TB paru efusi pleura

dok ketika hamil terkena TBC apakah obatnya aman untuk bumil ya

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
18
2

2 komentar

Halo, Terima kasih atas pertanyaan anda.


Ibu hamil pengidap TBC sering ragu minum obat karena khawatir pada keselamatan bayinya. Meski hal ini wajar, TBC pada ibu hamil tetap perlu ditangani agar tidak menyebabkan komplikasi kehamilan. Beberapa risiko yang terjadi akibat infeksi TBC selama kehamilan adalah keguguran, berat bayi lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, kematian janin, hingga TBC kongenital.


Pasalnya keuntungan konsumsi OAT lebih besar ketimbang membiarkan infeksi TBC mengendap dalam paru dan menyebar ke organ tubuh lain. Pengobatan penting diberikan agar proses kehamilan dan persalinan bayi berjalan lancar, serta mencegah infeksi TBC pada bayi. Dokter akan meresepkan obat sesuai dengan kondisi kehamilan.


Sebelum upaya pengobatan, dilakukan serangkaian prosedur untuk mendiagnosis jenis TB yang diidap ibu hamil. Di antaranya melalui pemeriksaan riwayat keluhan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen, tes dahak, dan tes darah. Setelah jenis TB yang menginfeksi tubuh diketahui, berikut pengobatan yang dilakukan:

1. Pengobatan TB Laten -> TB laten berarti infeksi telah terjadi, meski belum menimbulkan gejala. Infeksi diketahui dengan melihat reaksi positif pada tes kulit atau tes darah TB tuberkulin. Pengidap TB laten tidak bisa menularkan dan menyebarkan penyakit ke orang lain. Pada ibu hamil dengan TB laten, dokter umumnya merekomendasikan minum obat setelah 2-3 bulan pasca melahirkan. Meski pada sebagian kasus, pengobatan diberikan selama kehamilan.

2. Pengobatan TB Aktif -> TB aktif berarti pengidap sudah merasakan gejala fisik dan berpotensi menularkan penyakit ke orang lain. Pada ibu hamil pengidap TB aktif, dokter meresepkan tiga jenis obat yang dikonsumsi tiap hari selama dua bulan awal kehamilan, yakni isoniazid, rifampisin, dan etambutol. Selama tujuh bulan dari sisa kehamilan, ibu cukup mengonsumsi isoniazid dan rifampisin saja. Kedua obat dikonsumsi tiap hari atau dua kali seminggu, tergantung kebutuhan dan anjuran dokter.


Perlu diketahui bahwa OAT yang dikonsumsi berpotensi timbulkan efek samping. Meliputi sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, gangguan penglihatan, sakit kuning, penurunan nafsu makan, dan urine berwarna kemerahan. Pastikan ibu berbicara pada dokter terlebih dahulu.


Pengobatan TBC pada obu hamil :

1. TBC Laten

- Rejimen harian rifampisin (RIF) selama 4 bulan (4R)

- Rejimen harian 3 bulan isoniazid (INH) dan RIF (3HR)

- Rejimen harian INH selama 6 atau 9 bulan (6H atau 9H), dengan suplementasi piridoksin (vitamin B6)

- Rejimen INH dan rifapentin (3HP) mingguan selama 3 bulan tidak dianjurkan untuk perempuan hamil atau perempuan yang mengharapkan untuk hamil selama masa pengobatan karena keamanannya selama kehamilan belum diteliti.


2. TBC aktif

- Rejimen pengobatan awal yang lebih disukai adalah INH, rifampisin (RIF), dan etambutol (EMB) setiap hari selama 2 bulan, diikuti dengan INH dan RIF setiap hari, atau dua kali seminggu selama 7 bulan (dengan total 9 bulan pengobatan).

- Streptomisin tidak boleh digunakan karena telah terbukti memiliki efek berbahaya pada janin.

- Pirazinamid (PZA) tidak dianjurkan untuk digunakan karena efeknya pada janin tidak diketahui.


Namun sebaiknya anda kontrol ke dokter spesialis paru untuk pengobatan TBC secara spesifik.


Sekian dan terima kasih



1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Obat TBC yang aman untuk ibu hamil adalah isoniazid, rifampisin, dan ethambutol. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut selama kehamilan. Dokter akan menyesuaikan dosis dan jenis obat yang aman untuk ibu hamil dan janin. Jangan menghentikan pengobatan TBC tanpa persetujuan dokter. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan.
1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan