backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

6 Ciri-Ciri Orang Narsis yang Mungkin Ada di Sekitar Anda

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 12/09/2023

    6 Ciri-Ciri Orang Narsis yang Mungkin Ada di Sekitar Anda

    Narsis adalah istilah populer di kalangan anak muda Indonesia yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan orang-orang yang terlalu percaya diri dan hobi pamer selfie. Meski begitu, arti istilah ini meleset dari definisi yang dibuat oleh psikolog ternama, Sigmund Freud. Ia mendefinisikan narsisme sebagai gangguan kepribadian narsistik (narcissistic personality disorder). Lalu, seperti apa ciri orang narsis?

    Berbagai ciri-ciri orang narsis yang perlu diwaspadai

    Secara umum, orang yang suka membanggakan diri sendiri secara berlebihan, arogan, manipulatif, dan senang menuntut sesuatu dari orang lain adalah deskripsi yang tepat untuk orang narsis.

    Mereka juga terobsesi pada diri sendiri serta merasa sangat yakin bahwa mereka harus dan berhak mendapatkan perlakuan khusus dari orang di sekitarnya.

    Selain itu, berikut ciri orang narsis yang paling umum.

    1. Merasa dirinya spesial dibandingkan dengan orang lain

    Tidak hanya sekedar arogan atau sombong, ciri orang narsis adalah merasa dirinya jauh lebih penting dibandingkan orang lain.

    Orang narsis merasa dirinya sangat unik dan spesial. Maka itu, mereka merasa hanya bisa dimengerti oleh orang spesial lainnya.

    Dengan pemikiran tersebut, orang narsis juga merasa bahwa dirinya tidak pantas jika hanya mendapatkan atau merasakan hal yang biasa-biasa saja.

    Baginya, hal-hal sederhana sangat tidak sepadan dengan dirinya yang luar biasa dan spesial.

    Tak hanya itu, ciri orang narsis yang satu ini membuatnya merasa selalu memiliki kontribusi dan pengorbanan yang lebih daripada orang lain dalam melakukan sesuatu.

    Tak ayal, orang narsis menganggap bahwa orang lain sangat beruntung bisa berkenalan, dekat, dan menjalin hubungan dengannya.

    2. Hidup dalam dunianya sendiri

    Ciri orang narsis berikutnya adalah suka menciptakan dunia sendiri di dalam pikirannya.

    Artinya, saat dunia yang sesungguhnya tidak mendukung pola pikir betapa spesial dirinya, maka orang narsis akan membentuk dunia fantasi yang sesuai dengan pemikirannya.

    Di dalam dunia imajinasi tersebut, orang narsis berpikiran seolah dirinya adalah yang paling sukses, kuat, brilian, menarik, dan sempurna.

    Dunia fantasi itu sebenarnya dibuat untuk membuatnya terhindar dari perasaan kosong dan malu yang dimiliki jauh di dalam lubuk hatinya.

    Ciri orang narsis yang satu ini membuatnya menjadi lebih defensif terhadap orang lain yang tidak setuju dengan pemikiran bahwa dirinya sempurna.

    Bahkan, tak jarang orang narsis membenci mereka yang tidak sependapat dengan dirinya.

    3. Butuh diberi pujian terus-menerus

    Ternyata, orang narsis juga memiliki ciri butuh diberi pujian terus-menerus.

    Bahkan, jika perlu, orang lain harus memberinya pujian setiap hari meski ia sedang tidak melakukan apa pun yang luar biasa.

    Pasalnya, orang narsis merasa bahwa pemikiran tentang dirinya yang spesial dan sempurna itu butuh divalidasi oleh orang lain.

    Maka itu, saat Anda berkenalan atau memiliki hubungan dengan orang narsis, biasanya hubungan yang dimiliki cenderung hubungan sepihak saja.

    Artinya, memiliki hubungan dengan orang narsis biasanya terpusat pada orang tersebut. Segala sesuatunya akan tentang dirinya, dan bukan tentang Anda.

    4. Merasa berhak mendapatkan segalanya

    Orang narsis berpikir ia berhak mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan, karena merasa dirinya begitu spesial.

    Hal ini membuat orang narsis memiliki standar tertentu mengenai perlakuan orang lain terhadapnya.

    Orang narsis akan merasa bahwa dirinya harus diperlakukan dengan sangat baik oleh siapa pun.

    Oleh sebab itu, jika orang lain tidak bisa memberikan apa yang diinginkannya, orang narsis akan menganggap orang tersebut tidak berguna.

    Apalagi jika Anda meminta “imbalan” atau perlakuan yang sama dari mereka, sikap Anda akan ditanggapi dengan sikap dingin.

    5. Tidak pernah memikirkan perasaan orang lain

    Orang narsis memiliki ciri tidak peka terhadap perasaan orang lain. Pasalnya, orang narsis tidak bisa menempatkan dirinya jika berada di posisi orang lain, atau bisa dibilang tidak memiliki empati.

    Sering kali, orang narsis menganggap orang lain sebagai objek semata.

    Artinya, keberadaan orang lain hanyalah untuk memenuhi kebutuhannya. Maka itu, orang narsis tidak perlu berpikir dua kali untuk mengambil keuntungan dari orang lain.

    Khususnya jika orang tersebut dapat membantunya memenuhi atau mencapai target dan tujuannya.

    Masalahnya, orang yang memiliki gangguan mental ini sering kali tidak menyadari perlakuan buruknya terhadap orang lain.

    Hal ini disebabkan orang narsis memang tidak memikirkan apa dampak yang mungkin terjadi dari sikap dan perilakunya.

    6. Gemar mengintimidasi orang lain

    Seperti yang telah disebutkan oleh Mayo Clinicnarcissistic personality disorder (NPD) dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan orang yang mengalaminya.

    Salah satunya adalah dalam menjalin hubungan dengan orang lain, baik hubungan percintaan, pertemanan, atau dalam dunia kerja.

    Mengapa demikian? Orang narsis memiliki ciri suka mengintimidasi, merundung, atau mengecilkan nilai orang lain.

    Apalagi jika orang lain tersebut memiliki sesuatu yang tidak dimilikinya, ia pasti akan merasa terancam.

    Ya, orang narsis benci melihat orang lain bahagia jika ia tidak bisa merasakannya juga.

    Oleh karenanya, bagi orang narsis salah satu cara melindungi harga dirinya adalah dengan mengintimidasi orang lain.

    Itu biasanya dilakukan dengan menghina, merundung, atau mengecilkan nilai diri orang tersebut.

    Cara tersebut dilakukan untuk meyakinkan diri mereka dan orang lain bahwa tidak ada yang bisa lebih baik dari dirinya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 12/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan