Si Kecil terus mengeluhkan giginya yang sakit dan terlihat ada gusi yang bengkak? Kondisi ini bisa berarti banyak hal dan abses gigi pada anak adalah salah satunya.
Selain membuatnya rewel, gigi anak yang rusak dan dibiarkan saja bisa menimbulkan komplikasi yang lebih membahayakan. Supaya hal ini tidak terjadi, simak informasi mengenai abses pada anak melalui informasi berikut.
Gejala abses gigi pada anak
Pada dasarnya, gejala abses gigi anak-anak dan orang dewasa tidak berbeda jauh. Hanya saja, si Kecil mungkin tidak menyadari apa yang dialaminya.
Anda sebaiknya waspada apabila anak Anda mengeluhkan beberapa kondisi berikut.
- Sakit gigi parah atau nyeri gusi.
- Sensitif pada makanan atau minuman yang terlalu panas atau dingin.
- Sulit membuka mulut atau mengunyah makanan.
- Gusi bengkak dengan nanah.
- Bengkak pada rahang atau wajah.
- Demam tinggi.
- Bau mulut.
- Rasa berdenyut pada gigi.
Meski rasa tidak nyaman karena abses mungkin hilang-timbul, kondisi ini tidak bisa dibiarkan karena abses bisa menyebabkan sejumlah komplikasi.
Icahn School of Medicine at Mount Sinai menyebutkan bahwa abses yang dibiarkan bisa menyebabkan infeksi tulang rahang, gigi tanggal, hingga sepsis.
Oleh karena itu, segera hubungi dokter jika si Kecil mengeluhkan salah satu atau beberapa kondisi seperti di atas.
Penyebab abses gigi pada anak

Secara umum, abses disebabkan oleh infeksi bakteri pada gusi dan mulut. Bakteri yang menumpuk di area mulut akan mencari jalur masuk ke celah gigi atau gusi sehingga menyebabkan pembengkakan, peradangan, dan kerusakan.
Semua orang memang bisa mengalami abses pada giginya, tetapi beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risikonya.
- Kesehatan gigi anak tidak terjaga. Meski masih berupa gigi susu, gigi anak-anak tetap membutuhkan perawatan. Jika dibiarkan tanpa perawatan, bakteri akan menumpuk di mulut dan menyebabkan infeksi.
- Makanan dan minuman manis. Terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula bisa menyebabkan gigi berlubang sehingga memudahkan masuknya bakteri.
- Mulut kering. Kondisi ini bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, antibiotik, hingga obat diare.
- Prosedur medis. Beberapa prosedur medis mungkin menyebabkan lubang pada gigi sehingga memudahkan bakteri menginfeksi.
Kesadaran anak-anak tentang pentingnya menjaga gigi memang cenderung lebih rendah jika dibandingkan orang dewasa.
Karena itulah, sudah menjadi tugas orang tua untuk memastikan dan mengajarkan pada anak tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi sedini mungkin.
Diagnosis abses gigi pada anak
Berbeda dengan gigi berlubang yang terlihat jelas, abses sering kali menimbulkan kerusakan dari dalam sehingga tidak terlihat secara kasat mata.
Oleh karena itu, penting untuk membawa si Kecil ke dokter ketika mereka mengeluhkan rasa tidak nyaman pada giginya.
Bila memungkinkan, ajak si Kecil ke dokter gigi khusus anak karena mereka mungkin lebih andal dalam mengendalikan rasa takut yang dimiliki anak-anak saat harus berkunjung ke dokter.
Namun, tidak masalah juga jika Anda membawa anak ke dokter gigi umum. Dokter umum bisa mendiagnosis dengan cara memeriksa gejala fisik serta mengamati kondisi gigi dan mulut si Kecil.
Dokter juga akan bertanya tentang kebiasaan perawatan gigi pada anak, obat-obatan yang sedang diminum, dan seberapa sering mereka mengonsumsi makanan manis.
Bila perlu, dokter mungkin melakukan rontgen gigi untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Cara mengatasi abses gigi pada anak
Apa yang harus dilakukan bila anak memiliki gigi abses? Karena setiap anak mungkin mendapatkan perawatan yang berbeda sesuai tingkat keparahannya, Anda perlu membawanya ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan dokter gigi untuk mengobati abses pada gigi anak.
1. Insisi drainase abses
Perawatan yang umum dilakukan untuk mengatasi abses adalah insisi drainase. Ini adalah perawatan yang bertujuan untuk mengeluarkan nanah yang mengandung bakteri di dalam gusi.
Insisi drainase dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada kantung nanah. Dokter akan memberikan suntik bius lokal untuk mencegah rasa sakit.
2. Perawatan saluran akar
Root canal treatment akan dilakukan dengan cara akan mengebor gigi sampai ke bawah untuk mengangkat jaringan lunak yang menjadi pusat infeksi.
Setelah itu, dokter akan mengeluarkan abses dan mengisi gigi yang berlubang dengan tambalan.
Supaya fungsi gigi tetap optimal, dokter mungkin memasang mahkota gigi. Cara ini juga akan mencegah abses berulang pada gigi anak.
3. Minum antibiotik

Laman Mayo Clinic menyebutkan bahwa dokter mungkin memberikan antibiotik jika abses sudah menyebar ke gigi dekatnya, rahang, atau area lain.
Obat antibiotik juga bisa diberikan untuk mengatasi abses gigi pada anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Perlu diingat bahwa antibiotik hanya bisa diminum dengan resep dokter. Jangan berikan antibiotik yang pernah Anda minum pada anak meski ia memiliki kondisi serupa dengan Anda.
4. Cabut gigi
Jika abses terjadi pada gigi yang sama berulang kali, dokter mungkin menyarankan gigi tersebut untuk dicabut.
Meski gigi susu anak bisa tanggal dengan sendirinya, ikuti saran dokter jika gigi tersebut memang harus dicabut lebih cepat karena abses.
Cabut gigi mungkin juga dilakukan jika perawatan saluran akar sudah tidak bisa dilakukan. Selama proses penyembuhan luka cabut gigi, dokter mungkin memberikan obat pereda nyeri.
Setelah melakukan perawatan abses, Anda tetap perlu mengajarkan si kecil tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi. Selain itu, jangan lupa mengajak anak-anak periksa gigi rutin setidaknya enam bulan sekali.
Kesimpulan
- Sama seperti orang dewasa, abses gigi pada anak umumnya ditandai dengan nyeri gusi, sensitivitas pada makanan panas atau dingin, pembengkakan pada gigi, hingga bau mulut.
- Penyebab paling umum abses gigi pada anak adalah kebersihan mulut yang tidak terjaga dan kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis.
- Beberapa pilihan cara mengatasi abses gigi adalah insisi drainase, perawatan saluran akar, pemberian antibiotik, hingga cabut gigi.