backup og meta

9 Penyebab Lidah Terasa Asin padahal Tidak Makan Garam

9 Penyebab Lidah Terasa Asin padahal Tidak Makan Garam

Lidah dan mulut yang terasa asin tanpa sebab mungkin saja menandakan gangguan kesehatan tertentu. Sebelum memberikan penanganan, Anda tentu perlu mencari tahu terlebih dahulu kondisi dan penyakit yang menjadi penyebabnya.

Penyebab lidah dan mulut terasa asin

Setelah makan makanan asin, lidah juga akan ikut terasa asin selama beberapa saat karena masih terdapat sisa-sisa garam yang tertinggal pada lidah dan mulut.

Meskipun Anda suka makan asin, sensasi asin pada mulut yang tak kunjung hilang tentu saja dapat menimbulkan kekhawatiran.

Berikut ini adalah beberapa penyebab lidah dan mulut terasa asin yang mungkin Anda alami.

1. Mulut kering

penyebab mulut kering

Pengidap gangguan mulut kering akan merasa seperti ada bola-bola kapas di dalam mulut yang terasa asin. Masalah ini sering dialami oleh perokok dan pengguna obat-obatan tertentu.

Lidah asin akibat mulut kering umumnya juga diikuti gejala-gejala lain, seperti sensasi lengket pada mulut, bau mulut, sakit tenggorokan, dan suara serak.

Untuk mengatasi mulut kering, cobalah penuhi kebutuhan cairan tubuh Anda dengan minum setidaknya delapan gelas air per hari. Hindari juga makan makanan manis untuk sementara waktu.

Selain itu, Anda dapat mengunyah permen karet bebas gula untuk memancing produksi air liur. Dengan begitu, mulut akan lembap dan mengurangi sensasi lidah asin.

2. Dehidrasi

Dehidrasi merupakan salah satu penyebab lidah asin dan mulut kering. Saat tubuh kekurangan cairan, kadar garam dalam tubuh jadi tidak seimbang dan membuat liur terasa lebih asin. 

Gejala dehidrasi juga bisa diikuti dengan rasa haus berlebih, jarang buang air kecil, perubahan warna urine menjadi gelap atau keruh, kelelahan, pusing, hingga sakit kepala.

Cara terbaik untuk mengatasi dehidrasi tentunya dengan memperbanyak minum air putih, yaitu minimal delapan gelas per hari. 

Apabila Anda sedang sakit atau menjalani rutinitas yang padat, air putih yang perlu Anda minum tentu bisa diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.

Apakah lidah dan air liur terasa asin bahaya?

Dalam kebanyakan kasus, rasa asin pada lidah tidaklah berbahaya dan akan hilang sendiri setelah penyebabnya ditangani. Untuk meredakannya, Anda dapat minum banyak air putih, berhenti merokok, dan menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik.

3. Gusi berdarah

Munculnya sensasi asin pada lidah atau rasa logam pada mulut bisa menjadi salah satu tanda gusi berdarah

Hal ini umumnya terjadi setelah Anda mengonsumsi makanan yang bertekstur tajam atau menggosok gigi terlalu keras hingga mengakibatkan perdarahan gusi.

Namun, bila gusi Anda sering berdarah setelah menyikat gigi dan memakai benang gigi, hal ini mungkin menandakan radang gusi atau gingivitis.

Gingivitis dapat menyebabkan gusi kemerahan, bengkak, dan terasa lunak ketika Anda sentuh.

4. Infeksi mulut

Jika peradangan pada gusi tidak segera diobati, lama-kelamaan kondisi ini bisa menyebabkan infeksi gusi. Kondisi ini juga untuk dikenal dengan sebutan periodontitis

Gejala periodontitis antara lain lidah terasa asin, bau mulut, gigi goyang dan copot, abses gusi, hingga keluarnya nanah dari dalam gusi.

Infeksi yang dibiarkan begitu saja bisa menyebabkan komplikasi penyakit gusi, seperti penyakit jantung, stroke, pneumonia, dan bahkan kanker.

Untungnya, infeksi mulut ini sebetulnya tidak membahayakan dan bisa disembuhkan bila Anda mengambil langkah cepat untuk segera mengobatinya. 

5. Postnasal drip

bab berlendir disebabkan oleh alergi makanan

Postnasal drip terjadi saat saluran pernapasan Anda memproduksi lendir secara berlebihan sehingga timbul perasaan seperti lendir tertelan pada bagian belakang tenggorokan. 

Saat lendir bercampur dengan air liur, inilah yang menimbulkan rasa asin pada lidah. Anda juga akan mengalami hidung mampet, meler, dan sulit bernapas karenanya.

Untuk mengatasi lidah terasa asin akibat postnasal drip, segeralah minum banyak air putih dan obat flu yang mengandung antihistamin. 

Anda juga dapat menggunakan obat semprot hidung untuk mengatasi hidung mampet. Apabila gejalanya tidak kunjung sembuh, konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.

6. Refluks asam lambung

Selain membuat perut terasa perih, refluks asam lambung dapat jadi alasan kenapa lidah dan mulut terasa asin.

Sebuah studi dalam Journal of Neurogastroenterology and Motility (2017) menemukan refluks asam lambung dapat memengaruhi kemampuan orang untuk mengecap rasa.

Gastroesophageal reflux disease (GERD) biasanya disertai nyeri dan sensasi panas pada ulu hati (heartburn), mual, muntah, suara serak, hingga penurunan berat badan drastis.

Apabila tidak ditangani dengan baik, GERD bisa menyebabkan komplikasi, mulai dari Barrett’s esophagus hingga kanker tenggorokan. 

7. Kekurangan gizi

Kekurangan gizi yang parah dapat membuat mulut terasa asin. Kondisi ini juga dapat disertai dengan wajah pucat, jantung berdebar, kelelahan, hingga mati rasa pada kaki dan tangan.

Dysgeusia atau gangguan pada indra pengecap ini bisa terjadi bila tubuh Anda kekurangan zat gizi tertentu, seperti vitamin B12 dan vitamin C.

Gangguan ini dapat diatasi dengan memenuhi asupan vitamin tersebut. Contohnya, kalau Anda kekurangan vitamin B12, coba perbanyak makan tahu, tempe, telur, atau jamur.

Sementara bila Anda kekurangan vitamin C, coba atasi dengan memperbanyak konsumsi jeruk, jambu biji, cabai, mangga, dan stroberi.

8. Sindrom Sjogren

Sindrom Sjogren terjadi saat sistem imun menyerang semua kelenjar yang memproduksi cairan, termasuk kelenjar air liur dan kelenjar air mata. 

Akibatnya, produksi air liur jadi terhambat serta menyebabkan mulut terasa asin dan mata kering.

Gangguan ini tidak datang sendirian. Dalam beberapa kasus, sindrom Sjogren umumnya diikuti dengan penyakit autoimun lain, seperti lupus, rematik, dan multiple sclerosis.

Gejala sindrom Sjogren dapat diatasi dengan banyak minum air putih. Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengurangi gejalanya.

9. COVID-19

Lidah terasa asin juga bisa menjadi pertanda COVID-19. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2 yang masuk melalui hidung dan mulut. 

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Scientific Reports (2022) menemukan bahwa 45% pasien yang positif COVID-19 mengalami keluhan pada fungsi penciuman dan pengecapan.

Orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 mungkin mengalami dysgeusia, yakni kondisi berubahnya persepsi rasa sehingga lidah bisa terasa manis, asam, asin, pahit, atau seperti logam.

Di samping itu, COVID-19 bisa menyebabkan ageusia, yaitu hilangnya semua rasa pada sebagian pasien yang positif.

Rasa pahit pada lidah umumnya akan segera hilang setelah penyebab utamanya teratasi.

Namun, bila gejala ini tidak kunjung hilang lebih dari beberapa minggu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Kesimpulan

  • Lidah dan mulut yang terasa asin dapat menandakan gangguan kesehatan yang umum terjadi, seperti mulut kering, dehidrasi, atau gusi berdarah.
  • Pada sebagian kasus, ini bisa menandakan kondisi yang lebih serius, seperti kekurangan gizi, sindrom Sjogren, dan COVID-19.
  • Minum cukup air putih serta menjaga kebersihan mulut dapat membantu mengatasinya.
  • Namun, bila gejala tidak kunjung membaik, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What’s Causing That Salty Taste in Your Mouth?. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved July 24, 2024, from https://health.clevelandclinic.org/salty-taste-in-mouth

Dysgeusia. (2021). Cleveland Clinic. Retrieved July 24, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22047-dysgeusia

Periodontitis. (2022). American Dental Association. Retrieved July 24, 2024, from https://www.ada.org/en/resources/ada-library/oral-health-topics/periodontitis

Sjögren Disease. (2022). American Dental Association. Retrieved July 24, 2024, from https://www.ada.org/resources/ada-library/oral-health-topics/sjogren-disease/

Post-nasal drip. (2022). American Academy of Otolaryngology–Head and Neck Surgery Foundation. Retrieved July 24, 2024, from https://www.enthealth.org/conditions/post-nasal-drip/

Taylor, K. & Jones, E. Adult Dehydration. (2022). StatPearls Publishing. Retrieved July 24, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555956/ 

Cattaneo, C., Pagliarini, E., Mambrini, S. P., Tortorici, E., Mené, R., Torlasco, C., Perger, E., Parati, G., & Bertoli, S. (2022). Changes in smell and taste perception related to COVID-19 infection: a case-control study. Scientific reports, 12(1), 8192. https://doi.org/10.1038/s41598-022-11864-8

Trombelli, L., Farina, R., Silva, C. O., & Tatakis, D. N. (2018). Plaque-induced gingivitis: Case definition and diagnostic considerations. Journal of clinical periodontology, 45 Suppl 20, S44–S67. https://doi.org/10.1111/jcpe.12939

Kabadi, A., Saadi, M., Schey, R., & Parkman, H. P. (2017). Taste and Smell Disturbances in Patients with Gastroparesis and Gastroesophageal Reflux Disease. Journal of neurogastroenterology and motility, 23(3), 370–377. https://doi.org/10.5056/jnm16132

Versi Terbaru

26/07/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Penyebab Lidah Berwarna Putih dan Cara Mengatasinya

Mengenal Lidah Stroberi, Gangguan Lidah yang Tak Semanis Dibayangkan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 26/07/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan