Kemoterapi merupakan salah satu cara menghentikan pertumbuhan kanker. Pengobatan ini terdiri dari berbagai metode yang akan disesuaikan dengan jenis, lokasi, stadium, dan kondisi pasien.
Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Kemoterapi merupakan salah satu cara menghentikan pertumbuhan kanker. Pengobatan ini terdiri dari berbagai metode yang akan disesuaikan dengan jenis, lokasi, stadium, dan kondisi pasien.
Lalu, apa saja yang perlu diketahui sebelum melakukan kemoterapi? Simak ulasan berikut untuk jawabannya.
Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan berbagai bahan kimia dalam obat-obatan untuk menghentikan dan membunuh sel kanker.
Meski paling banyak digunakan untuk pasien kanker, kemoterapi sebenarnya juga bisa mengatasi masalah kesehatan lain yang berhubungan dengan pertumbuhan sel abnormal, seperti autoimun dan gangguan darah.
Namun, di samping menghancurkan sel abnormal, chemotherapy memang bisa menghancurkan sel sehat di sekitarnya. Inilah penyebab efek samping kemoterapi.
Berdasarkan laman American Cancer Society, tujuan kemoterapi bisa dibedakan dibedakan menjadi tiga seperti berikut.
Jika memungkinkan, kemoterapi akan digunakan untuk menyembuhkan atau menghilangkan seluruh sel kanker.
Namun,, karena kanker merupakan penyakit yang tidak bisa sembuh total, dokter biasanya menggunakan istilah kuratif.
Jika kemungkinan kanker sembuh sangat kecil, dokter akan memberikan chemotherapy kontrol untuk menghentikan pertumbuhan dan penyebaran kanker.
Kemoterapi kontrol bertujuan untuk meningkatkan angka harapan hidup pasien.
Kemoterapi paliatif bertujuan meringankan gejala kanker. Perawatan paliatif umumnya diberikan untuk kanker stadium lanjut yang sudah sulit dikendalikan.
Dengan kemoterapi paliatif, pasien diharapkan bisa hidup lebih nyaman karena berbagai rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh kanker telah berkurang.
Kemoterapi bekerja dengan cara menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker yang tumbuh cepat.
Dengan begitu, penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain bisa dihentikan. Selain itu, ukuran tumor juga bisa menjadi lebih kecil sehingga meringankan rasa sakit.
Sebelumnya, perlu Anda tahu bahwa sel manusia memang terus membelah diri. Namun, pada pasien kanker, pertumbuhan tersebut tidak terkendali sehingga membentuk benjolan atau tumor.
Sebelum menjalani chemotherapy, dokter biasanya meminta pasien untuk menjalani beberapa persiapan seperti berikut.
Setelah itu, dokter akan melakukan rencana pengobatan. Pasalnya, kemoterapi biasanya dilakukan selama kurun waktu tertentu, tergantung jenis kanker dan tujuan pengobatan.
Satu periode kemoterapi bisa dilakukan selama 3–6 bulan. Seorang pasien kanker bisa mendapatkan hingga 4–8 periode kemo.
Obat chemotherapy bisa diberikan dengan berbagai cara, tergantung jenis kanker dan kondisi pasien.
Melansir dari lama Mayo Clinic, berikut adalah beberapa cara pemberian obat-obatan kemo pada pasien kanker.
Terlepas dari cara pemberiannya, setiap jenis pengobatan kanker dengan kemo memiliki tingkat keberhasilan yang hampir sama.
Alih-alih metode, tingkat keberhasilan pengobatan akan didasarkan pada jenis kanker, keparahan, usia, dan kondisi kesehatan pasien.
Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan yang cukup efektif untuk kanker, terlebih kemo bisa dikombinasikan dengan metode pengobatan lain, seperti operasi dan radiasi.
Namun, chemotherapy juga bisa menimbulkan berbagai efek samping bagi pasien kanker. Berikut adalah beberapa di antaranya.
Umumnya, berbagai efek samping kemoterapi berikut akan menghilang saat kemo dihentikan.
Selain menghancurkan sel kanker, pengobatan ini juga bisa merusak sel sehat dalam tubuh.
Oleh karena itu, pengobatan ini juga berisiko menyebabkan berbagai efek samping jangka panjang seperti berikut.
Meski begitu, jangan takut untuk menjalani kemoterapi. Pasalnya, dokter tentu sudah mempertimbangkan efektivitas dan risiko efek samping dari setiap pengobatan yang dipilih.
Setelah memberikan perawatan, dokter biasanya juga akan memberikan anjuran pola hidup sehat untuk pasien kanker. Dengan mengikuti petunjuk tersebut, risiko efek samping akan berkurang.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar