Baik delusi dan halusinasi terjadi saat otak merasakan atau memproses suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Keduanya sering disalahartikan sebagai suatu yang sama namun keduanya memiliki perbedaan mendasar. Yang satu adalah suatu gangguan mental yang serius, sedangkan yang lainnya merupakan suatu gejala dan dapat disebabkan oleh berbagai hal.
Apa itu delusi dan halusinasi?
Delusi adalah jenis gangguan mental di mana penderitanya tidak dapat membedakan kenyataan dan imajinasi, sehingga ia meyakini dan bersikap sesuai dengan hal yang ia pikirkan. Sedangkan halusinasi merupakan gejala yang ditandai dengan adanya sensasi yang diproses oleh otak dan dapat mempengaruhi kerja indra seseorang.
Berdasarkan pengertian tersebut, baik delusi dan halusinasi adalah kondisi dimana seseorang mengalami hal yang tidak nyata. Delusi adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang meyakini sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi sedangkan halusinasi merupakan gejala saat indra seseorang mengalami hal yang tidak nyata.
Penyebab delusi
Delusi adalah suatu penyakit mental sehingga terdapat faktor risiko yang dapat mempengaruhi kondisinya pada seseorang:
- Genetik – sama halnya dengan skizofrenia, gangguan delusi lebih mungkin terjadi pada Anda jika ada anggota keluarga yang mengalami hal yang sama. Hal ini sangat mungkin diturunkan dari orangtua ke anaknya.
- Biologis – gangguan delusi kemungkinan terbentuk jika bagian otak untuk proses berpikir (lobus frontal) dan persepsi (lobus parietal) mengalami gangguan seperti pertumbuhan tumor otak.
- Lingkungan atau psikologis – gangguan delusi juga dapat dipicu karena adanya stress berlebih perilaku berisiko seperti konsumsi berlebih dan penyalahgunaan narkotika. Seseorang yang mengalami kesepian dan terisolasi karena kecacatan indera pendengaran dan penglihatan juga dapat mengalami delusi.
Penyebab halusinasi
Gejala halusinasi dapat dipicu oleh beberapa penyebab, di antaranya:
- Gangguan mental – berbagai gangguan mental yang menyebabkan seseorang tidak dapat menyebabkan kenyataan dan imajinasi seperti delusi dapat menyebabkan halusinasi. Gejala halusinasi juga dapat terjadi pada penderita skrzofernia, dementia, dan delirium.
- Penyalahgunaan obat – hal ini penyebab yang umum dalam menyebabkan halusinasi. Seseorang dapat mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata jika mereka dalam kendali alkohol, kokain dan obat-obatan halusinogen.
- Kekurangan waktu tidur – lebih mungkin terjadi jika seseorang mengalami kekurangan waktu tidur atau tidak tidur dalam waktu beberapa haria atau waktu yang lebih lama.
- Kondisi kesehatan – terdapat berbagai kondisi kesehatan yang menyebabkan seseorang mengalami halusinasi di antaranya:
- Sedang menjalani pengobatan
- Penyakit dengan stadium terminal seperti pada kanker, AIDS, atau gagal ginjal dan liver.
- Mengalami Parkinson
- Demam tinggi
- Migrain
- Isolasi sosial, terutama pada lansia
- Cacat indera pendengaran dan pengelihatan
- Epilepsi
Apa yang terjadi saat seseorang mengalami delusi?
- Erotomatic – menyebabkan seseorang meyakini jika seseorang jatuh cinta kepada penderitanya. Keyakinan tersebut juga disertai perilaku obsesi dan stalking terhadap seseorang yang ada dalam pikiran delusinya.
- Grandiose – delusi tipe ini erat kaitannya dengan harga diri yang tinggi sehingga menyebabkan penderitanya meyakini bahwa dirinya adalah orang penting, memiliki bakat, berpengaruh, dan sudah melakukan temuan penting.
- Jealous – tipe delusi yang menimbulkan keyakinan jika pasangan atau pasangannya bersikap tidak setia kepadanya.
- Persecutory – merupakan delusi yang menyebabkan penderitanya mempercayai bahwa ia atau orang di sekitarnya sedang diperlakukan tidak adil, atau merasa jika ada seseorang akan berbuat jahat kepada dirinya. Perilaku mengkritisi upaya penegakan hukum yang berlebihan juga ditemukan pada penderita delusi jenis ini.
- Somatic – tipe delusi yang menyebabkan penderitanya mempercayai jika dirinya mengalami kecacatan atau memiliki masalah medis.
- Mixed – merupakan suatu jenis delusi yang ditandai dengan adanya dua atau lebih gejala dari jenis delusi yang bercampur.
Apa yang terjadi saat seseorang mengalami halusinasi?
- Halusinasi visual – jenis halusinasi yang menyebabkan orang yang mengalaminya melihat seseorang, benda atau objek lainnya yang sebenarnya tidak ada di sana.
- Halusinasi olfactory – jenis halusinasi yang mempengaruhi indera penciuman baik dalam bentuk wangi maupun bau yang tidak sedap pada diri sendiri, suatu objek, maupun orang lain.
- Halusinasi gustatory – jenis halusinasi yang mempengaruhi indra pengecap sehingga seseorang merasakan rasa tertentu. Hal ini sering terjadi saat seseorang mengalami epilepsi yang merasakan rasa permukaan besi pada lidah mereka.
- Halusinasi auditory – merupakan jenis yang paling umum terjadi dimana seseorang dapat mendengar suara seperti langkah kaki, ucapan atau ketukan berulang.
- Halusinasi tactile – halusinasi yang terjadi pada indera peraba sehingga seseorang merasakan gejala seperti adanya langkah serangga, pergerakan organ dalam atau tangan seseorang menyentuh badan mereka.