backup og meta

Bukan Sekadar Kotoran Hidung, Ini Fakta Seputar Upil

Bukan Sekadar Kotoran Hidung, Ini Fakta Seputar Upil

Kotoran hidung atau upil biasanya dipandang sebagai hal yang menjijikkan. Justru, hari ini hingga kapanpun kita harus berterima kasih kepada upil. Kotoran yang umumnya berwarna hijau keabu-abuan ini ternyata memiliki peranan besar dalam sistem pertahanan tubuh. Oleh karena itu, ketahui fakta unik seputar upil berikut ini.

Fakta unik seputar upil di hidung Anda

Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana upil bisa terbentuk? Upil ternyata berasal dari ingus alias lendir, yaitu cairan kental yang melapisi saluran pernapasan Anda.

Faktanya, tubuh manusia menghasilkan 1-2 liter lendir setiap harinya. Tiga fungsi utama ingus adalah sebagai berikut:

  • Lubrikasi, untuk menjaga hidung dan saluran sinus tetap basah, serta mencegah keduanya dari iritasi.
  • Tameng pertahanan, untuk melindungi jaringan dan pembuluh darah pada lubang hidung dan sinus.
  • Saringan, untuk menyaring debu, benda asing yang kecil, dan bakteri maupun virus penyebab infeksi serta alergi.

Nah, ketika benda-benda asing tertangkap oleh ingus di saluran pernapasan, rambut-rambut halus di saluran pernapasan (silia) akan mendorong ingus ke hidung. Jika tidak dibersihkan secara cepat, ingus akan mengering dan menjadi upil.

Upil yang tadinya berbentuk lebih lembut dan lembap, akan keluar dengan warna yang bervariasi. Warna ingus pun bermacam-macam, mulai warna dari cokelat, kuning, hingga hijau, tergantung pada kondisi kesehatan Anda.

Meski terlihat menjijikkan, Anda mungkin tidak menyangka bahwa upil memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh. Apa saja?

1. Melawan batuk pilek

flu batuk pilek

Setelah mengetahui peran kotoran hidung dalam memproteksi tubuh, terutama dalam mencegah infeksi bakteri dan virus, ingus menjalankan perannya secara sederhana dan efektif. Sebelum virus dan bakteri berkembang menjadi lebih berbahaya.

Ketika Anda mengalami batuk pilek, tubuh memiliki reaksi otomatis dalam melawan virus batuk pilek. Biasanya tubuh akan memproduksi histamin lebih banyak. Senyawa tersebut memicu selaput hidung menjadi bengkak dan produksi ingus juga lebih banyak..

Oleh karenanya, mukus menjadi lebih tebal atau kental. Pertahanan ini dilakukan tubuh untuk mencegah penjalaran infeksi pada saluran napas bagian bawah. Jadi, tak heran, hidung selalu mengeluarkan banyak ingus dan upil ketika sedang batuk pilek, atau yang Anda kenal dengan kondisi hidung meler.

2. Melawan alergi

Dalam melawan alergi, tubuh pun memiliki sistem pertahanan yang sama ketika ia melawan virus batuk pilek. Hal pemicu seperti debu, serbuk sari, atau alergen lain membuat selaput hidung membengkak dan meningkatkan produksi lendir.

Pembengkakan tersebut biasanya dikenal dengan rhinitis alergi. Biasanya gejala tersebut disertai dengan batuk maupun bersin-bersin. Keduanya, bersamaan dengan sekresi lendir dan upil, merupakan sebuah pertahanan tubuh dalam mengeluarkan alergen.

Bahaya dari terlalu sering mengupil

Sebagian besar orang mungkin memiliki kebiasaan mengupil atau mengorek hidung untuk mengeluarkan upil yang menumpuk. Bahkan, kebiasaan ini bisa saja dilakukan tanpa sadar, terutama ketika seseorang sedang gelisah.

Padahal, mengeluarkan upil secara sembarangan justru dapat berakibat buruk pada kondisi kesehatan Anda. Apa saja risiko dari mengupil?

1. Infeksi hidung

Sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa upil berasal dari ingus yang menangkap partikel-partikel asing lalu mengering. Partikel-partikel ini bisa saja mengandung bakteri dan virus yang berpotensi mengganggu kesehatan.

Bayangkan jika Anda mengorek hidung terlalu dalam atau tak sengaja melukai bagian dalam hidung, bakteri dan virus tersebut bisa saja menyebabkan infeksi pada hidung. Belum lagi jika Anda tidak cuci tangan saat mengupil. Jari tangan yang kotor juga meningkatkan risiko Anda terkena infeksi.

Ditambah lagi, jari tangan yang digunakan untuk mengupil bisa terkontaminasi oleh upil, sehingga Anda berpotensi menularkan bakteri dan virus ke orang lain.

Sebuah studi dari Cureus pada tahun 2018 meneliti akibat dari kebiasaan mengupil berlebihan atau rhinotillexomania. Dari studi tersebut, rhinotillexomania berisiko menyebabkan infeksi saluran napas atas serta pembengkakan jaringan saluran hidung. Seiring berjalannya waktu, kondisi ini berpotensi mempersempit lubang hidung.

2. Mimisan

tanda mimisan parah

Selain meningkatkan risiko infeksi, mengorek upil juga berpotensi merusak pembuluh-pembuluh darah kecil (kapiler) di dinding dalam hidung. Pembuluh kapiler sangat sensitif dan mudah pecah ketika terkena benda asing.

Apabila jari Anda tak sengaja melukai pembuluh kapiler saat sedang mengupil, perdarahan atau mimisan bisa terjadi. Terlebih lagi jika Anda mengorek hidung terlalu kuat atau kasar.

3. Lubang di septum hidung

Septum adalah dinding yang memisahkan bagian kanan dan kiri hidung Anda. Kebiasaan mengeluarkan upil terlalu sering ternyata juga bisa melukai septum Anda.

Salah satu gangguan hidung yang bisa terjadi akibat hobi mengupil adalah perforasi septum, yaitu timbulnya lubang di bagian septum hidung.

Biasanya, perforasi septum ini akan menimbulkan mimisan. Pada kasus yang parah, Anda perlu menjalani tindakan operasi untuk mengobatinya.

Cara membersihkan upil yang baik dan benar

Bagi sebagian orang, mengorek upil adalah kebiasaan yang mungkin sulit dihindari. Kebiasaan mengupil juga jarang menyebabkan masalah serius pada orang yang sehat.

Namun, kuman-kuman yang bersarang bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama pada orang-orang yang memiliki masalah sistem kekebalan tubuh.

Oleh karena itu, kebiasaan mengupil memang sangat tidak disarankan karena hal tersebut bukanlah kebiasaan yang sehat. Untuk mengeluarkan upil dengan benar, berikut adalah cara-cara yang bisa Anda coba:

  • Gunakan semprotan air saline untuk membersihkan dan melembapkan hidung, sehingga upil mudah dikeluarkan dan ingus tidak mudah mengering.
  • Pakai sehelai tisu untuk mengeluarkan upil.
  • Pasang humidifier agar lingkungan Anda tetap lembap.
  • Jika anak Anda mulai menunjukkan kebiasaan mengupil, mulai ajarkan anak untuk berhenti dan memberikan tisu saat anak mengeluhkan rasa tidak nyaman di hidung.

Apabila Anda merasakan munculnya upil yang terlalu banyak dan sering, serta diikuti dengan gejala-gejala yang tak biasa, segera periksakan diri ke dokter spesialis THT terdekat.

Meskipun upil memiliki peranan penting, jangan abai untuk tetap membersihkan hidung sehingga kesehatannya tetap terjaga dan mampu menjalankan perannya dalam menyaring kotoran.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Mucus and Phlegm: What to Do If You Have Too Much – Cleveland Clinic. (2018). Retrieved October 26, 2020 from https://health.clevelandclinic.org/mucus-and-phlegm-what-to-do-if-you-have-too-much/ 

Why Boogers are Gross but So Good For Your Health (Infographic) – LiveWell. (n.d.). Retrieved October 26, 2020, from https://www.unitypoint.org/livewell/article.aspx?id=78a0011a-bc34-4990-af87-f73bebc5ffd5 

Hamilton, J. (n.d.). Nose Picking (Rhinotillexis) and Septal Perforations: Why I should stop picking my nose? – Osborne Head & Neck Institute. Retrieved October 26, 2020, from https://www.ohniww.org/nose-picking-septal-perforation/#:~:text=Nose%20picking%20is%20one%20of,mucus%2C%20crusts%20and%20so%20forth

Nosebleeds – Nationwide Children’s Hospital. (n.d.). Retrieved October 26, 2020, from https://www.nationwidechildrens.org/conditions/nosebleeds#:~:text=If%20your%20nose%20is%20hit,nose%20may%20make%20it%20bleed

Songu, M., & Cingi, C. (2009). Sneeze reflex: facts and fiction. Therapeutic advances in respiratory disease, 3(3), 131–141. https://doi.org/10.1177/1753465809340571 

Connor, V., German, E., Pojar, S., Mitsi, E., Hales, C., & Nikolaou, E. et al. (2018). Hands are vehicles for transmission of Streptococcus pneumoniae in novel controlled human infection study. European Respiratory Journal, 52(4), 1800599. https://doi.org/10.1183/13993003.00599-2018 

Gupta, A., & Dhingra, A. (2018). Chronic Rhinotillexomania Leading to Unilateral External Nare Stenosis. Cureus.

Versi Terbaru

27/10/2022

Ditulis oleh Maria Amanda

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

Pilihan Obat dari Dokter dan Alami yang Manjur Atasi Polip Hidung

Penciuman Anda Terganggu? Yuk, Ketahui Dulu Apa Saja Jenisnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Maria Amanda · Tanggal diperbarui 27/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan