4. Paparan fluoride yang berlebihan
Paparan fluoride yang berlebihan berisiko menyebabkan fluorosis pada gigi anak. Kondisi ini ditandai dengan adanya noda putih, kuning, atau kecokelatan pada gigi anak yang baru tumbuh.
Menurut American Academy of Pediatrics, fluorosis hanya terjadi dan berisiko lebih tinggi pada anak-anak yang belum genap berusia delapan tahun.
Fluorosis dapat disebabkan oleh paparan fluoride dari pasta gigi maupun air yang diminumnya.
5. Trauma gigi
Bayi yang mulai belajar berjalan rentan terjatuh. Apabila benturan terjadi pada bagian wajah, hal ini lebih mungkin menyebabkan cedera atau trauma pada gigi.
Trauma gigi dapat merusak saraf dan pasokan darah ke gigi. Seiring waktu, gigi bayi mungkin berubah warna menjadi kuning, cokelat, dan bahkan hitam.
6. Cacat bawaan

Kondisi gigi kuning dan keropos pada bayi kemungkinan juga disebabkan oleh cacat bawaan, yakni amelogenesis imperfekta (amelogenesis imperfecta).
Dikutip dari MedlinePlus, gangguan perkembangan gigi ini menyebabkan gigi berukuran kecil, berubah warna, berlubang, keropos, dan mudah patah.
Amelogenesis imperfekta dapat terjadi sendiri tanpa ada gejala lain atau menjadi bagian dari sindrom yang memengaruhi banyak bagian tubuh.
7. Penyakit kuning
Studi dalam jurnal Acta Stomatologica Croatica (2018) menyebutkan bayi mungkin punya gigi dengan rona kuning kehijauan bila mereka mengalami penyakit kuning (jaundice).
Penyakit kuning atau hiperbilirubinemia terjadi saat kadar bilirubin dalam darah meningkat. Ini dapat menyebabkan penumpukan bilirubin pada berbagai jaringan tubuh, termasuk gigi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar