backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Pentingnya Memahami Tumbuh Kembang Gigi dan Rahang Anak Sejak Dini

Ditulis oleh drg. Widya Kusumadewy, Sp. Ort (K) · Gigi · Rumah Sakit EMC Pekayon


Tanggal diperbarui 24/12/2020

    Pentingnya Memahami Tumbuh Kembang Gigi dan Rahang Anak Sejak Dini

    Memahami tumbuh kembang gigi anak sejak dini sangat penting untuk menjaga bentuk, fungsi dan kesehatan gigi yang maksimal. Ketidakharmonisan hubungan rahang atas dan bawah dapat mengganggu fungsi pengunyahan, fungsi bicara, dan penampilan disebut sebagai maloklusi atau gigi berantakan. Maloklusi merupakan kelainan rongga mulut yang paling banyak diderita oleh orang Indonesia setelah penyakit gigi berlubang dan kelainan gusi dengan prevalensi yang mencapai 80% populasi.

    Memahami Tumbuh Kembang Gigi dan Rahang Anak

    Memahami Tumbuh Kembang Gigi dan Rahang Anak

    Kesadaran orang tua untuk mengetahui adanya kelainan tumbuh kembang rahang pada anak terkadang masih kurang. Sebagian besar masyarakat luas belum memiliki pengetahuan maupun kesadaran akan kelainan pada tumbuh kembang gigi dan rahang. Gigi berjejal dan berantakan dapat terjadi karena berbagai faktor seperti keturunan, nutrisi, dan kesehatan mulut selama masa tumbuh kembang anak serta kebiasaan buruk dapat mempengaruhi kondisi gigi geligi anak.

    Faktor Keturunan

    Ayah dan ibu dapat menurunkan karakter mereka ke anak-anaknya. Seperti halnya warna mata, jenis rambut keriting, karakter gigi dan mulut juga dapat diturunkan dari ayah dan ibu. Ayah dengan rahang dan gigi yang besar, sementara ibu dengan rahang dan gigi yang kecil dapat memiliki anak dengan rahang yang kecil dan gigi geligi yang besar. Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian ukuran gigi dan rahang sehingga gigi menjadi berjejal dan berantakan.

    Cameuh dan tonggos juga merupakan salah satu karakter yang dapat diturunkan dari ayah dan ibu. Kelainan seperti ini sebaiknya mendapatkan perawatan optimal pada masa tumbuh kembang, sehingga memeriksakan anak-anak ke dokter gigi sedini mungkin secara rutin setiap 6 bulan sekali sangatlah penting.

    Faktor Nutrisi dan Kesehatan Mulut

    Pertumbuhan gigi geligi dan rahang, perkembangan gigi, dan tulang-tulang wajah mulai terbentuk semenjak anak dalam masa kandungan. Gangguan selama kehamilan atau kurangnya nutrisi selama ibu mengandung akan berpengaruh terhadap pada pembentukan gigi dan rahang. Pada gigi geligi dapat menyebabkan kerusakan struktur gigi sehingga gigi geligi anak mudah rusak dan lebih rentan.

    Setelah lahir nutrisi dan kebersihan mulut anak perlu diperhatikan sedini mungkin. Meskipun belum mempunyai gigi, ibu dapat membersihkan mulut dan lidah bayi dengan menggunakan kassa lembab yang dibalutkan ke jari ibu.

    Hal ini berguna untuk membersihkan susu yang menempel pada lidah dan gusi bayi. Setelah anak mulai tumbuh gigi, ibu sudah dapat mengajari anak untuk menggosok gigi menggunakkan sikat gigi dan pasta gigi anak sesuai usianya. 

    Perlu dipahami, meskipun gigi susu akan tanggal dan tergantikan dengan yang baru, tapi rusaknya gigi susu anak  bisa membuat anak merasa sakit dan kesulitan makan.

    Gigi susu yang tanggal sebelum waktunya karena berlubang besar ataupun sering bengkak dapat menyebabkan gigi permanennya tumbuh berantakan. Begitu pula ketika gigi permanen anak mulai tumbuh sementara gigi susunya tidak goyang dan lepas dapat menyebabkan gigi permanen tidak dapat tumbuh pada posisinya. Kondisi seperti ini sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter gigi untuk penanganan lebih lanjut. 

    Faktor Kebiasaan Buruk

    Memahami Tumbuh Kembang Gigi dan Rahang Anak menggigit kuku

    Kebiasaan buruk yang dilakukan sejak kecil dan tidak dihentikan sampai anak usia sekolah dapat mempengaruhi gigi geliginya. Contohnya seperti mengisap ibu jari, bernapas melalui mulut, menjulurkan lidah (tongue thrusting). 

    Pada waktu anak berusia 0-4 bulan, anak mengalami fase oral yaitu periode dimana mereka suka memasukkan benda-benda ke mulut mereka termasuk jari mereka. Kebiasaan ini normal dilakukan anak hingga 2 tahun.

    Kebiasaan menghisap ibu jari yang berlanjut hingga anak berusia sekolah dapat mengakibatkan masalah pada rongga mulut anak seperti gigitan terbuka dan langit-langit yang dalam. Gigitan terbuka ini selain mengganggu fungsi pengunyahan, juga berdampak secara estetis.

    Kelainan tumbuh kembang rahang pada anak dapat terjadi pada rahang atas maupun pada rahang bawah. Tumbuh kembang rahang atas yang berlebih dan tumbuh kembang rahang bawah yang kurang akan menyebabkan pola skeletal Kelas II. Yakni dengan gambaran gigi atas yang sangat maju dibandingkan gigi bawahnya yang seringkali disebut dengan tonggos.

    Sebaliknya, tumbuh kembang rahang bawah yang berlebih atau tumbuh kembang rahang atas yang kurang akan menyebabkan pola skeletal Kelas III atau yang sering disebut dengan cameuh memperlihatkan dagu yang maju serta gigitan terbalik.

    Kelainan pertumbuhan gigi dan rahang seperti cameuh dan tonggos dengan kondisi yang parah dan terlambat dirawat hingga dewasa, maka akan lebih sulit ditangani dan mungkin memerlukan tindakan bedah.

    Tumbuh kembang gigi yang baik berpengaruh pada kesehatan fisik dan juga kepercayaan diri anak

    Pentingnya Memahami Tumbuh Kembang Gigi dan Rahang Anak Sejak Dini

    Kelainan tumbuh kembang tersebut akan bermanifestasi pada ketidakharmonisan bentuk wajah dan gangguan fungsi oklusi. Ketidakharmonisan bentuk wajah akan mengurangi rasa percaya diri anak sedangkan gangguan fungsi oklusi akan mengurangi asupan makanan dan nutrisi. Kedua kondisi ini secara keseluruhan akan mengurangi kualitas hidup anak nantinya setelah dewasa. 

    Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat masa ketika anak mengalami pertumbuhan secara cepat dalam waktu singkat. Pertumbuhan ini ditandai dengan pertambahan tinggi badan, perubahan bentuk badan, perubahan suara dan tanda-tanda akil balik. 

    Periode pertumbuhan dan perkembangan yang lebih cepat ini disebut dengan Periode Puncak Pertumbuhan (Growth Spurt). Puncak Pertumbuhan biasanya terjadi pada usia 10-12 tahun pada perempuan dan 12-14 tahun pada laki-laki. Puncak Pertumbuhan tidak hanya terjadi pada tinggi dan bentuk tubuh, namun juga pada tulang rongga mulut dan wajah. Deteksi dini kelainan pertumbuhan gigi dan rahang pada anak usia tumbuh kembang sangat sangat penting. Hal ini karena hanya pada usia tertentu intervensi untuk memodifikasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan.

    Dalam upaya untuk mengedukasi masyarakat, Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) berkerja sama dengan Pengurus Pusat Ikatan Ortodontis Indoneisa (IKORTI) menyelenggarakan penyuluhan pada kader posyandu binaan Puskesmas Kecamatan Beji, Depok dan siswa-siswi SMP Negeri 5 Depok.

    Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program “Aksi Universitas Indonesia untuk Negeri” yang pada tahun sebelumnya diadakan secara tatap muka, namun tahun ini, sebagai dampak dari pandemik Covid-19, maka diadakan secara daring melalui media Zoom Video Conferencing dan video interaktif. Melalui penyuluhan ini, masyarakat diharapkan semakin memahami pentingnya deteksi dini kelainan tumbuh kembang gigi dan rahang.

    Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai tumbuh kembang gigi dan rahang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup anak di masa depan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditulis oleh

    drg. Widya Kusumadewy, Sp. Ort (K)

    Gigi · Rumah Sakit EMC Pekayon


    Tanggal diperbarui 24/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan