backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Manfaat Jinten Putih yang Tak Kalah Sehat dari Jinten Hitam

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    5 Manfaat Jinten Putih yang Tak Kalah Sehat dari Jinten Hitam

    Suka makan opor atau kari? Nah, salah satu bumbu masak yang harus ada saat membuat dua makanan ini adalah jinten putih. Jinten putih adalah rempah-rempah yang terbuat dari biji tanaman Cuminum cyminum (cumin). Jangan salah, jinten putih berbeda dengan jinten hitam (habbatussauda). Oleh karena itu, manfaatnya bagi kesehatan tubuh juga berbeda. Apa saja manfaat jinten putih bagi kesehatan tubub Anda?

    Manfaat jinten putih yang sayang jika dilewatkan

    manfaat jinten putih
    Sumber: Meraki International

    Jinten putih dijual dalam bentuk biji kering atau bubuk halus. Rasanya sangat khas, terasa pedas dan panas seperti cabai tapi sedikit pahit, dan aromanya seperti tanah. Rempah ini cukup populer karena sering digunakan pada masakan khas Asia, India, Afrika, dan Meksiko.

    Selain digunakan sebagai penyedap makanan, sudah sejak lama jinten hitam juga digunakan sebagai obat tradisional. Banyak studi yang menunjukkan manfaat jinten putih bagi kesehatan, di antaranya:

    1. Mengatasi gangguan pencernaan

    Jinten putih cukup umum digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi gangguan pencernaan, seperti diare, sakit perut, dan perut kembung. Rempah ini dikonfirmasi dapat meningkatkan aktivitas enzim pencernaan dengan merangsang empedu mencerna lemak dan nutrisi tertentu.

    Satu studi menunjukkan bahwa jinten putih meringankan gejala sindrom iritasi usus besar (IBS). Sebanyak 57 pasien dengan IBS diminta mengonsumsi minyak jinten putih selama dua sampai 4 minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa gejala saki perut, perut kembung, sembelit, atau diare menjadi lebih ringan setelah mengkuti perawatan.

    2. Mengontrol kadar gula darah

    Studi menunjukkan penggunaan suplemen jinten putih dapat membantu menurunkan gula darah dan kadar hbA1c dalam darah. Kemudian, jinten putih juga memiliki potensi untuk mengobati diabetes. Penyakit diabetes dapat merusak sel-sel sehat di alam tubuh dengan AGEs, yaitu senyawa yang menyebabkan peradangan.

    Senyawa tersebut dibuat ketika gula yang mengalir dalam darah menempel pada protein yang mengganggu fungsi normal dari protein. Nah, jinten putih dipercaya mengandung komponen yang bisa menghambat produksi AGEs. Sayangnya, belum banyak penelitian tentang manfaat ini lebih lanjut.

    3. Sumber zat besi dan kaya antioksidan

    Meski bentuknya kecil seperti biji padi, jinten putih memiliki banyak nutrisi. Satu sendok teh biji jinen putih yang masih utuh mengandung:

  • 8 kilokalori
  • 0,37 g protein
  • 0,47 g lemak
  • 0, 92 karbohidrat
  • 1,4 mg zat besi
  • Anda dapat memenuhi 17,5% kebutuhan zat besi setiap hari dengan 1 sendok teh jintan putih. Asupan zat besi yang terpenuhi mendukung pertumbuhan anak dan kesehatan wanita hamil.

    Selain itu, beberapa antiokdsidan pada jinten putih seperti terpen, fenol, flavonoid, apegenin, luteolin, dan alkaloid dapat mengurangi kerusakan tubuh akibat radikal bebas, mencegah penuaan dini dan penyakit kanker.

    4. Bersifat antibakteri dan antiperadangan

    Bahan aktif dalam biji jintan putih memiliki efek antiradang. Jika dikonsumsi, rasa sakit akibat peradangan akan berkurang. Kemudian, komponen yang disebut megalomicin juga memiliki sifat antibiotik sehingga berpotensi mengurangi resistensi obat dari bakteri tertentu dan dapat membunuh bakteri yang menyerang sistem imun.

    5. Menurunkan kolesterol dan berat badan

    Hipolipidemik adalah zat yang membantu tubuh untuk mengontrol kadar lemak tinggi yang dapat merusak jantung dan meningkatkan kadar kolesterol. Jintan putih dianggap memiliki sifat hipolipidemik. Studi menunjukkan penggunaan suplemen jintan dengan yogurt sebanyak 2 kali sehari selama sebulan, membantu mengurangi kadar trigliserida.

    Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi jinten hitam setiap hari selama tiga bulan dapat mengurangi berat badan, ukuran pinggang, dan lemak tubuh yang tidak diinginkan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan