisan yang berulang.
- Bintik-bintik merah kecil pada kulit.
- Nyeri tulang atau sendi.
- Kulit pucat.
- Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, ketiak, selangkangan, atau perut.
Tanda dan gejala di atas memang tampak seperti penyakit infeksi yang umum terjadi, seperti flu. Akan tetapi, sebaiknya kunjungi dokter bila Anda mengalaminya secara berulang.
Saat leukemia dideteksi lebih dini, peluang sembuhnya akan jauh lebih besar. Konsultasikan dengan dokter untuk memperoleh diagnosis dan penanganan yang tepat.
Penyebab leukemia
Penyebab leukemia adalah perubahan atau mutasi DNA pada sel darah ataupun kelainan pada sel darah putih lainnya.
Sel darah putih akhirnya tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Sel abnormal ini akan tetap hidup dan berkembang, sedangkan sel yang normal justru akan mati.
Belum diketahui apa yang menyebabkan hal tersebut. Akan tetapi, para peneliti menduga ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.
Faktor risiko leukemia
Beberapa faktor di bawah ini diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena leukemia.
- Pernah menjalani pengobatan kanker, seperti kemoterapi atau terapi radiasi.
- Kelainan genetik tertentu, seperti Down syndrome.
- Terpapar bahan kimia tertentu, seperti benzene.
- Kebiasaan merokok.
- Riwayat keluarga dengan penyakit leukemia.
Memiliki satu atau lebih faktor risiko di atas belum tentu akan membuat Anda terkena penyakit ini.
Sebaliknya, seseorang yang terkena kanker sel darah putih mungkin saja memiliki faktor risiko lain yang tidak disebutkan di atas atau tidak diketahui.
Diagnosis leukemia
Dokter terlebih dahulu akan bertanya mengenai gejala yang Anda rasakan, berapa lama Anda mengalaminya, dan seperti apa riwayat kesehatan Anda secara keseluruhan.
Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tanda fisik lain, misalnya kulit pucat, pembengkakan kelenjar getah bening, atau pembesaran hati dan limpa.
Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan medis di bawah ini.
- Tes darah: memeriksa sampel darah untuk menghitung komponen dalam darah, seperti sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit.
- Biopsi sumsum tulang: mengambil sampel sumsum tulang dari tulang pinggul dengan jarum tipis dan panjang untuk mencari keberadaan sel kanker.
- Tes pencitraan: melakukan pemeriksaan rontgen dada, CT scan, atau MRI untuk mencari penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lainnya.
Pengobatan leukemia
Pengobatan leukemia ditentukan berdasarkan usia, kondisi kesehatan pasien secara umum, jenis kanker, serta perkembangan atau penyebaran sel kanker di tubuh.
Pada kondisi tertentu, kanker darah mungkin sulit disembuhkan. Pengobatan yang diberikan hanya bertujuan untuk mengendalikan penyakit dan memperpanjang angka harapan hidup pasien.
Berikut adalah beberapa pengobatan yang umumnya diberikan kepada pasien kanker sel darah putih.
1. Kemoterapi
Kemoterapi melibatkan pemberian obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Obat kemoterapi dapat diminum sebagai obat oral atau diberikan melalui suntikan ke pembuluh vena.
2. Terapi biologis
Terapi biologis adalah pengobatan yang dirancang untuk memperkuat kekebalan tubuh sehingga lebih efektif untuk melawan sel kanker di dalam tubuh.
3. Terapi target
Terapi target menggunakan obat-obatan untuk menyerang sel kanker secara spesifik sehingga mampu meminimalkan kerusakan pada sel-sel tubuh yang sehat.
4. Terapi radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi adalah pengobatan leukemia menggunakan radiasi tingkat tinggi, seperti sinar-X dan proton, untuk merusak dan menghambat pertumbuhan sel kanker.
5. Transplantasi sumsum tulang
Ini merupakan untuk menggantikan sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat. Tujuannya untuk memulihkan produksi sel darah dan memperkuat kekebalan tubuh.
Kanker sel darah putih mungkin tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun, Anda bisa melakukan pencegahan leukemia untuk mengurangi risiko penyakit ini.
Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan pola makan sehat dan seimbang, berolahraga teratur, berhenti merokok, serta menghindari paparan radiasi dan bahan kimia berbahaya.
Jika Anda mengalami tanda dan gejala yang dicurigai sebagai kanker sel darah putih, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Kesimpulan
- Leukemia adalah penyakit kanker yang terjadi ketika sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel darah putih yang abnormal.
- Gejala dari penyakit kanker ini mirip dengan penyakit infeksi umum, seperti flu. Akan tetapi, gejalanya akan berlangsung terus-menerus dan memburuk dari waktu ke waktu.
- Pengobatan untuk kanker sel darah putih ini meliputi kemoterapi, terapi radiasi, terapi target, terapi biologis, dan transplantasi sumsum tulang.
[embed-health-tool-bmi]