backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

6 Sumber Stres dalam Pernikahan yang Bisa Sebabkan Depresi

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 09/02/2022

    6 Sumber Stres dalam Pernikahan yang Bisa Sebabkan Depresi

    Menikah bisa menjadi jawaban atas segala harapan dan keinginan Anda. Tapi pernikahan juga bisa menjadi sumber stres dalam hidup yang ujung bisa menyebabkan depresi setelah menikah.

    Berbagi hidup dengan orang lain memang tak selalu mudah dan indah. Ada berbagai faktor yang bisa membuat Anda dan pasangan merasa stres atau tertekan dalam pernikahan. Apa saja yang bisa menimbulkan stres dalam pernikahan?

    Sumber stres setelah menikah yang jadi penyebab depresi

    psikosis pdf

    Masalah dalam pernikahan adalah hal yang wajar terjadi. Anda tak perlu mengambil keputusan untuk berpisah ketika terjadi pertengkaran kecil dalam kehidupan rumah tangga.

    Cobalah kenali sumber masalah dan bersama dengan pasangan Anda mencari jalan keluar yang terbaik. Jika Anda merasa stres dan depresi setelah menikah, komunikasikan dengan pasangan. 

    Berikut ini adalah berbagai sumber stres depresi dalam pernikahan yang mungkin Anda alami. Ingat, segera atasi sumber stres ini sebelum menimbulkan masalah mental yang lebih kronis.

    1. Masalah keuangan

    Stres yang disebabkan oleh masalah keuangan dalam rumah tangga menjadi penyebab perceraian yang paling besar. 

    Setiap pasangan suami istri ditantang untuk menyatukan visi dan misi dalam masalah finansial. Hal ini tidak lah mudah dilakukan. Biasanya masalah semakin bertambah pelik kalau satu pihak cenderung menghambur-hamburkan uang dan pihak lainnya bersikeras untuk menabung.  

    Stres juga bisa terjadi dalam keluarga ketika Anda atau pasangan kehilangan pekerjaan. Padahal, pemasukan dari pekerjaan tersebut membantu mencukupi berbagai keperluan di rumah.

    2. Perbedaan pola asuh anak

    Kehadiran si kecil adalah momen yang membahagiakan bagi Anda dan pasangan. Akan tetapi, bisa juga menjadi sumber stres dan berujung dengan depresi setelah menikah.

    Kehadiran anak membutuhkan tanggung jawab, mulai dari mencukupi kebutuhannya, memberinya kasih sayang, dan menjadi panutan yang baik untuk dirinya. Anda mungkin memiliki perbedaan dalam cara mengasuh si kecil.

    Perbedaan pola asuh bisa menimbulkan tekanan, ketegangan, dan stres bagi Anda dan pasangan. Tekanan untuk menjadi orang tua yang ideal saja sudah cukup berat, apalagi jika Anda dan pasangan masih belum sepaham dalam cara membesarkan anak.

    3. Kehidupan seks yang buruk

    Cara meningkatkan gairah seksual wanita

    Seks merupakan salah satu pilar pernikahan yang harus dijaga agar rumah tangga tetap langgeng dan hubungan tetap sehat.

    Maka itu, tanpa Anda atau pasangan sadari, masalah dalam kehidupan seks bisa menyebabkan stres. Coba pikirkan lagi, kapan Anda dan pasangan terakhir berhubungan intim? Apakah Anda dan pasangan menikmatinya? 

    Ketidakpuasan yang muncul pada Anda maupun pasangan dalam berhubungan intim, bisa jadi percikan api kecil yang jika tidak diatasi akan semakin membesar dan merusak hubungan.

    4. Komunikasi tidak berjalan dengan baik

    Sumber stres setelah menikah yang bisa berujung dengan penyakit depresi bisa jadi adalah komunikasi Anda dan pasangan yang tidak berjalan dengan baik.

    Padahal komunikasi menjadi cara Anda dan pasangan untuk selalu terhubung satu sama lain, sekaligus dapat menemukan solusi jika ada permasalahan. Jika Anda maupun pasangan tidak dapat mengutarakan emosi, pendapat, maupun keinginan bisa jadi komunikasi yang dibangun tidak berjalan dengan baik.

