Ada dua faktor yang diketahui menjadi penyebab diabetes melitus, yakni berkurangnya respons sel tubuh terhadap insulin atau ketidakmampuan pankreas untuk menghasilkan insulin. Namun, sebuah penelitian terbaru di Brasil menunjukkan bahwa virus tertentu mungkin juga bisa menyebabkan diabetes.
Virus yang bisa menyebabkan diabetes
Berbagai penelitian telah menemukan kaitan antara diabetes tipe 1 dan beberapa jenis virus.
Dari beragam virus yang diteliti sejak akhir 1960-an, enterovirus diduga memiliki pengaruh paling besar dalam menimbulkan penyakit diabetes tipe 1.
Enterovirus merupakan famili virus yang dapat menyebabkan sejumlah penyakit, seperti polio, herpangina, dan gangguan pernapasan.
Berbagai penelitian lama pun menyebutkan bahwa virus ini mungkin bisa menyebabkan diabetes.
Salah satu studi awal menunjukkan peningkatan antibodi CVB4 pada pasien yang baru terdiagnosis diabetes tipe 1.
Antibodi CVB4 merupakan protein dari sistem imun yang berfungsi melawan virus Coxsackie B tipe 4 (CVB4), salah satu jenis enterovirus.
Melanjutkan temuan tersebut, sekelompok peneliti di Brasil melakukan studi sejenis terhadap tikus pada 2014.
Mereka meneliti tikus yang telah dicangkokkan dengan sel pankreas manusia serta sel penghasil insulin yang mengandung CVB4.
Setelah melakukan sejumlah eksperimen, mereka menemukan bagaimana virus CVB4 bisa menyebabkan diabetes.
Infeksi CVB4 ternyata menyebabkan penurunan regulasi URI, protein yang mengendalikan banyak fungsi sel. Penurunan regulasi ini ikut mengurangi gen Pdx1 yang mengatur fungsi sel beta pada pankreas.
Sel beta merupakan sel pankreas yang menghasilkan hormon insulin. Gangguan pada sel beta akan turut mengganggu produksi insulin.
Berkurangnya gen Pdx1 justru menghilangkan sifat sel beta dan mengubahnya menjadi sel alfa. Sel alfa merupakan kebalikan dari sel beta, fungsinya meningkatkan gula darah dan dapat menyebabkan hiperglikemia (gula darah tinggi).
Sebagai tambahan, beberapa studi lainnya juga menemukan antibodi enterovirus yang lebih banyak pada ibu hamil yang melahirkan anak dengan diabetes tipe 1.
Kasus infeksi enterovirus juga lebih banyak terjadi pada anak dengan diabetes.
COVID-19 diduga memicu diabetes pada orang yang sehat
Selain enterovirus, satu lagi virus yang mungkin dapat “menyebabkan” diabetes yakni SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19.
Temuan tersebut terdapat dalam sebuah penelitian terbitan New England Journal of Medicine pada 2020 lalu.
Tim peneliti menemukan hubungan dua arah antara COVID-19 dan penyakit diabetes. Diabetes dapat meningkatkan risiko gejala berat COVID-19. Di sisi lain, para peneliti pun menemukan kasus diabetes baru pada pasien COVID-19.
Selain kasus baru, mereka juga menemukan kasus komplikasi yang lebih parah pada pengidap diabetes, seperti ketoasidosis diabetik.
Komplikasi terjadi ketika tubuh memproduksi keton secara berlebihan sehingga darah menjadi asam.
Para peneliti masih belum sepenuhnya mengerti bagaimana virus penyebab COVID-19 bisa menyebabkan diabetes. Namun, mereka telah menemukan bahwa SARS-CoV-2 bisa berikatan dengan reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE-2).
ACE-2 ada dalam organ dan jaringan yang terlibat dalam metabolisme glukosa, seperti pankreas, usus halus, lemak, dan hati.
Jika SARS-CoV-2 memasuki organ atau jaringan tersebut, hal ini mungkin bisa mengganggu metabolisme glukosa.
Begitu metabolisme glukosa terganggu, tubuh akan kesulitan mengubah gula menjadi energi. Glukosa lantas menumpuk dalam aliran darah, menyebabkan hiperglikemia, dan akhirnya memicu diabetes melitus.
Tips untuk mencegah diabetes
Sebagian besar temuan mengenai virus yang menyebabkan diabetes mungkin masih perlu dikaji lebih lanjut.
Sejauh ini, belum ada metode yang dapat mencegah diabetes tipe 1. Namun, Anda bisa mengurangi risiko diabetes tipe 2 dengan menjalani gaya hidup sehat dan pola makan yang tepat.
Berikut enam langkah mencegah diabetes yang dapat Anda lakukan mulai hari ini.
- Menurunkan berat badan jika berlebih dan menjaga berat badan dalam rentang yang sehat.
- Makan makanan bergizi seimbang, mengurangi asupan gula dan lemak, serta lebih banyak mengonsumsi buah dan sayuran.
- Berolahraga secara rutin, setidaknya olahraga ringan 30 menit sehari sebanyak 5 kali seminggu.
- Berhenti merokok karena kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko resistensi insulin, faktor penyebab diabetes tipe 2.
- Memeriksa kondisi kesehatan secara berkala dan berkonsultasi kepada dokter untuk melakukan upaya pencegahan tambahan.
Virus mungkin dapat memicu diabetes dalam kasus tertentu, tapi faktor utama yang menyebabkan diabetes ialah gangguan dalam produksi insulin (diabetes tipe 1) atau respons sel tubuh terhadap insulin (diabetes tipe 2).
[embed-health-tool-bmi]