backup og meta

Kelebihan Hormon Testosteron pada Pria

Kelebihan Hormon Testosteron pada Pria

Hormon testosteron berperan penting dalam menjaga kesehatan reproduksi dan mendukung perkembangan tubuh pria. Lantas, apa yang terjadi bila seorang pria mengalami kelebihan hormon testosteron? Simak berbagai gejala dan penyebabnya berikut ini.

Apa itu kelebihan testosteron?

Kelebihan testosteron adalah kondisi saat kadar hormon testosteron dalam darah terlalu tinggi.

Penelitian dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism (2017) menyebutkan bahwa kadar testosteron total pada pria dewasa berkisar 264–916 nanogram per desiliter (ng/dL).

Sementara itu, American Urological Association menyatakan kadar testosteron normal berkisar antara 450–600 ng/dL. Level testosteron di atas kisaran inilah yang dianggap tinggi atau berlebihan.

Kadar testosteron tinggi yang terjadi secara alami umumnya tidak menimbulkan gangguan pada pria.

Namun, kelebihan hormon testosteron yang abnormal mungkin terjadi akibat penyakit atau efek obat-obatan tertentu. Kondisi inilah yang perlu Anda waspadai.

Tanda dan gejala kelebihan testosteron pada pria

masalah kulit wajah pria, jerawat

Efek kelebihan hormon testosteron dalam tubuh mungkin bergantung pada usia pria. Berikut ini ciri-ciri hormon testosteron tinggi pada pria yang perlu Anda ketahui.

1. Kulit berminyak dan berjerawat

Kelebihan hormon testosteron bisa membuat kulit berminyak dan berjerawat. Kondisi ini dapat menyebabkan produksi minyak yang berlebihan dari kelenjar sebasea (sebum).

Ketika dihasilkan secara berlebihan, minyak dapat menyumbat pori-pori pada kulit dan pada akhirnya menimbulkan jerawat.

2. Rambut rontok

Tingkat testosteron yang tinggi juga berkaitan dengan tingginya kadar hormon dihidrotestosteron (DHT). Hormon DHT yang berlebihan pun bisa menjadi penyebab rambut rontok atau kebotakan pada pria.

Kebotakan pada pria ditandai dengan rambut yang rontok dan kian menipis. Kondisi yang juga disebut alopecia ini bisa menyebabkan mundurnya garis rambut dekat kedua sisi pelipis.

3. Buah zakar mengerut

Ketika tubuh kelebihan testosteron, otak akan menghentikan produksi luteinizing hormone (LH). Hormon ini berfungsi memberikan sinyal pada testis untuk menghasilkan testosteron.

Terhentinya produksi hormon LH tentu akan menurunkan kerja testis atau buah zakar. Sebagai akibatnya, buah zakar mungkin akan menyusut dan terlihat lebih kecil dari seharusnya.

4. Kelebihan sel darah merah dan hemoglobin

Salah satu ciri kelebihan hormon testosteron pada pria adalah meningkatnya kadar sel darah merah dan hemoglobin dalam darah.

Pada pria dewasa yang lebih tua, kadar sel darah yang meningkat dapat memperbesar risiko serangan jantung dan stroke.

5. Tanda dan gejala lainnya

Selain beberapa kondisi di atas, kelebihan hormon testosteron pada pria dapat menimbulkan tanda dan gejala lain, seperti:

  • sakit kepala,
  • tekanan darah tinggi,
  • kadar kolesterol meningkat,
  • libido atau dorongan seks yang tinggi,
  • nafsu makan meningkat,
  • berat badan naik,
  • gangguan kesuburan,
  • gangguan tidur, seperti insomnia dan sleep apnea,
  • perubahan suasana hati (mood swing), dan
  • sifat mudah tersinggung dan lekas marah.

Perlu diingat bahwa tidak semua pria dengan kadar testosteron tinggi mengalami gejala yang mengganggu kehidupannya.

Tingkat keparahan gejala akan berbeda dari satu orang dengan orang lainnya. Apabila Anda merasa khawatir akan gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter.

Penyebab kelebihan testosteron

Kelebihan testosteron yang abnormal dapat disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis tertentu. 

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan gangguan testosteron pada pria.

  • Tumor: tumor jinak maupun ganas pada testis dan kelenjar adrenal bisa meningkatkan level hormon testosteron dalam darah.
  • Hiperplasia adrenal kongenital (HAK): kelainan genetik yang memengaruhi kelenjar adrenal bisa membuat kelenjar ini memproduksi terlalu banyak testosteron.
  • Sindrom Cushing: kondisi yang terjadi ketika kadar hormon kortisol di dalam tubuh terlalu tinggi. Kortisol juga dapat meningkatkan kadar testosteron.

Penggunaan steroid anabolik, yakni hormon sintetis yang mirip dengan testosteron, juga dapat menjadi penyebab kelebihan testosteron pada pria.

Steroid anabolik sering dipakai oleh atlet dan binaragawan untuk meningkatkan massa ototnya.

Selain itu, pria yang sedang menjalani terapi hormon untuk hipogonadisme juga berisiko untuk mengalami kelebihan testosteron yang abnormal.

Cara mengatasi kelebihan testosteron

kadar testosteron

Kadar testosteron tinggi dapat menyebabkan komplikasi serius pada pria, seperti pembesaran prostat jinak atau benign prostate hyperplasia (BPH).

Pengobatan untuk kelebihan hormon pria ini tergantung kepada penyebab yang mendasarinya.

1. Operasi dan terapi medis

Pembedahan adalah pilihan pengobatan utama untuk kasus tumor testis dan kelenjar adrenal. Prosedur ini dapat dilakukan dengan teknik bedah terbuka maupun laparoskopi.

Prosedur operasi bertujuan untuk mengangkat jaringan tumor jinak atau ganas (kanker) yang memengaruhi organ-organ tersebut.

Apabila tumor tersebut bersifat ganas atau kanker, Anda mungkin membutuhkan terapi medis lain, seperti kemoterapi dan terapi radiasi (radioterapi).

2. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan dapat membantu menurunkan kadar testosteron dengan cara mengatasi kondisi yang mendasarinya. 

Beberapa jenis obat tersebut di antaranya:

  • steroid synthesis inhibitor seperti ketoconazole untuk mengobati sindrom Cushing,
  • alpha reductase inhibitor seperti finasteride untuk mengobati pembesaran prostat jinak (BPH), dan
  • gonadotropin-releasing hormone (GnRH) analog seperti degarelix untuk menurunkan kadar testosteron pada orang yang menerima pengobatan kanker prostat.

Jika Anda sedang menjalani terapi hormon untuk mengatasi hipogonadisme, segera beri tahu dokter bila Anda mengalami gejala yang diduga berkaitan dengan kelebihan testosteron.

Apabila kadar testosteron yang tinggi disebabkan oleh konsumsi steroid anabolik suplemen hormon, ada baiknya Anda menghentikan penggunaan obat ini.

Berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan apa pun untuk mengatasi masalah hormon yang Anda alami.

Kesimpulan

  • Kelebihan hormon testosteron pada pria bisa menimbulkan berbagai gejala, seperti kulit berminyak, jerawat, rambut rontok, dan testis mengecil ukurannya.
  • Tingginya kadar hormon ini dapat disebabkan oleh tumor, sindrom Cushing, hiperplasia adrenal kongenital, penggunaan steroid anabolik, atau efek samping terapi hormon.
  • Pengobatan kelebihan testosteron tergantung pada penyebabnya, yang bisa melibatkan operasi, terapi medis, atau konsumsi obat-obatan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Testosterone: What it is and how it affects your health. (2023). Harvard Health. Retrieved July 18, 2023, from https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/testosterone–what-it-does-and-doesnt-do

Understanding How Testosterone Affects Men. (2016). National Institutes of Health (NIH). Retrieved July 18, 2023, from https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/understanding-how-testosterone-affects-men

Testosterone Levels Test. (2022). MedlinePlus. Retrieved July 18, 2023, from https://medlineplus.gov/lab-tests/testosterone-levels-test/

Filatova, V. A., & Rozhivanov, R. V. (2021). Problemy endokrinologii, 67(2), 111–115. https://doi.org/10.14341/probl12732

Mulhall, J. P., Trost, L. W., Brannigan, R. E., Kurtz, E. G., Redmon, J. B., Chiles, K. A., Lightner, D. J., Miner, M. M., Murad, M. H., Nelson, C. J., Platz, E. A., Ramanathan, L. V., & Lewis, R. W. (2018). Evaluation and Management of Testosterone Deficiency: AUA Guideline. The Journal of urology, 200(2), 423–432. https://doi.org/10.1016/j.juro.2018.03.115

Travison, T. G., Vesper, H. W., Orwoll, E., Wu, F., Kaufman, J. M., Wang, Y., Lapauw, B., Fiers, T., Matsumoto, A. M., & Bhasin, S. (2017). Harmonized Reference Ranges for Circulating Testosterone Levels in Men of Four Cohort Studies in the United States and Europe. The Journal of clinical endocrinology and metabolism, 102(4), 1161–1173. https://doi.org/10.1210/jc.2016-2935

Versi Terbaru

21/07/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Andropause

9 Ciri Kadar Testosteron Terlalu Rendah yang Pria Wajib Ketahui


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 21/07/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan