Pernahkah Anda merasakan sensasi mulut seperti sedang mengulum koin atau logam? Ya, kondisi ini banyak disebut orang awam sebagai mulut terasa logam.
Dalam dunia medis, munculnya rasa asam, manis, pahit, atau logam pada mulut dikenal dengan istilah dysgeusia atau parageusia. Berikut merupakan sejumlah penyebab mulut terasa logam yang perlu Anda ketahui.
Berbagai penyebab mulut terasa logam
Lidah Anda memiliki banyak saraf sensoris (saraf penerima rangsangan) yang berada pada bintil-bintil lidah.
Saat dysgeusia terjadi, ujung saraf mengirimkan informasi berupa “rasa logam” ke otak Anda.
Terdapat beberapa kondisi atau penyakit tertentu yang bisa menyebabkan lidah Anda terasa seperti ada logamnya.
Hal ini bisa terjadi dalam jangka panjang atau pendek, tergantung dari penyebabnya.
1. Efek samping obat
Beberapa obat dapat menyebabkan mulut terasa logam. Hal ini karena tubuh Anda menyerap obat dan kemudian mengeluarkannya kembali melalui air liur.
Gangguan rasa pada lidah bisa diakibatkan efek samping obat-obatan berikut ini.
- Antibiotik seperti klaritromisin, tetrasiklin, atau metronidazol.
- Obat penurun tekanan darah seperti kaptopril.
- Obat glaukoma seperti metazolamid.
- Antidepresan seperti lithium.
- Obat penyakit batu ginjal atau asam urat seperti alopurinol.
Selain mengandung logam, obat-obatan tersebut juga menyebabkan gejala mulut kering (xerostomia) sehingga bisa mengganggu nafsu makan.
2. Periodontitis atau gingivitis
Jarang menyikat gigi bisa menyebabkan napas bau dan gigi berlubang. Seiring waktu, Anda bisa terkena radang gusi (gingivitis) hingga infeksi gusi (periodontitis).
Gangguan pada rongga mulut ini pada akhirnya dapat menghambat aliran darah ke lidah.
Akibatnya, produksi air liur jadi terhambat. Hal inilah yang menurunkan kemampuan indra pengecapan dan menyebabkan rasa logam pada mulut.
3. Kemoterapi atau terapi radiasi
Pengobatan kanker, terutama untuk kanker kepala dan leher, dapat menyebabkan gangguan pada indra pengecapan.
Kondisi ini terjadi saat obat-obatan kanker disuntikkan ke dalam aliran darah dan memengaruhi jumlah air liur yang diproduksi.
Sebuah penelitian dari Journal of Research in Medical Sciences (2013) menunjukkan suplemen vitamin D atau zinc dapat membantu mencegah perubahan rasa pada pasien kanker selama menjalani terapi.