backup og meta

Ini 7 Gangguan Mulut yang Bisa Muncul karena Stres

Ini 7 Gangguan Mulut yang Bisa Muncul karena Stres

Stres yang tidak tertangani dapat berdampak buruk pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk mulut dan gigi. Bahkan, ada sejumlah gangguan pada mulut yang bisa muncul karena stres.

Dalam kasus yang parah, masalah kesehatan mulut akibat stres dapat berkembang menjadi komplikasi serius. 

Bagaimana stres memengaruhi kesehatan mulut?

Dilansir dari The American Institute of Stress, stres dapat membuat Anda kurang memerhatikan kesehatan gigi dan mulut. Akibatnya, risiko mengalami masalah mulut dan gigi akan semakin meningkat.

Saat stres, orang cenderung mengabaikan perawatan mulut seperti menyikat gigi, flossing, atau berkumur. Seiring waktu berjalan, kondisi tersebut akan menyebabkan kerusakan gigi dan gusi.

Selain itu, stres juga memengaruhi sistem kekebalan tubuh Anda. Ketika imun tidak bekerja dengan baik, Anda berisiko mengalami infeksi akibat serangan bakteri dalam mulut.

Apabila tidak segera ditangani, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh. Akibatnya, Anda berisiko mengalami komplikasi serius, mulai dari penyakit jantung hingga infeksi paru-paru.

Gangguan mulut karena stres

bruxism merupakan salah satu gangguan mulut karena stres

Stres dapat memicu kemunculan penyakit pada semua bagian mulut, mulai dari gigi, gusi, bibir, hingga lidah. Berikut sejumlah gangguan mulut yang bisa terjadi karena stres.

1. Bruxism

Bruxism merupakan perilaku menggertakkan gigi yang dilakukan tanpa sadar. Kebiasaan ini sering dialami saat tidur oleh orang yang sedang mengalami stres atau kecemasan.

Meski terlihat sepele, kebiasaan ini dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Selain itu, Anda juga berisiko mengalami masalah lain, seperti sakit kepala dan rasa tidak nyaman pada rahang. 

Untuk mengatasi bruxism dan mencegah dampak yang bisa ditimbulkan, sebaiknya gunakan pelindung gigi saat tidur. Konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pelindung gigi yang sesuai untuk Anda.

2. Trauma gigi

Umumnya, trauma gigi terjadi akibat kebiasaan menggertakkan gigi saat stres. Kondisi ini menyebabkan kemunculan retakan atau patahan (fraktur) pada gigi.

Trauma gigi dapat dicegah dengan menggunakan pelindung gigi. Dengan begitu, gesekan yang terjadi saat Anda menggertakkan gigi tidak akan merusak lapisan enamel.

3. Gigi sensitif

Kebiasaan mengeretakkan gigi akibat stres dapat mengikis lapisan enamel. Ketika lapisan pelindung gigi ini rusak, gigi Anda akan menjadi lebih sensitif.

Gigi sensitif akan menyebabkan ketidaknyamanan saat mengonsumsi makanan atau minuman panas, dingin, manis, dan asam. Untuk mengatasi kondisi ini, Anda memerlukan bantuan dokter gigi.

4. Sariawan

Hubungan antara stres dan sariawan belum diketahui pasti. Namun, studi dalam National Library of Medicine menyebut, stres dapat meningkatkan risiko sariawan secara berulang.

Jika Anda mengalami gangguan mulut ini karena stres, hindari makanan asam dan pedas untuk sementara. Untuk mempercepat proses penyembuhan, Anda bisa mengoleskan obat salep untuk sariawan.

5. Mulut kering

Stres dapat berpengaruh pada hormon dalam tubuh yang merangsang produksi saliva. Gangguan produksi air liur karena stres akhirnya dapat menyebabkan mulut kering (xerostomia).

Mulut yang kering merupakan tempat ideal untuk bakteri mulut berkembang biak. Apabila terus dibiarkan, bakteri mulut akan menimbulkan kerusakan pada gigi dan gusi.

6. Penyakit gusi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, xerostomia merupakan salah satu gangguan mulut yang terjadi karena stres. Kondisi tersebut meningkatkan risiko Anda terkena penyakit gusi.

Belum lagi jika stres yang dirasakan mendorong Anda untuk menerapkan pola hidup tidak sehat seperti konsumsi junk food atau merokok. Infeksi gusi pun akan menghantui.

Apabila Anda mengalami infeksi gusi, pengobatan perlu segera dilakukan. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan komplikasi infeksi gusi yang lebih serius.

7. Gigi berlubang

gigi berlubang merupakan salah satu gangguan mulut karena stres

Gangguan mulut karena stres bisa meningkatkan risiko gigi berlubang. Kondisi tersebut juga dapat bertambah parah apabila kebersihan mulut Anda tidak terjaga dengan baik.

Sisa makanan yang menumpuk pada gigi nantinya akan menjadi santapan bakteri mulut. Proses tersebut akan menimbulkan asam yang menjadi penyebab gigi berlubang.

Awalnya, lubang akan muncul dalam ukuran kecil. Jika tidak segera ditangani, lubang akan membesar dan meningkatkan risiko gigi tanggal.

Untuk mencegah gangguan mulut karena stres, penting bagi Anda untuk mengetahui cara mengelolanya. Jika kesulitan, Anda bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Namun, apabila Anda telanjur mengalami masalah pada gigi dan mulut akibat stres, segera periksakan ke dokter. Hal ini bertujuan untuk mencegah kondisi Anda semakin parah.

Ragam gangguan mulut karena stres yang perlu diwaspadai

  • Bruxism
  • Mulut kering
  • Fraktur gigi
  • Sariawan
  • Penyakit gusi
  • Gigi berlubang
  • Gigi sensitif

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Heckman, W., & News, D. (2022). The Link Between Stress, Anxiety, and Dental Health – The American Institute of Stress. Retrieved 25 November 2022, from https://www.stress.org/the-link-between-stress-anxiety-and-dental-health

Stress and oral health – Australian Society of Orthodontists. (2022). Retrieved 25 November 2022, from https://www.aso.org.au/stress-and-oral-health

How Stress and Anxiety Can Affect Your Oral Health. (2021). Retrieved 25 November 2022, from https://www.psychreg.org/stress-anxiety-oral-health/

The link between stress and oral health. (2019). Retrieved 25 November 2022, from https://nsdental.org/wp-content/uploads/2019/04/NSDA-2019-Oral-Health-Report.pdf

Gum disease . (2018). Retrieved 25 November 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/gum-disease/

Teeth grinding (bruxism) . (2017). Retrieved 25 November 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/teeth-grinding/

Effect of stressful life events on the onset and duration of recurrent aphthous stomatitis. (2012). Retrieved 25 November 2022, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22077475/

Gunepin, M., Derache, F., Trousselard, M., Salsou, B., & Risso, J. (2018). Impact of chronic stress on periodontal health. Journal Of Oral Medicine And Oral Surgery, 24(1), 44-50. doi: 10.1051/mbcb/2017028

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Bayu Galih Permana

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Terapi EFT, Cara Atasi Stres yang Baik untuk Kesehatan Mental

11 Cara Menghilangkan Stres agar Hidup Lebih Bahagia


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan