backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Infeksi Menular Mematikan yang Paling Banyak Terjadi di Indonesia

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    4 Infeksi Menular Mematikan yang Paling Banyak Terjadi di Indonesia

    Infeksi menular mematikan bukan penyakit yang bisa dianggap enteng. Namun, sering kali, infeksi dianggap remeh oleh penderitanya. Padahal, infeksi tidak selalu penyakit yang ringan dan mudah disembuhkan. Bahkan, di Indonesia, ada beberapa jenis penyakit menular mematikan yang disebabkan oleh infeksi. Apa saja?

    Jangan sepelekan penyakit infeksi

    Infeksi pada seseorang terjadi saat organisme asing masuk ke dalam tubuh dan membuat kerusakan. Organisme asing ini memanfaatkan tubuh manusia untuk bertahan hidup, bereproduksi, dan berkoloni.  Contoh dari organisme asing yang disebut patogen ini adalah bakteri, virus, jamur, dan prion. Patogen dapat berkembang biak dan beradaptasi dengan sangat cepat di dalam tubuh.

    Beberapa infeksi tergolong ringan dan tidak mudah dikenali, tapi beberapa infeksi lainnya cukup serius dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan, ada beberapa jenis infeksi yang sulit untuk disembuhkan.

    Infeksi-infeksi ini dapat ditularkan kepada orang lain melalui berbagai cara. Penularan yang paling sering terjadi biasanya disebabkan oleh kontak fisik, bercampurnya cairan tubuh, terjadi kontak dengan kotoran penderita, udara, hingga melalui benda yang sebelumnya telah disentuh oleh penderita infeksi.

    Memang, tubuh sudah dibekali sistem imun yang mampu melawan berbagai organisme asing tersebut. Namun, jika penyebab infeksinya, entah itu virus atau bakteri, terlampau banyak jumlahnya, sistem imun akan kewalahan dan akhirnya menimbulkan penyakit infeksi.

    4 infeksi menular mematikan di Indonesia

    Ada beberapa infeksi menular mematikan yang tersebar di Indonesia. Dari tahun ke tahun, infeksi ini memiliki jumlah penderita yang tidak sedikit.

    1. Tuberculosis (TBC)

    gejala TBC

    Tuberculosis adalah penyakit menular mematikan yang disebabkan oleh bakteri Myocabacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar melalui udara, sehingga saat Anda menghirup udara yang sama dengan penderita TBC, kemungkinan Anda terjangkit bakteri ini akan lebih besar. Infeksi yang disebabkan bakteri ini  bisa disembuhkan meski prosesnya tidak mudah. Kondisi dari TBC dibedakan menjadi dua kelompok:

    TB Laten

    Bakteri ini akan menginfeksi tubuh Anda, namun ia akan menetap di dalam tubuh sebagai bakteri yang tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala apapun.

    TB Aktif

    Pada kondisi ini, infeksi sudah menimbulkan berbagai gejala dan dapat menular ke orang lain. Bakteri aktif ini dapat menimbulkan gejala seperti batuk dan demam lebih dari 3 minggu, penurunan berat badan, sesak napas, nyeri dada, dan keringat malam. Jika tidak diobati dapat menimbulkan batuk darah hingga kematian.

    Di Indonesia, kasus baru yang disebabkan bakteri TB bertambah sebanyak 420.994 pada tahun 2017. Bahkan menurut WHO, ada 300 orang yang meninggal setiap harinya karena penyakit ini.

    Jumlah laki-laki yang menderita penyakit ini 1,4 kali lebih besar dibandingkan perempuan. Menurut Kementerian Kesehatan RI, penyebabnya karena jumlah laki-laki sebagai perokok aktif lebih besar dibanding wanita. Selain itu, laki-laki cenderung tidak mengonsumsi obat secara rutin dibandingkan wanita.

    Bakteri TB dapat diatasi dengan vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG), yaitu vaksin yang biasanya diberikan kepada bayi dan anak-anak. Namun, jika Anda merasa sudah terjangkit bakteri TB, Anda dapat memulai perawatan yang disebut kemoprofilaksis, yaitu terapi pengobatan yang dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit menular mematikan ini.

    Semakin lama dibiarkan begitu saja, semakin susah penyakit ini untuk diobati. Semakin susah penyakit ini diobati, semakin serius kondisi penderita. Jika sudah seperti ini, kemungkinan penyakit ini menyebabkan kematian akan semakin tinggi.

    2. Pneumonia

    pneumonia dan bronkitis

    Pneumonia adalah infeksi menular mematikan yang dapat disebabkan baik oleh bakteri, virus, maupun jamur. Penyakit ini bisa menjadi sangat serius dan mematikan jika tidak segera diatasi.

    Penyakit menular mematikan ini disebabkan tubuh menghasilkan sel darah putih untuk melawan infeksi, sehingga paru-paru meradang dan bakteri serta virus justru mengisi kantung udara di dalam paru-paru dengan cairan.

    Meski dapat menyerang semua orang dari berbagai usia, penyakit ini umumnya lebih berisiko untuk balita, lansia, dan orang yang memiliki sistem imun yang kurang baik. Infeksi ini menular melalui batuk, bersin, atau kontak fisik dengan objek yang disentuh oleh penderita pneumonia.

    Penyakit ini masih bisa disembuhkan. Penyembuhannya bisa dilakukan berdasarkan penyebabnya:

    • Pneumonia yang terjadi karena bakteri dapat diobati dengan antibiotik.
    • Pneumonia yang disebabkan virus dapat diobati dengan meningkatkan daya tahan tubuh, istirahat dan menambah asupan cairan ke dalam tubuh.
    • Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi jamur dapat diobati dengan obat anti jamur.

    Di Indonesia, pneumonia menjadi penyakit kedua mematikan yang menyebabkan kematian pada bayi sebanyak 23,8% dan balita sebanyak 15,5% di tahun 2007. Bahkan, menurut data Laporan Rutin Subdit ISPA Tahun 2017 yang dimuat di katalog Profil Kesehatan Indonesia 2017 milik Kementerian Kesehatan, terdapat kasus pneumonia baru sebesar 20, 54% per 1000 balilta di Indonesia.

    Selain itu, menurut Kementerian Kesehatan RI, prevalensi penderita pneumonia meningkat hingga dua persen jumlah penderitanya dari total penduduk Indonesia pada tahun 2018.

    Data ini diambil berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan pemerintah.

    3. HIV/AIDS

    perbedaan hiv dan aids

    HIV adalah virus yang menyerang sistem imun manusia. Jika dibiarkan begitu saja, HIV dapat berujung pada AIDS. AIDS adalah penyakit menular seksual yang mematikan.

    HIV dapat menular melalui hubungan seksual, kontak dengan darah penderita, dari ibu ke anak di dalam kandungannya, atau melalui proses menyusui. Tanpa pengobatan, HIV dapat merusak serta melemahkan sistem imun hingga Anda terjangkit AIDS.

    Gejala yang mungkin timbul jika terjangkit virus ini bergantung pada tingkat keparahannya. Gejala awal dari terjangkitnya virus HIV adalah:
    • Demam tinggi
    • Sakit kepala
    • Nyeri otot dan tulang
    • Sakit tenggorokan dan area dalam mulut
    • Ruam kulit
    • Pembengkakan kelenjar getah bening

    Sementara itu, jika Anda sudah terjangkit virus HIV, Anda hanya bisa memperlambat proses berkembangnya virus. Jika Anda tidak melakukan pengobatan apapun, dalam kurun waktu 10 tahun, virus ini akan berubah menjadi penyakit AIDS.

    Saat berubah menjadi AIDS, sistem imun Anda akan rusak. Anda akan lebih mudah terserang berbagai macam infeksi dan kanker.

    Hal ini biasanya ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut:

    • Keringat dingin di malam hari
    • Demam yang terus-menerus muncul
    • Diare akut
    • Bintik putih yang terus-menerus muncul pada lidah
    • Terus menerus merasa lelah
    • Kehilangan berat badan secara drastis
    • Ruam kulit atau beberapa area pada kulit menghitam

    Di Indonesia, pada tahun 2017, penderita HIV/AIDS yang berusia 15 tahun ke atas sudah mencapai angka 628.492 orang, sementara angka kematian dari penderita penyakit ini sebanyak 40.468 jiwa. Hal ini menunjukkan, HIV/AIDS masih sangat marak terjadi di negara ini.

    Sayangnya, tidak ada, atau setidaknya belum ditemukan, obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Hanya ada obat yang dapat memperlambat perkembangan penyakit ini secara drastis sehingga penderita HIV/AIDS bisa bertahan hidup untuk waktu yang lebih lama.

    4. Hepatitis B

    penyakit hepatitis B bisa sembuh total

    Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B. Pada kasus tertentu, penyakit ini bisa menjadi penyakit serius yang tidak mudah disembuhkan. Bahkan, penyakit menular mematikan ini bisa bertahan hingga 6 bulan atau lebih lama.

    Jika Anda terjangkit Hepatitis B pada tingkat yang sudah parah, risiko Anda terserang penyakit hati seperti kanker dan sirosis pun akan meningkat. Pada orang dewasa, penyakit ini akan lebih mudah disembuhkan, sementara penyembuhan penyakit ini akan terasa lebih sulit jika dilakukan pada bayi dan balita.

    Penyakit ini biasanya ditandai dengan gejala-gejala seperti:

    • Urin berwarna gelap
    • Demam
    • Sakit lutut
    • Kehilangan napsu makan
    • Mual dan muntah
    • Lemah dan mudah lelah
    • Warna kulit dan bagian putih mata menguning

    Jika sudah mencapai titik yang parah, penyakit ini menjadi infeksi menular mematikan yang dapat membahayakan nyawa Anda. Penularan penyakit ini hanya bisa terjadi secara vertikal, yaitu dari seorang ibu kepada anak yang dikandungnya.

    Menurut data Kemenkes RI, pada tahun 2017, populasi masyarakat Indonesia yang terkena Hepatitis B adalah 7.1%. Meski belum diketahui angka kematian pasti dari penderita Hepatitis B, tidak lantas membuat penyakit ini tidak mematikan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan