backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

5 Hal yang Harus Anda Lakukan Saat Melihat Bullying

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    5 Hal yang Harus Anda Lakukan Saat Melihat Bullying

    Sekolah, tempat kerja, rumah, hingga media sosial merupakan tempat di mana Anda bisa melihat bullying.

    Jika dibiarkan, bullying bisa membuat korban lebih rentan depresi, sedangkan pelaku akan terus melakukan hal yang sama berkali-kali.

    Lantas, bagaimana seharusnya Anda bersikap saat melihat bullying? Apakah Anda perlu segera menghentikannya atau mencari pertolongan orang lain? Simak jawabannya di sini.

    Apa yang harus dilakukan saat melihat bullying?

    Bullying bukan sekedar tindakan kekerasan fisik pada orang lain, seperti menendang, menampar, atau memukul.

    Perilaku tidak terpuji ini juga bisa dilakukan tanpa kekerasan fisik, seperti mengejek, mengolok, atau menyebarkan gosip.

    Bullying tanpa kekerasan fisik itulah yang sering kali tidak disadari dan susah dibuktikan. Padahal, keduanya sama-sama membahayakan bagi kesehatan mental dan fisik.

    Lantas, apa yang sebaiknya Anda lakukan saat melihat bullying?

    1. Kumpulkan barang bukti

    korban bullying

    Penting untuk melakukan pengumpulan barang bukti pada kasus bullying, baik itu berupa foto, rekaman, atau barang.

    Jika Anda atau korban mengalami luka karena bullying, Anda bisa mengumpulkannya dalam bentuk foto sebelum menyembuhkannya.

    Selain itu, usahakan supaya barang bukti yang Anda simpan tidak diketahui banyak orang.

    Pastikan bahwa yang mengetahui barang bukti itu hanyalah korban dan pihak yang berwenang, seperti HRD (jika bullying terjadi di kantor), kepolisian, atau keluarga (jika pelaku tidak berasal dari keluarga).

    2. Cari bantuan

    Pahami seberapa jauh Anda bisa membantu korban bullying. Jika Anda merasa kebingungan atau khawatir akan menjadi korban selanjutnya jika membantu, sebaiknya cari bantuan ke orang lain.

    Semakin banyak bantuan yang Anda kumpulkan, semakin besar pula kekuatan yang Anda dapatkan. Banyaknya orang yang membantu juga akan membuat korban merasa tidak sendirian, apalagi terkucilkan.

    3. Dampingi korban

    Seseorang yang menjadi korban bullying mungkin membutuhkan orang lain untuk membicarakan apa yang mereka rasakan.

    Dengan mendengarkan dan peka pada tanda-tanda bullying di sekitar Anda, Anda juga bisa membantu korban memecahkan masalah.

    Selagi mendengarkan, jangan lupa untuk meyakinkan bahwa apa yang terjadi bukanlah salah mereka dan mereka tidak pantas mendapatkan perlakuan tersebut.

    Pendampingan yang Anda berikan kepada korban akan membuat mereka merasa mendapatkan dukungan.

    4. Alihkan perhatian pelaku bullying

    Ketika melihat bullying, Anda juga bisa memberikan bantuan tanpa benar-benar menunjukkannya. Salah satu caranya adalah dengan mengalihkan perhatian pelaku bullying. 

    Contohnya saat Anda melihat seseorang sedang melaukan bullying di tempat kerja, cobalah untuk mengajaknya mengobrol atau meminta bantuannya.

    Jika cara tersebut tidak berhasil, cobalah untuk mengalihkan perhatian pelaku dengan berkata seperti berikut, “Kamu dipanggil atasan, coba ke sana dulu ya.” 

    Dengan cara tersebut, diharapkan pelaku bullying memiliki alasan kuat untuk meninggalkan korbannya.

    5. Hadapi pelaku bullying

    Mengutip dari laman Planned Parenthood, jika memungkinkan, cara terbaik yang bisa Anda lakukan saat melihat bullying adalah menegur pelaku secara langsung.

    Dengan begitu, pelaku juga akan semakin sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah tindakan yang salah.

    Jika Anda merasa khawatir untuk melakukannya sendiri, ajaklah orang lain untuk menegur pelaku.

    Penting untuk diketahui

    Jangan terbiasa untuk berdiam diri saat melihat bullying. Pasalnya, tindakan apatis ini bisa membuat korban semakin dirugikan, sedangkan pelaku merasa mendapat dukungan.

    Sikap yang perlu diajarkan pada anak jika melihat bullying

    saksi bullying

    Selain membantu, setidaknya ada dua sikap lain yang kerap ditunjukkan seseorang saat melihat bullying.

    Pertama adalah mereka yang ikut ketakutan sehingga tidak bisa memberi bantuan. Ini terkadang terasa cukup menyiksa karena membuat seseorang merasa bersalah dan tidak berdaya saat melihat bullying.

    Sementara itu, ada juga yang membiarkannya karena berpikir akan ada orang lain yang membantu korban.

    Sayangnya, kedua respons tersebut dapat berdampak buruk, baik bagi korban maupun orang yang melihatnya.

    Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan pada anak tentang sikap seperti apa yang sebaiknya mereka tunjukkan saat melihat bullying. Berikut adalah beberapa sikap yang bisa Anda ajarkan.

    1. Jangan ikut-ikutan

    Kadang kala, anak-anak tidak mengetahui bahwa apa yang dilakukan pelaku bullying adalah sesuatu yang merugikan orang lain dan hanya menganggapnya sebagai lelucon.

    Karena terlihat lucu, anak-anak mungkin justru ikut menertawakan candaan yang berlebihan tersebut.

    Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan tindakan apa saja yang termasuk bullying dan mintalah mereka untuk tidak melakukannya atau ikut menertawakan korban.

    2. Jadikan korban sebagai teman

    Alih-alih ikut mem-bully, ajarkan anak Anda untuk melindungi seseorang yang terlihat lemah seperti korban bullying. Cara ini tidak perlu selalu dilakukan secara langsung saat melihat bullying.

    Berikanlah si kecil ide untuk bermain bersama korban bullying, makan bersama, atau duduk di sampingnya saat di kelas.

    Selain membuat korban merasa lebih aman, laman National Crime Prevention Council menjelaskan bahwa berteman dengan korban bullying akan mengurangi risiko korban kembali di-bully di masa depan.

    3. Jangan musuhi pelaku

    Bullying memang perilaku tidak terpuji, tetapi anak-anak mungkin belum mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu, jangan meminta anak Anda memusuhi pelaku bullying.

    Sebagai gantinya, ibu bisa meminta si kecil untuk menjaga jarak dengan pelaku. Penting juga untuk mengajarkan anak-anak berperilaku asertif supaya mereka tidak menjadi pelaku atau korban bullying.

    4. Laporkan pada orang dewasa

    Satu hal yang perlu Anda ajarkan pada si kecil saat melihat bullying adalah melaporkannya pada orang dewasa atau yang lebih berwenang.

    Misalnya, jika mereka melihat bullying di sekolah, ajarkan untuk melaporkannya pada guru.

    Melaporkan perilaku bullying penting untuk dilakukan, sebab korban mungkin terlalu takut melakukannya karena khawatir akan kembali mendapatkan perlakuan serupa.

    Banyak pelaku bullying tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang salah. Di sisi lain, tidak sedikit pula korban yang merasa bahwa apa yang diterimanya adalah hal yang wajar.

    Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami apa itu bullying dan mengetahui cara yang tepat saat melihatnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Klinik Chika Medika


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan