Rasa manis dalam makanan bisa berasal dari gula alami atau pemanis buatan. Ketahui perbandingan mana yang lebih sehat antara gula dan pemanis buatan, serta cara membedakan keduanya.
Perbedaan gula dan pemanis buatan
Gula dan pemanis buatan memiliki perbandingan yang berbeda dalam hal pembuatan, aturan pakai, tingkat kemanisan, dan efek konsumsinya.
1. Beda proses pembuatan gula dan pemanis buatan
Gula sebenarnya bisa ditemukan secara alami di dalam buah, sayuran, madu, susu, dan sebagainya.
Nah, gula yang biasa Anda gunakan sehari-hari sebagai pemanis makanan dan minuman berasal dari tebu, pohon aren, pohon enau, atau pohon palem.
Bit gula dari tanaman tersebut akan diolah dan dipanaskan menjadi gula putih, gula merah, gula aren, atau brown sugar.
Gula dari bahan alam ini masih mengandung beberapa mineral meskipun dalam jumlah kecil.
Sementara itu, pemanis buatan atau artificial sweeteners terbuat dari senyawa kimiawi turunan gula, yang diproses dengan teknologi tertentu.
Jenis-jenis pemanis buatan adalah aspartam, siklamat, sukralosa, dan sakarin. Pemanis buatan tidak mengandung mineral seperti gula.
2. Perbadingan aturan konsumsi gula dan pemanis buatan
Batas konsumsi gula pasir dalam sehari menurut Kementerian Kesehatan RI adalah 4 sendok makan (148 kalori).
Pemanis buatan sudah diatur batas penggunaannya oleh BPOM. Sebagai contoh, batas konsumsi aspartam per hari adalah 40 mg/kg.
Jika berat badan Anda 60 kg, batas konsumsi aspartam Anda dalam sehari adalah 2400 mg.
Sebagai perbandingan, satu kaleng soda diet (Diet Coke) mengandung kadar aspartam sekitar 180 mg.
3. Pemanis buatan lebih manis dari gula
Gula dan pemanis buatan sama-sama menambah rasa manis pada makanan dan minuman.
Keduanya biasa digunakan pada makanan olahan seperti sirop, kue, dan selai.
Namun, pemanis buatan bisa lebih manis 200 – 600 kali dari gula pasir biasa, tetapi tetap rendah kalori.
Pemanis buatan juga bisa digunakan sebagai pengganti gula untuk pasien diabetes melitus atau Anda yang sedang diet.
Meski begitu, pemanis buatan bisa memperlambat metabolisme tubuh.
4. Perbedaan efek konsumsi pemanis buatan dan gula
Jika hanya melihat perbandingan kalori, pemanis buatan tidak menyumbang kalori sebanyak gula pasir.
Tiap satu sendok makan (15 gram) gula pasir mengandung sekitar 37 kalori. Sementara itu, pemanis buatan umumnya mengandung nol kalori.
Selain itu, pemanis buatan cenderung tidak meningkatkan kadar gula darah, karena memang bukan termasuk karbohidrat.
Berbeda dengan gula pasir yang termasuk golongan karbohidrat dan dapat memicu lonjakan gula darah.
Mana yang lebih sehat gula atau pemanis buatan?
Sulit untuk menentukan apakah pemanis buatan lebih sehat daripada gula, atau sebaliknya.
Karena menyumbang nol kalori, pemanis buatan mungkin terlihat lebih baik dari gula.
Namun, perbandingan berdasarkan kalori tidak lantas menentukan pemanis buatan lebih menyehatkan ketimbang gula.
Konsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan terus-menerus berdampak sama buruknya dengan makanan tinggi gula.
Pemanis buatan bisa membuat indra pengecap menjadi “kebal” dengan rasa manis. Efek ini mendorong Anda untuk mengonsumsi makanan atau minuman dengan pemanis buatan berlebihan.
Artinya, asupan kalori mungkin tetap tinggi sebab kandungan lain dalam makanan tersebut juga menyumbang kalori.
Selain itu, dr. David Ludwig, profesor di bidang kesehatan anak, menjelaskan pemanis buatan bisa merangsang pembentukan sel lemak yang baru sehingga berisiko menaikkan berat badan.