backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Apa Akibatnya Pada Tubuh Kalau Kita Makan Rokok?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 18/01/2021

    Apa Akibatnya Pada Tubuh Kalau Kita Makan Rokok?

    Hampir semua orang sudah tahu bahwa merokok merupakan hal yang membahayakan kesehatan. Asap rokok yang mengandung berbagai jenis racun penyebab kanker dan berbagai gangguan lainnya. Lalu, bagaimana dengan rokok itu sendiri? Kira-kira apa yang akan terjadi kalau seseorang makan puntung rokok? Benarkah makan rokok bisa menyebabkan kematian? Cari tahu jawaban lengkapnya di bawah ini.

    Mengapa orang makan rokok?

    Meskipun tidak umum, ada orang yang sudah terbiasa mengonsumsi rokok. Salah satu penyebabnya adalah kelainan makan (eating disorder). Orang dengan kelainan makan memang bisa mengonsumsi hal-hal yang tak wajar, misalnya kapur, tanah, cat, dan rokok. Kelainan makan ini dikenal dalam ranah medis sebagai pica.

    Beberapa orang juga makan rokok karena percaya bahwa mengonsumsi abu rokok lebih menyehatkan daripada merokok. Padahal, makan rokok sama berbahayanya dengan merokok atau menghirup asap rokok orang lain.

    BAC A JUGA: Benarkah Merokok Bisa Membuat Penis Lebih Pendek?

    Dalam kasus tertentu, banyak anak kecil tidak sengaja makan atau menelan rokok di luar pengawasan orang dewasa. Anak di bawah 6 tahun biasanya sering mengonsumsi rokok milik orangtuanya yang tergeletak di asbak. Karena melihat orangtuanya sering meletakkan rokok di mulut, anak pun berpikir rokok adalah sejenis makanan atau permen.

    Apakah makan rokok bisa menyebabkan kematian?

    Salah satu bahan kimia aktif yang paling berbahaya dalam sebatang rokok adalah nikotin. Mengonsumsi rokok dapat menyebabkan keracunan nikotin. Banyak orang menyebutkan keracunan nikotin bisa menyebabkan kematian. Makan satu batang rokok memang tidak akan menyebabkan kematian. Namun, keracunan nikotin dalam dosis tinggi bisa berakibat fatal atau kematian.

    Untuk menguji seberapa banyak nikotin yang bisa menyebabkan kematian, sebuah tim ahli di Austria melakukan sebuah eksperimen. Dari eskperimen tersebut, diketahui bahwa seseorang bisa meninggal setelah makan rokok dengan dosis nikotin di atas 1.000 miligram. Jika Anda makan sebatang rokok, kadar nikotin yang akan diserap tubuh adalah 20 miligram. Maka, orang baru akan meninggal dunia setelah mengonsumsi kira-kira 50 batang rokok tanpa henti.

    BACA JUGA: Kecanduan Nikotin: Kenapa Bisa Terjadi dan Bagaimana Mengatasinya?

    Apa yang akan terjadi kalau makan rokok?

    Anda memang tidak akan langsung meninggal setelah makan sebatang rokok. Akan tetapi, Anda mungkin mengalami keracunan nikotin. Tingkat toleransi setiap orang terhadap nikotin berbeda-beda. Bagi bayi dan anak, bahkan 5-20 miligram nikotin saja sudah bisa memunculkan gejala keracunan nikotin. Untuk orang dewasa, makan 40-60 miligram nikotin berisiko menyebabkan keracunan.  

    Keracunan nikotin biasanya ditandai dengan sakit perut, sakit kepala, sulit bernapas, otot-otot berkedut, muntah, lemas, berkeringat, mulut seperti terbakar, jantung berdegup kencang kemudian melemah, dan kejang. Jika orang terdekat Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera cari bantuan gawat darurat.  

    BACA JUGA: Ciri-ciri Anak Anda Keracunan Nikotin

    Efek samping makan rokok

    Jika Anda tidak mengalami gejala-gejala keracunan nikotin, bukan berarti makan rokok tidak berbahaya bagi Anda. Kebiasaan ini akan berdampak buruk pada kesehatan dalam jangka panjang. Pasalnya, rokok mengandung kira-kira 4.000 bahan kimia aktif yang berbahaya bagi tubuh. Berikut adalah berbagai efek samping yang sering dilaporkan terkait kebiasaan makan puntung rokok.

    • Kanker gusi, lidah, mulut, pipi, dan bibir
    • Kanker perut, pankreas, dan kerongkongan
    • Kerusakan gigi dan gusi
    • Penyakit jantung
    • Kecanduan makan rokok

    BACA JUGA: 7 Manfaat Berhenti Merokok yang Bisa Langsung Dirasakan

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 18/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan