backup og meta

3 Penyebab Mulut Berbusa yang Perlu Anda Waspadai

3 Penyebab Mulut Berbusa yang Perlu Anda Waspadai

Sering kali mulut berbusa dikaitkan dengan overdosis obat atau penggunaan obat secara berlebihan. Namun, ternyata bukan hanya karena overdosis, terdapat penyebab mulut berbusa lainnya yang mungkin belum Anda ketahui.

Untuk itu, simak penjelasan lebih lanjut apa saja yang menyebabkan mulut berbusa hingga cara menanganinya.

Apa itu mulut berbusa?

Seperti namanya, mulut berbusa adalah suatu kondisi ketika mulut tiba-tiba mengeluarkan busa atau buih.

Busa bisa keluar dalam volume yang banyak ataupun sedikit, tergantung pada penyebabnya.

Mulut berbusa atau berbuih ini terjadi saat air liur dalam mulut atau paru-paru Anda terkumpul dalam jumlah yang terlalu banyak. Air liur kemudian bercampur dengan udara hingga menghasilkan buih.

Penyebab mulut berbusa

kejang

Pada dasarnya, keluarnya busa dari mulut sangat jarang terjadi kecuali memang ada masalah dengan kesehatan gigi dan mulut atau kesehatan tubuh Anda secara keseluruhan.

Berikut beberapa kondisi yang ditandai dengan air liur seperti berbusa.

1. Kejang

Kejang merupakan gangguan yang terjadi ketika saraf di otak berkomunikasi secara tidak normal satu sama lain. Akibatnya, terjadilah gerakan sebagian atau seluruh tubuh yang tidak terkendali.

Kejang yang terjadi begitu hebat dapat menjadi penyebab mulut berbusa. Hal ini terjadi karena saat kejang, mulut akan menjadi lebih kaku dan tertutup.

Selain itu, kelenjar ludah juga menjadi lebih aktif. Ini membuat Anda menghasilkan ludah lebih banyak, tetapi tidak mampu menelannya. Akibatnya, saat mulut terbuka, keluarlah air liur yang telah berubah menjadi busa.

Meski mirip dengan epilepsi, jangan salah artikan kejang dengan epilepsi karena keduanya berbeda. Memang epilepsi biasanya ditandai dengan kejang, tapi tidak semua orang yang kejang mengalami epilepsi.

Maka, tidak seperti anggapan banyak orang, mulut berbusa belum tentu menjadi gejala epilepsi. Untuk mendapatkan kepastian, segera periksakan diri Anda ke dokter.

2. Overdosis obat

overdosis menyebabkan mulut berbusa

Mungkin Anda pernah mendengar kesalahantakaran dosis saat mengonsumsi obat atau narkoba yang akhirnya menyebabkan overdosis obat.

Seseorang bisa menggunakan narkoba karena beberapa alasan. Misalkan pada orang yang depresi, obat ini dirasa dapat memberikan perasaan rileks yang pada akhirnya menyebabkan ketergantungan obat.

Ada dua kategori obat yang bisa menyebabkan ketergantungan, yakni depresan (obat penghilang rasa sakit) dan stimulan. Contoh obat-obatannya antara lain heroin, oxycontin, ritalin, dan methamphetamine.

Jika Anda mengonsumsi salah satu obat-obatan tersebut dalam jumlah yang terlalu banyak, kemungkinan besar Anda akan mengalami overdosis.

Sebenarnya, penggunaan obat keras yang telah lolos uji BPOM tidak dilarang sepenuhnya asalkan sesuai petunjuk dan dosis penggunaannya.

Ketika Anda mengonsumsinya tidak sesuai takaran, ada berbagai gejala yang akan Anda rasakan. Salah satunya mulut berbusa.

Pasalnya, ketika tubuh tidak bisa menerima jumlah obat yang masuk, organ-organ seperti jantung dan paru-paru tidak akan berfungsi dengan baik.

Fungsi jantung dan paru-paru yang melambat akibat penggunaan obat depresan akan membuat cairan terkumpul di dalam paru-paru. Cairan dapat bercampur dengan karbon dioksida, lalu keluar dari mulut dalam bentuk busa.

3. Rabies

Rabies adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat yang ditularkan dari hewan ke manusia.

Umumnya hanya hewan tertentu yang membawa virus rabies, misalnya anjing, serigala, rubah, dan rakun.

Manusia bisa terserang virus ini jika mendapat gigitan dari hewan pembawa virus tersebut. Ini karena virus rabies ada dalam air liur hewan.

Penting bagi Anda untuk mewaspadai gejala yang ditimbulkan dari penyakit rabies, terutama bila Anda memelihara binatang yang berisiko tinggi mengidap rabies.

Gejala yang paling sering terlihat yakni keluarnya air ludah berbusa dari mulut. Hal ini terjadi karena virus rabies memengaruhi kerja sistem saraf.

Infeksi rabies lama-kelamaan membuat hewan dan manusia tidak mampu menelan air liurnya sehingga menghasilkan busa dari mulut.

Saran bagi Anda yang mendapat gigitan dari hewan yang berisiko rabies, sebaiknya cuci luka secara menyeluruh dengan sabun antiseptik untuk menghilangkan kuman. Segera hubungi dokter setelah Anda terkena gigitan hewan yang terduga rabies.

Cara menangani orang dengan mulut berbusa

beda kejang dan epilepsi

Segera hubungi dokter dan cari bantuan medis ketika orang terdekat Anda tiba-tiba mengeluarkan air liur seperti berbusa, apalagi jika hal ini cukup sering terjadi.

Penanganan yang diberikan tujuannya adalah untuk mencegah komplikasi serius. Setiap orang membutuhkan penanganan yang berbeda. Jadi, pastikan untuk menerapkan penanganan yang sesuai dengan penyebabnya.

Berikut hal yang bisa Anda lakukan.

  • Overdosis akibat obat opioid dapat ditangani dengan pemberian suntikan nalokson atau narcan injectable untuk meredakan gejalanya. Namun, pada overdosis obat stimulan, belum ada pengobatan khusus untuk menanggulanginya.
  • Kejang akibat epilepsi bisa diredakan dengan memberikan obat antiepileptik, sedangkan kejang yang bukan karena epilepsi bisa diobati dengan mencari dahulu sebab kejangnya. Lalu, dokter akan mengobati kondisi penyebabnya tersebut.
  • Jika Anda memiliki hewan peliharaan yang berisiko terjangkit rabies, Anda bisa mencegah terkena penyakit ini dengan melakukan vaksinasi rabies.

Sambil menunggu pertolongan medis datang, Anda dapat memberikan pertolongan pertama dengan memiringkan orang yang mulutnya berbusa tersebut ke samping. Lalu, pastikan kalau udara di sekitarnya bersih.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Rabies – Human rabies surveillance. (2021). Retrieved 8 June 2022 from https://www.cdc.gov/rabies/location/usa/surveillance/human_rabies.html

Nel L. H. (2013). Discrepancies in data reporting for rabies, Africa. Emerging infectious diseases, 19(4), 529–533. https://doi.org/10.3201/eid1904.120185. Retrieved 8 June 2022.

Rabies. (2021). Retrieved 8 June 2022 from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rabies/diagnosis-treatment/drc-20351826

Types of seizures. (2022). Retrieved 8 June 2022 from https://www.canadianepilepsyalliance.org/about-epilepsy/types-of-seizures/

What are the phases of a seizure?. (2022). Retrieved 8 June 2022 from https://www.epilepsy.ca/seizures

Versi Terbaru

30/06/2022

Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Bahaya yang Terjadi Bila Mengganjal Mulut Pakai Sendok Saat Kejang

Mengenal Gejala Rabies pada Manusia untuk Cegah Kematian


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 30/06/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan