backup og meta

Tak Selalu Bahaya, Demam Juga Punya Manfaat bagi Tubuh

Tak Selalu Bahaya, Demam Juga Punya Manfaat bagi Tubuh

Merasa tidak enak badan karena suhu tubuh meningkat? Meski begitu, jangan terburu-buru minum obat. Pasalnya, demam dipercaya dapat memberikan manfaat bagi tubuh.

Peningkatan suhu tubuh justru bisa menandakan bahwa tubuh Anda sedang berusaha melawan infeksi. Tanpa demam, tubuh Anda justru tidak bisa membentuk kekebalan terbaik untuk melawan infeksi.

Ingin tahu bagaimana hal ini bisa terjadi? Simak ulasan berikut untuk jawabannya.

Mekanisme terjadinya demam

Proses terjadinya demam pertama kali dipicu oleh senyawa di dalam tubuh yang disebut pirogen endogen.

Senyawa yang termasuk golongan sitokin ini akan terangsang ketika tubuh mulai meradang akibat infeksi, baik oleh bakteri, virus, maupun kondisi lain.

Peningkatan produksi pirogen endogen akan direspons oleh hipotalamus, area otak yang menghasilkan berbagai hormon, termasuk yang bertugas untuk mengatur suhu tubuh.

Hal tersebut kemudian merangsang pembentukan prostaglandin. Pembentukan prostaglandin inilah yang memicu kenaikan suhu tubuh melalui hipotalamus.

Selain merangsang prostaglandin, interleukin-1 yang turut diproduksi oleh pirogen endogen juga dapat mengaktifkan limfosit T.

Limfosit T adalah kelompok sel darah putih yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh untuk melawan berbagai jenis infeksi.

Peningkatan suhu dan peran sistem imun itulah yang membuat demam dinilai memiliki manfaat bagi tubuh.

Demam yang disebabkan oleh infeksi biasanya mampu menyebabkan kenaikan suhu tubuh hingga batas tertentu.

Ketika bakteri atau virus penyebab demam berhasil dikalahkan, suhu tubuh akan kembali normal secara perlahan. Inilah alasan mengapa sebagian kasus demam bisa sembuh dengan sendirinya.

Demam seperti apa yang berbahaya?

menambah nafsu makan saat demam

Proses terjadinya demam memang bermanfaat bagi kesehatan. Meski begitu, tidak semua demam bisa dianggap sebagai respons yang baik bagi tubuh.

Anda sebaiknya segera pergi ke dokter jika demam sudah disertai:

  • kejang-kejang,
  • kebingungan,
  • penurunan kesadaran,
  • sesak napas, atau
  • nyeri hebat pada bagian tubuh mana pun.

Anda sebaiknya juga segera pergi ke dokter ketika demam sudah lebih dari 40°C.

Studi yang diterbitkan oleh Clinical Manual of Fever in Children menyebutkan bahwa manfaat terbaik demam dalam memberikan perlindungan terjadi pada suhu 39,5°C.

Apa manfaat demam bagi tubuh?

Meski beberapa gejala demam bisa mengindikasikan kondisi kesehatan tertentu, jangan terlalu panik saat suhu tubuh mulai meningkat.

Pasalnya, sesuai penjelasan di atas, demam bisa membawa beberapa manfaat seperti berikut.

1. Meningkatkan sistem imun

Panas yang dihasilkan oleh pembentukan prostaglandin dapat mempercepat proses metabolisme. Peningkatan metabolisme tubuh akan disertai dengan peningkatan sistem imun.

Ketika sistem imun membaik, kemampuan tubuh dalam melawan infeksi atau benda asing yang dianggap bisa menimbulkan penyakit juga ikut meningkat.

Kekebalan tubuh saat demam juga ikut membaik karena peningkatan suhu tubuh dapat memicu produksi limfosit T.

2. Membunuh mikroorganisme

Demam dapat meningkatkan produksi hormon hepsidin di dalam hati yang menyebabkan berkurangnya zat besi dalam darah.

Ketika zat besi berkurang, perkembangan bakteri, virus, dan mikroorganisme lain yang masuk ke dalam tubuh akan terhambat.

Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa penurunan zat besi akibat peningkatan suhu tubuh bisa menghambat perkembangan bakteri maupun virus penyebab demam. 

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Critical Care menyebutkan bahwa pemberian antipiretik (obat penurun demam) saat suhu tubuh berada pada 39,5°C dan 37,5°C tidak memberikan perbedaan kinerja yang signifikan.

Itu artinya, selama demam tidak disertai gejala serius atau bertahan lebih dari tiga hari, Anda tidak perlu terburu-buru minum obat. Pasalnya, demam mungkin menandakan proses tubuh melawan infeksi.

Tidak demam justru bisa berbahaya

Dari penjelasan di atas, bisa diketahui bahwa demam bukan merupakan penyakit, melainkan suatu gejala.

Demam justru berperan sebagai salah satu metode pertahanan alami tubuh untuk melawan penyakit. Tanpa demam, beberapa penyakit tidak bisa dideteksi sedini mungkin.

Tidak demam saat tubuh terinfeksi juga bisa menandakan bahwa sistem kekebalan tubuh Anda lemah.

Meski begitu, pada kondisi tertentu, demam memang perlu diatasi. Anda juga perlu mengingat bahwa demam hanya mencegah infeksi semakin memburuk.

Artinya, jika penyakit penyebab demam sudah menimbulkan gejala lain, seperti flu atau nyeri sendi, Anda mungkin membutuhkan perawatan tambahan untuk mengatasi kondisi tersebut.

Namun, karena demam bisa disebabkan oleh berbagai hal, usahakan pergi ke dokter jika suhu tubuh Anda tidak juga menurun. Dengan begitu, dokter bisa memberikan pengobatan yang tepat, sesuai kondisi Anda.

Kesimpulan

Peningkatan suhu tubuh saat demam berfungsi untuk melawan infeksi sekaligus meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Karena ini merupakan sebuah proses, Anda tidak perlu terburu-buru minum obat penurun demam, kecuali suhu tubuh sudah mencapai lebih dari 39,5 °C atau disertai gejala lain yang lebih serius.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Frawley, E. R., & Fang, F. C. (2014). The ins and outs of bacterial iron metabolism. Molecular Microbiology93(4), 609-616. Retrieved 13 March 2024 from https://doi.org/10.1111/mmi.12709.

Peters, M. J., Woolfall, K., Khan, I., Deja, E., Mouncey, P. R., Wulff, J., Mason, A., Agbeko, R. S., Draper, E. S., Fenn, B., Gould, D. W., Koelewyn, A., Klein, N., Mackerness, C., Martin, S., O’Neill, L., Ray, S., Ramnarayan, P., & Rowan, K. M. (2019). Permissive versus restrictive temperature thresholds in critically ill children with fever and infection: A multicentre randomized clinical pilot trial. Critical Care23(1). Retrieved 13 March 2024 from https://doi.org/10.1186/s13054-019-2354-4.

Wrotek, S., LeGrand, E. K., Dzialuk, A., & Alcock, J. (2020). Let fever do its job. Evolution, Medicine, and Public Health9(1), 26-35. Retrieved 13 March 2024 from https://doi.org/10.1093/emph/eoaa044.

Radhi, A. S. (2019). Pathogenesis of fever. Clinical Manual of Fever in Children. Retrieved 13 March 2024 from https://doi.org/10.1007/978-3-319-92336.

Fever in adults. (2023, May 22). Harvard Health. Retrieved 13 March 2024 from https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/treating-fever-in-adults.

11.5: Inflammation and fever. (2020, July 27). Biology LibreTexts. Retrieved 13 March 2024 from https://bio.libretexts.org/Courses/Portland_Community_College/Cascade_Microbiology/11%3A_Innate_Nonspecific_Host_Defenses/11.5%3A_Inflammation_and_Fever.

Versi Terbaru

25/03/2024

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Makan Es Krim Saat Demam Apakah Aman?

Berbagai Penyebab Anak Demam: Kapan Ortu Harus Khawatir?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 25/03/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan