backup og meta

Penyebab dan Cara Mengatasi Lidah Pecah Belah

Penyebab dan Cara Mengatasi Lidah Pecah Belah

Pernahkah Anda memperhatikan kondisi lidah Anda sendiri? Ternyata, warna dan tampilan lidah dapat menjadi pertanda akan suatu kondisi kesehatan tertentu, lho. Salah satunya, bila lidah Anda terlihat seperti membentuk pola atau garis pecah-pecah, bisa jadi ada keadaan medis yang mendasarinya. Lantas, apa saja penyebab lidah pecah belah dan bagaimana cara mengatasinya?

Sekilas tentang lidah pecah belah

Lidah pecah belah, juga dikenal dengan nama ‘lidah skrotum’ atau ‘lingua plicata’, adalah kondisi di mana muncul garis seperti retakan atau lekukan yang membentuk celah pada lidah.

Celah yang muncul ada yang terlihat dangkal atau dalam, dan jumlahnya bisa saja hanya satu atau lebih. Biasanya, celah ini menonjol di tengah lidah, membuat tampilan lidah seolah-olah terbelah menjadi dua bagian memanjang.

Untungnya, lidah pecah termasuk kondisi yang ringan dan tidak berbahaya. Anda juga tidak perlu khawatir akan tertular atau menularkan kondisi ini.

Apa saja penyebab lidah pecah belah?

Penyebab lidah pecah belah seringkali tidak diketahui. Beberapa bahkan menganggap bahwa lidah pecah hanyalah variasi bentuk lidah yang berbeda. Namun, terkadang ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa menimbulkan lidah pecah sebagai salah satu gejalanya.

Berikut adalah berbagai kondisi yang berkaitan dengan munculnya lidah pecah.

1. Down syndrome

Down syndrome adalah kondisi ketika seseorang memiliki kelebihan kromosom dalam tubuhnya. Kromosom merupakan sekelompok gen yang menentukan bagaimana bentuk dan fungsi tubuh bayi saat tumbuh selama kehamilan dan setelah lahir.

Umumnya bayi lahir dengan 46 kromosom, tetapi bayi dengan down syndrome memiliki salinan ekstra dari salah satu kromosom ini, yaitu kromosom 21. Akibatnya, hal ini berpengaruh pada perbedaan fisik yang dimiliki bayi down syndrome.

Salah satu perbedaannya terdapat pada lidah. Umumnya mereka memiliki lidah yang lebih besar beserta celah dan alur yang khas seperti pecah belah.

2. Sindrom Melkersson-Rosenthal

Kondisi ini merupakan gangguan neurologis langka yang dapat disebabkan oleh kecenderungan genetik atau muncul sebagai gejala penyakit Crohn dan sarkoidosis.

Salah satu gejala yang menandai sindrom ini adalah munculnya kerutan dan celah pada lidah. Selain itu, tanda-tanda yang juga dirasakan oleh penderitanya adalah kelumpuhan wajah berulang dan pembengkakan wajah dan bibir atas.

3. Bell’s palsy

Penyakit yang berupa kelemahan atau kelumpuhan otot wajah ini dapat menimbulkan gejala seperti lidah pecah-pecah dan kehilangan indera perasa pada dua pertiga bagian depannya.

Gejala bell’s palsy dapat muncul dan memburuk dalam waktu 48 jam. Penyakit ini terjadi akibat kerusakan pada saraf wajah. Bell’s palsy rentan menyerang orang-orang yang sedang hamil, memiliki penyakit diabetes, atau penyakit pernapasan.

Untungnya, bell’s palsy tidaklah permanen. Kebanyakan orang dengan penyakitnya dapat sembuh dan mendapatkan kekuatan otot-otot wajahnya kembali sepenuhnya.

4. Psoriasis

Psoriasis dapat memengaruhi area kulit manapun, termasuk mulut dan lidah. Kondisi ini dapat menyebabkan terbentuknya retakan di lidah, menimbulkan tampilan lidah yang pecah belah.

Terkadang, psoriasis yang menyerang lidah sulit untuk terdeteksi, sebab tanda-tandanya seringkali tidak terasa atau mungkin cenderung ringan. Namun, ada sebagian orang yang merasakan sakit atau bengkak parah sehingga membuat makan dan minum jadi sulit.

Di kemudian hari, gejala penyakit ini bisa saja timbul di tempat yang lain. Kendati demikian, Anda tak perlu khawatir akan tertular sebab psoriasis merupakan kondisi yang muncul karena keadaan autoimun.

5. Lidah geografik

Normalnya, lidah yang pecah belah tidak menimbulkan rasa sakit. Sayangnya, ini berbeda bila retakan lidah disebabkan oleh lidah geografik. Terkadang, lidah geografik bisa menjadi komplikasi dari psoriasis lidah.

Sebenarnya, gejala khas dari lidah geografik adalah munculnya bercak-bercak tak teratur berwarna kemerahan halus dengan garis putih di tepiannya. Sesuai dengan namanya, sekumpulan bercak tersebut membentuk pola seperti peta pada lidah.

Seringkali, bercak disertai dengan retakan atau celah di lidah. Bercak-bercak merah membuat penderitanya kerap merasakan sensasi menyengat, kesemutan, atau terbakar. Hal ini sangat terasa mengganggu terutama ketika sedang makan makanan dengan rasa yang tajam.

6. Kekurangan gizi

Ternyata, lidah pecah belah juga bisa menjadi pertanda bahwa Anda kekurangan gizi. Kekurangan gizi tak hanya soal gizi makro seperti karbohidrat dan protein, tapi juga bisa kekurangan vitamin dan mineral.

Biasanya, masalah lidah ini muncul pada orang-orang yang kekurangan asupan vitamin B12. kekurangan vitamin ini juga dapat membuat lidah terasa perih dan berwarna merah keabu-abuan.

Untungnya, lidah pecah belah yang disebabkan oleh malnutrisi termasuk jarang terjadi. Gejala yang lebih umum menyerang orang-orang yang kekurangan vitamin B12 adalah kelelahan, pusing, kulit pucat, atau sesak napas.

Bagaimana cara mengatasi lidah pecah belah?

Kebanyakan kasus lidah skrotum tidak berbahaya dan muncul sebagai variasi lidah yang normal, sehingga Anda tidak memerlukan perawatan khusus untuk mengatasinya.

Anda cukup menjalankan langkah-langkah untuk menjaga kebersihan mulut, misalnya dengan rutin menyikat lembut permukaan lidah untuk menghilangkan sisa makanan dari celah-celah lidah.

Selain sikat gigi biasa, banyak alat khusus untuk membersihkan lidah yang bisa Anda dapatkan di apotek atau toko swalayan. Bila perlu, Anda juga bisa berkonsultasi kepada dokter gigi untuk membuat rekomendasi mengenai perangkat lainnya yang efektif membersihkan lidah.

Dengan senantiasa menjaga kebersihan lidah, Anda akan terhindar dari iritasi dan kemungkinan bau mulut yang mungkin terjadi akibat sisa makanan yang tersangkut dalam celah lidah.

Namun, lain halnya bila lidah pecah belah disebabkan oleh kondisi yang telah disebutkan sebelumnya. Anda mungkin harus mendapatkan perawatan yang sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.

Oleh karena itu, bila Anda khawatir atau ingin memastikan kondisi Anda, jangan ragu untuk pergi ke dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Fissured Tongue. (2015). The American Academy of Oral Medicine. Retrieved 24 September 2021, from https://www.aaom.com/fissured-tongue

Fissured Tongue. (2005). DermNet NZ. Retrieved 24 September 2021, from https://dermnetnz.org/topics/fissured-tongue

Dental Issues & Down Syndrome. (n.d.). National Down Syndrome Society. Retrieved 24 September 2021, from https://www.ndss.org/resources/dental-issues-syndrome/

Melkersson-Rosenthal Syndrome Information Page. (2019). National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Retrieved 24 September 2021, fromhttps://www.ninds.nih.gov/Disorders/All-Disorders/Melkersson-Rosenthal-Syndrome-Information-Page

Picciani, B. L., Domingos, T. A., Teixeira-Souza, T., et al. (2016). Geographic tongue and psoriasis: clinical, histopathological, immunohistochemical and genetic correlation – a literature review. Anais brasileiros de dermatologia, 91(4), 410–421.

Tongue Exam. (n.d.). Stanford Medicine. Retrieved 24 September 2021, from https://stanfordmedicine25.stanford.edu/the25/tongue.html

Versi Terbaru

13/10/2021

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Gigi Anak Hitam

7 Cara Membujuk Anak agar Tidak Takut ke Dokter Gigi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 13/10/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan