backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal 2 Tipe Umum Bipolar dan Beberapa Jenis Lainnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 18/01/2021

    Mengenal 2 Tipe Umum Bipolar dan Beberapa Jenis Lainnya

    Bipolar disorder atau gangguan bipolar mungkin sudah tidak asing di telinga Anda. Artis terkemuka di Indonesia, Marshanda, menjadi salah satu orang yang memiliki kondisi ini. Ada dua jenis gangguan bipolar yang perlu Anda ketahui, yaitu bipolar disorder tipe 1 dan bipolar disorder tipe 2. Lalu untuk mengobatinya, apakah pasien dengan jenis bipolar yang berbeda ini mendapatkan perawatan yang sama? Simak ulasannya berikut ini.

    Kenali berbagai tipe gangguan bipolar

    Jangan tertukar antara gangguan bipolar dengan gangguan kepribadian ganda alias dissociative disorder. Untuk penjelasan seputar apa itu gangguan kepribadian ganda, cek pada tautan berikut ini. 

    Bipolar disorder adalah penyakit kejiwaan yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem. Orang dengan kondisi ini memiliki suasana hati yang tidak stabil, yaitu sangat cepat berubah dan bertolak belakang. Terkadang, ia akan merasa sangat aktif dan bersemangat. Di lain sisi, ia akan merasakan tertekan dan depresi.

    Terjadinya perubahan suasana hati tanpa kendali ini dapat mengganggu seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, belajar di sekolah, atau bahkan menjalin hubungan dengan orang-orang di sekitarnya.

    Secara garis besar, orang dengan bipolar disorder mengalami tiga gejala utama yaitu episode mania, episode hipomania, dan episode depresi. Dari gejala ini, dapat dikategorikan dua jenis bipolar disorder, yaitu:

    1. Gangguan bipolar tipe 1

    Orang dengan bipolar tipe 1 biasanya mengalami suatu episode mania (sangat bahagia) yang kemudian berubah atau diikuti dengan episode depresi (sangat sedih). Dalam kasus ini, perubahan suasana hati yang muncul akan sangat kentara ketika orang tersebut sedang bahagia dan bersemangat, sampai sedih dan depresi berat secara tiba-tiba.

    Episode mania adalah gangguan suasana hati yang membuat seseorang sangat bersemangat secara mental dan fisik.

    Saat episode ini terjadi, keputusan yang diambil kadang tidak rasional. Misalnya, menghabiskan uang untuk membeli benda-benda yang sebetulnya tidak dibutuhkan, melakukan kekerasan, atau bahkan pelecehan seksual.

    Episode mania umumnya berlangsung sekitar 1 minggu, yang diiringi dengan episode depresi selama 2 minggu.

    2. Gangguan bipolar tipe 2

    Orang yang didiagnosis bipolar disorder tipe II tidak akan mengalami episode mania, tetapi episode hipomania. Episode hipomania adalah bentuk mania yang tidak terlalu ekstrem sehingga perubahan suasana hati tidak terlalu kentara.

    Meski sulit diketahui, orang-orang di sekitar pasien mampu mengenali perubahan tersebut. Episode hipomania ini biasanya akan bertahan paling lama selama 4 hari.

    3. Siklotimia disorder

    Siklotimia adalah suatu bentuk bipolar disorder dalam versi yang lebih ringan. Gejala siklotimia pun hampir mirip dengan bipolar disorder, yakni turut mengakibatkan perubahan suasana hati yang cepat dan dalam waktu yang singkat.

    Namun yang perlu digaris bawahi, jika dibandingkan dengan bipolar disorder tipe 1 dan 2, siklotimia memiliki intensitas depresi dan episode hipomania yang lebih ringan.

    4. Rapid cycle

    Rapid cycle atau siklus cepat termasuk dalam satu di antara beberapa jenis gangguan bipolar, yang tampak ketika pengidapnya mengalami berbagai perubahan mood dalam kurun waktu 12 bulan.

    Dengan catatan, seseorang baru bisa dikatakan memiliki gangguan bipolar jenis rapid cycle bila periode suasana hati yang dialaminya berlangsung selama beberapa hari.

    Perubahan suasana hati tersebut biasanya akan terus berganti dengan intensitas yang tidak menentu. Artinya, mereka bisa sangat bahagia, tidak terlalu bahagia, sangat sedih, bahkan tampak normal seperti tidak ada masalah.

    Apakah pengobatan masing-masing gangguan bipolar sama?

    obat untuk darah tinggi

    Dilansir dari laman Mayo Clinic, dr. Daniel K. Hall-Flavin menjelaskan bahwa perawatan untuk gangguan bipolar, baik bipolar tipe 1, tipe 2, dan lainnya umumnya melibatkan obat-obatan dan terapi perilaku, antara lain:

    • Obat penstabil mood. Suasana hati yang berubah dengan cepat dapat dikendalikan dengan jenis obat ini. Contohnya litium, natrium divalproex, atau karbamazepin.
    • Antipsikotik. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi gejala kelainan jiwa seperti delusi, halusinasi, paranoia, dan gangguan pikiran. Golongan obat antipsikotik meliputi olanzapine, risperidone, atau quetiapine.
    • Antidepresan. Obat ini digunakan untuk mengelola depresi. Penggunaan antidepresan kadang memicu episode mania sehingga harus diresepkan bersama dengan penstabil mood atau antipsikotik.
    • Psikoterapi. Perawatan untuk pasien bipolar disorder dengan memberikan pemahaman mengenai perilaku negatif yang sebaiknya dihindari dan cara menggantikannya dengan perilaku positif.
    • Strategi manajemen diri dan rehabilitasi. Banyak pasien bipolar disorder yang kecanduan alkohol atau penggunaan obat-obatan terlarang sehingga harus diberi perawatan dengan pengawasan serta keamanan yang lebih ketat dari dokter. Pasien juga dilatih untuk menjalani gaya hidup sehat seperti olahraga rutin, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup.

    Gejala bipolar disorder tipe 1 dianggap lebih parah dibanding bipolar disorder tipe 2. Oleh karena itu, pasien gangguan bipolar tipe 1 biasanya dianjurkan rawat inap di rumah sakit. Hal ini dilakukan untuk menghindari pasien melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya maupun orang lain, sekaligus untuk terus memantau kondisinya.

    Sementara pasien gangguan bipolar tipe 2, biasanya masih bisa ditangani dengan obat-obatan dan dukungan dari orang-orang di sekelilingnya. Meskipun hingga kini belum ditemukan secara pasti obat yang benar-benar mengobati bipolar disorder, melakukan konsultasi rutin ke dokter, rajin minum obat dan mengikuti terapi, serta mengubah gaya hidup jadi lebih sehat bisa meningkatkan kualitas hidup pasien.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 18/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan