Selama ini, mulut berbusa kerap dikaitkan dengan overdosis obat atau penggunaan obat secara berlebihan. Padahal, kondisi ini bisa disebabkan oleh hal lain yang tidak ada kaitannya dengan obat-obatan. Apa saja contohnya?
Penyebab mulut berbusa
Mulut berbusa adalah kondisi ketika mulut tiba-tiba mengeluarkan air liur yang berbuih atau berbusa. Jumlah busa ini bisa sedikit atau banyak, tergantung penyebabnya.
Secara umum, kondisi ini terjadi ketika air liur dalam mulut atau paru-paru terkumpul dalam jumlah yang terlalu banyak. Air liur ini kemudian bercampur dengan udara hingga menghasilkan buih.
Mulut berbusa sebenarnya merupakan kondisi yang cukup langka. Berikut adalah beberapa penyebabnya yang paling umum.
1. Kejang
Kejang adalah gangguan aktivitas listrik pada otak yang membuat gerakan tubuh menjadi tidak terkendali. Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat membuat mulut menjadi kaku dan tertutup.
Gangguan aktivitas listrik ini juga membuat kelenjar ludah menjadi lebih aktif sehingga produksi air liur meningkat, tetapi Anda tidak bisa menelannya.
Akibatnya, air liur yang terkumpul di dalam mulut akan bercampur dengan udara dan menghasilkan busa.
Meski mirip, kejang dan epilepsi adalah dua hal yang berbeda. Epilepsi memang bisa ditandai dengan kejang, tetapi tidak semua orang yang kejang pasti mengalami epilepsi.
Karena itulah, mulut yang berbusa belum tentu menjadi gejala epilepsi. Untuk mendapatkan kepastian, periksakan kondisi Anda ke dokter.
2. Overdosis obat
Cleveland Clinic menyebutkan bahwa mengonsumsi obat resep secara berlebihan dapat menyebabkan komplikasi yang ditandai dengan mulut berbusa.
Konsumsi obat secara berlebihan bisa mengganggu kinerja jantung dan paru-paru. Pada tahap tertentu, kondisi ini akan menimbulkan penumpukan cairan di dalam paru-paru.
Cairan yang kemudian bercampur dengan karbon dioksida ini pada akhirnya akan keluar melalui mulut dalam bentuk busa. Umumnya, overdosis menghasilkan muntah busa putih.
Meski demikian, perlu diingat bahwa risiko mulut berbusa tentu lebih besar pada penggunaan narkoba dibandingkan obat dengan resep.
Pasalnya, narkoba berisiko tinggi menimbulkan ketergantungan obat sehingga mendorong seseorang untuk terus mengonsumsinya, bahkan di luar batas dosis maksimal.
3. Rabies
Rabies adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Anjing, serigala, rubah, dan rakun adalah hewan yang paling umum membawa virus rabies. Anda bisa terserang rabies jika mendapat gigitan dari hewan tersebut karena virusnya terdapat di dalam air liur.
Pada tahap awal, rabies sering kali tidak menunjukkan gejala. Ketika virus sudah cukup menyebar, gejala yang sering muncul untuk pertama kali adalah air ludah berbusa. Hal ini terjadi karena virus rabies telah menyerang sistem saraf.
Gangguan sistem saraf karena rabies akan membuat hewan dan manusia kehilangan kemampuan menelan air liur sehingga membuatnya menumpuk di dalam mulut.
Rabies sering kali berakibat fatal. Jika Anda digigit hewan yang dapat menularkan rabies, segera cuci tangan dengan sabun antiseptik dan kunjungi rumah sakit terdekat.
Cara menangani orang dengan mulut berbusa
Segera hubungi dokter atau cari bantuan medis ketika orang terdekat Anda tiba-tiba mengeluarkan air liur seperti busa, terlebih jika kondisi ini cukup sering terjadi.
Setiap kasus mulut berbusa bisa membutuhkan penanganan yang berbeda. Berikut adalah beberapa di antaranya.
- Overdosis karena opioid umumnya ditangani dengan pemberian suntikan nalokson atau narcan injectable. Perawatan ini tidak bisa digunakan untuk overdosis karena obat lain, seperti stimulan.
- Kejang karena epilepsi bisa diredakan dengan memberikan obat antiepileptik. Obat ini tidak boleh diberikan untuk kejang yang penyebabnya belum pasti.
- Terapi oksigen untuk membantu memulihkan fungsi paru-paru.
Jika Anda memiliki hewan peliharaan yang berisiko terjangkit rabies, minimalkan risiko terjangkit penyakit ini dengan melakukan vaksinasi.
Kesimpulan
- Keluarnya air liur berlebih yang disertai busa bisa disebabkan oleh gangguan aktivitas listrik alias kejang.
- Mulut yang berbusa juga bisa disebabkan oleh overdosis atau konsumsi obat berlebih. Umumnya, ini disebabkan oleh narkoba karena berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan.
- Rabies juga bisa menyebabkan ludah berbusa. Pasalnya, infeksi virus rabies bisa mengganggu sistem saraf yang mengatur kemampuan menelan air liur.
- Penanganan mulut berbusa bisa beragam. Sebagai contoh, dokter akan memberikan suntik nalokson untuk overdosis opioid dan antiepileptik untuk kejang karena epilepsi.