    5. Ketidaksetiaan

    Menikah berarti berkomitmen untuk membangun keluarga yang saling mencintai dan menghargai satu sama lain. Hal tersebut membutuhkan kesetiaan yang kuat.

    Sayangnya, ada saja godaan yang membuat pasangan melakukan perselingkuhan. Sekali berselingkuhan, hilang sudah kepercayaan yang dibangun. Terlebih, tidak semua orang bisa menolerir hal tersebut.

    Hilangnya kepercayaan pada pasangan mengakibatkan rasa cemas, gelisah, dan takut yang berlarut-larut, bahkan memicu pertengkaran. Anda pun akan dipenuhi dengan pikiran negatif dan inilah yang bisa menimbulkan stres. Demikian juga halnya jika Anda lah yang tidak dipercayai oleh pasangan.  

    6. Masalah kesehatan

    Depresi setelah menikah bisa juga disebabkan oleh masalah kesehatan yang mungkin Anda atau pasangan miliki.

    Biasanya, ini mengarah pada penyakit kronis karena akan mempengaruhi berbagai aspek, mulai dari keuangan karena harus menjalani pengobatan dan kehidupan seks karena pasangan mungkin tidak seleluasa dulu dalam menjalani aktivitas seks.

    Bisa juga berkaitan ketidakmampuan pasangan untuk memiliki keturunan. Kesemua hal tersebut bisa mengikis kebahagiaan jika tidak diatasi dengan cara yang tepat.

    Dampak buruk stres setelah menikah selain depresi

    hormon stres

    Stres yang berasal dari pernikahan Anda tidak akan menghilang begitu saja jika Anda dan pasangan tidak mengusahakan penyelesaian apa pun. Justru gejala stres yang diabaikan bisa membahayakan kesehatan Anda.

    Menurut situs Mayo Clinic, stres akan terus menumpuk dan pada akhirnya bisa meningkatkan risiko terjadinya depresi. Selain berujung dengan depresi, stres kronis yang menumpuk juga bisa menimbulkan masalah kesehatan di bawah ini.

    Dementia

    Dampak lain dari mengabaikan stres yang muncul akibat masalah dalam pernikahan adalah risiko dementia.

    Deborah Barnes dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Archives of General Psychiatry membuktikan bahwa tekanan dan depresi yang dialami seseorang pada usia paruh baya (35 tahun ke atas) meningkatkan risiko Anda terserang Alzheimer hingga dua kali lipat dan dementia hingga tiga kali lipat.

    Penyakit jantung

    Pernikahan yang penuh dengan tekanan dan sumber stres bisa memberikan dampak buruk bagi jantung Anda.

    Para ahli di Michigan State Unversity telah berhasil membuktikan kaitan penyakit jantung dengan tingkat kebahagiaan pasangan dalam sebuah pernikahan. Semakin Anda stres dalam pernikahan, semakin tinggi pula risiko Anda terserang penyakit jantung.

    Apakah Anda berisiko mengalami penyakit jantung? Cek risiko alami penyakit kardiovaskular di sini!

    Cara mengatasi depresi setelah menikah

    masalah perkembangan dewasa

    Ketika Anda mengalami stres berumah tangga, cari tahu apa masalah yang dihadapi. Cobalah untuk membuka diri dengan pasangan.

    Itu berarti Anda harus mau jujur dan menyampaikan apa yang selama ini Anda rasakan, jangan hanya berasumsi bahwa pasangan Anda seharusnya sudah mengerti isi pikiran Anda. Anda juga harus mau mendengarkan pasangan Anda dengan hati yang lapang, tanpa maksud membela diri atau membantah. Bisa perlu, lakukan konseling dengan psikolog yang menangani masalah pernikahan.

    Jika stres sudah memburuk dan menunjukkan tanda-tanda depresi, seperti Anda merasa selalu sedih, mudah kelelahan, dan kehilangan minat pada banyak hal, segera minta bantuan dokter ahli kejiawaan.

    Depresi akibat masalah pernikahan bisa diobati seperti penyakit depresi pada umumnya. Pasien bisa minum antidepresan, obat antikecemasan, dan pada beberapa kasus obat antipsikotik. Di samping itu, dokter mungkin menyarankan Anda atau pasangan untuk mengikuti psikoterapi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 09/02/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan