Berkat fungsi lidah sebagai indra pengecap, Anda bisa merasakan berbagai makanan enak dan minuman segar. Namun, tidak bagi pengidap taste disorder alias gangguan indra pengecap.
Gangguan indra pengecap tersebut bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali kemampuan seseorang untuk mengecap berbagai macam rasa.
Mengenal jenis gangguan indra pengecap
Gangguan indra pengecap bisa berdampak besar pada seseorang. Pasalnya, ini mungkin mempengaruhi nafsu makan sehingga kebutuhan gizi harian tidak terpenuhi.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari perubahan pada fungsi lidah Anda, termasuk kemampuannya untuk mencecap.
Berikut ini adalah berbagai jenis gangguan indra pengecap atau taste disorder.
1. Hipogeusia
Pengidap hipogeusia masih bisa merasakan cita rasa makanan, hanya saja kepekaannya berkurang. Gejala lain dari kondisi ini adalah kesulitan untuk membedakan rasa.
Hipogeusia bisa terjadi secara bertahap ataupun tiba-tiba. Kondisi ini juga bisa menjadi gejala dari hiposmia atau penurunan kemampuan indra penciuman.
2. Ageusia
Jenis gangguan indra pengecap yang selanjutnya adalah aguesia. Gangguan ini akan membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk mengecap rasa secara keseluruhan.
Ciri utama ageusia ialah lidah terasa hambar saat Anda mencecap rasa manis, asam, pahit, maupun rasa lainnya.
Kehilangan kemampuan mencecap secara keseluruhan ini merupakan taste disorder yang paling jarang ditemukan.
Meski bisa dialami siapa saja, gangguan ini lebih sering ditemukan pada seseorang yang berusia di atas 50 tahun.
3. Dysgeusia
Pengidap dysgeusia mengalami persepsi rasa makanan yang tidak wajar, contohnya rasa logam, tengik, atau sensasi rasa tertentu yang tidak ada hubungannya dengan makanan yang dikonsumsi.
Laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa dysgeusia sering kali membuat seseorang bisa menikmati makanan yang tidak mereka suka dan membenci makanan yang disukai.
Dysgeusia kerap disertai dengan burning mouth syndrome, yaitu kondisi yang ditandai dengan rasa terbakar pada lidah, langit-langit mulut, atau bibir.
4. Phantogeusia
Pernahkah Anda secara tiba-tiba merasakan sesuatu di dalam mulut, padahal tidak sedang makan atau minum? Jika kondisi ini terjadi secara terus-menerus, Anda mungkin mengalami phantogeusia.
Phantogeusia adalah istilah medis yang merujuk pada sensasi rasa yang tidak nyata. Seseorang dengan phantogeusia bisa merasakan sesuatu di mulutnya meskipun tidak sedang makan atau minum.
5. Aliageusia
Selain empat kondisi di atas, ada juga sejenis taste disorder yang disebut aliageusia.
Dikutip dari situs UT Health Houston, aliageusia adalah kondisi ketika makanan atau minuman yang biasanya terasa nikmat mulai terasa tidak enak.
Apa penyebab gangguan indra pengecap?
Pada beberapa kasus, gangguan indra pengecap memang sudah menjadi penyakit bawaan sejak lahir. Namun, penyakit ini juga bisa berkembang karena beberapa kondisi seperti berikut.
1. Pengobatan
Selama menjalani pengobatan atau perawatan, khususnya yang bersifat jangka panjang, Anda mungkin merasakan perubahan pada kemampuan indra pengecap.
Beberapa obat yang bisa menjadi faktor penyebab taste disorder adalah captopril, amoxicillin, dan metronidazole.
Selain obat, perawatan penyakit yang berhubungan dengan kanker kepala dan leher, seperti kemoterapi, juga bisa menyebabkan taste disorder.
2. Infeksi
Pembengkakan pada lidah yang terjadi karena infeksi virus, jamur, atau bakteri akan mengurangi aliran darah ke indra pengecap. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan pada indra pengecap.
COVID-19 beberapa waktu lalu merupakan salah satu bukti bahwa infeksi bisa mengganggu kemampuan seseorang dalam mencecap sesuatu.
Tahukah Anda?
Infeksi saluran pernapasan atas dan telinga bagian tengah merupakan jenis infeksi yang paling sering menyebabkan taste disorder.
3. Penyakit tertentu
Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang kerap menyebabkan gangguan pada indra pengecap.
- HIV/AIDS.
- Polip.
- Alergi.
- Penyakit refluks asam lambung (GERD).
- Cedera kepala.
- Kencing manis.
- Penyakit tiroid.
- Hipertensi.
- Mulut kering atau xerostomia.
- Defisiensi gizi, terutama zat besi dan vitamin B.
- Gangguan metabolisme, seperti diabetes.
- Riwayat operasi telinga, hidung, tenggorokan, atau mulut.
- Gangguan fungsi penciuman atau smell disorder, seperti anosmia dan hiposmia.
- Gangguan neurologis, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan multiple sclerosis.
Selain berbagai kondisi di atas, kehamilan, penuaan, serta kebersihan gigi dan mulut yang tidak terjaga juga bisa menjadi faktor penyebab seseorang mengidap taste disorder.
Cara mengatasi gangguan fungsi pengecap
Karena bisa disebabkan oleh berbagai hal, pengobatan untuk gangguan fungsi pengecap akan disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya.
Sebagai contoh, jika taste disorder disebabkan oleh reaksi alergi, Anda akan diobati dengan antihistamin.
Sementara itu, jika gangguan fungsi pengecap disebabkan oleh defisiensi gizi, dokter bisa meresepkan suplemen.
Selain pengobatan oleh dokter, berikut adalah beberapa perawatan rumahan yang bisa Anda lakukan untuk mendukung pengobatan taste disorder.
- Berhenti merokok.
- Menjaga kebersihan gigi dan mulut.
- Mengurangi konsumsi makanan pedas penyebab lidah baal.
- Mengurangi konsumai makanan yang terlalu manis atau berpengawet.
- Menggunakan rempah-rempah sebagai pengganti bahan tambahan kimiawi dalam makanan.
- Melakukan pemeriksaan gigi secara berkala.
Meski pada beberapa kasus taste disorder hanya bersifat sementara, penting untuk tetap berkonsultasi ke dokter saat Anda merasakan gangguan pada indra pengecap.
Pasalnya, taste disorder yang cukup parah dan telah memengaruhi nafsu makan secara drastis bisa saja menyebabkan malnutrisi pada pengidapnya.