Tidak selamanya pernikahan berjalan mulus. Ada kalanya, Anda akan menemui berbagai rintangan yang mungkin dapat menggoyahkan hubungan Anda dengan pasangan. Saat hubungan ini goyah, Anda mungkin akan mencari berbagai cara untuk menyelamatkan pernikahan Anda. Adapun salah satu cara yang bisa dipilih, yaitu konsultasi mengenai psikologi rumah tangga ke ahlinya atau disebut konseling pernikahan.
Lantas, apa sih sebenernya konseling pernikahan itu? Apakah cara ini benar-benar efektif untuk mengatasi permasalahan rumah tangga Anda? Simak informasi lengkapnya di sini.
Apa itu konseling pernikahan?
Konseling pernikahan atau perkawinan, sering juga disebut dengan terapi pasangan, adalah jenis psikoterapi khusus untuk pasangan yang sudah menikah. Jenis terapi ini dapat membantu pasangan suami istri dalam mengenali dan menyelesaikan konflik rumah tangga mereka.
Biasanya, konseling ini dilakukan oleh pasangan yang sedang mempertimbangkan perceraian atau yang mencari cara untuk meningkatkan keintiman. Dengan melakukan konseling ini, Anda dan pasangan dapat membuat keputusan yang bijak untuk membangun atau memperkuat kembali pernikahan Anda.
Sebagaimana psikoterapi pada umumnya, konseling perkawinan diberikan oleh terapis berlisensi, seperti psikolog atau psikiater. Namun, terapis yang dipilih biasanya yang sudah terlatih khusus menangani permasalahan rumah tangga dan keluarga, atau disebut juga dengan konselor pernikahan.
Meski demikian, tak seperti psikoterapi pada umumnya, konseling masalah suami istri seringkali bersifat jangka pendek. Mayo Clinic menyebut, konsultasi ini bisa dilakukan oleh kedua pasangan, tetapi bisa juga dilakukan sendirian. Adapun rencana perawatannya tergantung pada masalah dan kondisi dari masing-masing pasangan.
Kondisi yang memerlukan konseling pernikahan
Umumnya, setiap pasangan suami istri, baik yang baru maupun sudah lama, yang memiliki masalah apapun dalam rumah tangga dapat melakukan konseling perkawinan. Namun, beberapa masalah spesifik yang umumnya sering dibantu dengan konseling pernikahan adalah:
- Terdapat masalah komunikasi atau komunikasi yang buruk.
- Ketidakpuasan seksual.
- Masalah keuangan rumah tangga.
- Masalah kepercayaan, termasuk ketidaksetiaan atau adanya tanda pasangan selingkuh.
- Tidak sependapat tentang cara pengasuhan anak.
- Konflik dengan keluarga besar, termasuk mertua atau ipar.
- Penyalahgunaan zat.
- Masalah kemarahan.
- Sering terjadi konflik atau tingkat stres dalam pernikahan yang tinggi.
- Perubahan besar dalam hidup yang memengaruhi pernikahan, seperti kematian orang yang dicintai, pindah rumah, pekerjaan baru, atau pensiun.
- Perebutan kekuasan.
Beberapa konseling pernikahan pun terkadang memiliki premarital counseling atau konseling pranikah untuk pasangan yang sudah bertunangan atau akan menikah. Adapun manfaat konseling pranikah ini untuk membantu memahami satu sama lain atau mengatasi perbedaan yang dimiliki sebelum menikah.
Tak hanya itu, hubungan yang abusive atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga mungkin bisa dibantu dengan konsultasi pernikahan. Hanya saja, kondisi ini terkadang tidak cukup diselesaikan dengan konseling, tetapi juga butuh penanganan dari kepolisian.
Apa yang terjadi selama konseling pernikahan berlangsung?
Konseling untuk masalah suami istri biasanya dilakukan seminggu sekali. Umumnya, konsultasi ini bersifat jangka pendek. Namun, proses penyembuhan hubungannya bisa membutuhkan lebih banyak waktu. Terapinya pun bisa saja berlanjut selama pasangan berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan hingga benar-benar mencapai jalan keluar.
Pada konseling pertemuan pertama, konselor pernikahan akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasangan secara bersama-sama atau masing-masing untuk menemukan dan memahami permasalahannya. Konselor pun akan mengutarakan pendapatnya mengenai permasalahan tersebut.
Kemudian, ia pun akan memberikan rencana dan tujuan perawatan yang akan dijalani oleh pasangan ini ke depannya. Adapun lamanya terapi serta hasil yang akan diperoleh tergantung pada motivasi dan dedikasi pasangan terhadap proses konseling ini.
Selama menjalani sesi-sesi konseling berikutnya, terapis akan membantu pasangan untuk mempelajari beberapa keterampilan yang dapat membantu memperkuat hubungan Anda. Ini termasuk:
- Komunikasi secara terbuka dengan pasangan.
- Kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
- Pembahasan perbedaan secara rasional.
Hal-hal ini dibutuhkan untuk dapat bersama-sama mengidentifikasi sumber konflik tanpa saling menyalahkan, serta mencari jalan keluar untuk dapat memperbaikinya.
Selama proses mencari jalan keluar tersebut, terapis pun mungkin akan memberikan “pekerjaan rumah” untuk Anda dan pasangan. Ini biasanya berupa latihan komunikasi di rumah untuk mempraktikkan apa yang telah dipelajari selama sesi berlangsung. Sebagai contoh, berbicara sambil bertatap muka dengan pasangan mengenai hal-hal yang tidak membuat stres tanpa ada gangguan apapun.
Pada kondisi khusus, seperti salah satu dari Anda memiliki gangguan mental, penyalahgunaan zat atau kecanduan, atau kondisi serius lainnya, terapis mungkin akan menyarankan jenis psikoterapi tambahan. Adapun jenis terapi tambahan ini akan disesuaikan dengan masalah yang terjadi.