sifilis
saya dinyatakan reaktif sifilis saat hamil 7 bulan, dan saya melakukan hb dengan suami saya setelah saya dinyatakan reaktif sifilis. suami saya sudah suntik 1kali namun saya hanya dikasih antibiotik sama dr nya karena sedang mengandung, apakah obat antibiotik cukup untuk sembuh sebelum melahirkan?
Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.
Sifilis adalah penyakit yang biasa juga disebut infeksi menular seksual (IMS) dan penyebarannya paling umum akibat hubungan intim dengan orang yang sudah terinfeksi penyakit ini. Namun, penyakit ini juga ternyata dapat menyerang seseorang melalui cairan tubuh penderita, yaitu darah. Maka dari itu, penyakit ini juga dapat menyebar karena penggunaan jarum suntik yang kurang steril seperti penggunaan narkoba, tato, dan piercing. Bahayanya lagi, penyakit ini juga dapat ditularkan oleh ibu kepada bayi di dalam kandungan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, cara yang paling ampuh adalah segera memeriksakan diri saat gejala penyakit sifilis muncul. Gejala penyakit sipilis dapat terlihat beberapa minggu setelah bakteri treponema pallidum masuk ke dalam tubuh. Nah, ini gejala yang akan muncul pada penyakit sifilis:
a. Fase Primer— Dalam tahapan ini, gejala yang akan timbulkan adalah luka pada alat kelamin dan di sekitar mulut. Tampilan dari lukanya pun berbentuk seperti gigitan serangga tanpa rasa sakit dan bertahan selama 1 hingga 2 bulan. Dalam tahapan ini pun, penularan akan sangat mudah terjadi akibat hubungan intim.
Pada akhirnya, lesi ini akan sembuh tanpa meninggalkan bekas. Meskipun luka telah sembuh, bukan berarti sipilis juga menghilang. Pengidap juga masih bisa menularkan sipilis pada orang lain dalam kondisi ini. Luka juga dapat terjadi di bagian tubuh lain selain kelamin.
b. Fase Sekunder — Tahap ini muncul sekitar 1 hingga 6 bulan (rata-rata sekitar 6 hingga 8 minggu) setelah infeksi pertama. Pastinya akan ada beberapa gejala yang berbeda pada stadium kedua ini. Ruam kemerahan bisa muncul tanpa disertai rasa gatal di bagian-bagian tertentu, seperti telapak tangan dan kaki, atau area lembap seperti skrotum dan bibir Miss V.
Gejala lain yang timbul antara lain demam, pembesaran kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, sakit kepala, kehilangan berat badan, rambut rontok, dan nyeri otot. Perlu diketahui juga bahwa gejala dan tanda dari infeksi kedua sipilis ini akan hilang dengan sendirinya. Namun, bukan berarti penyakit ini akan hilang secara total dalam tubuhmu. Sebab, infeksinya akan berlanjut hingga stadium laten.
c. Fase Laten — Jika pengobatan masih belum tuntas atau tidak dilakukan sama sekali, maka akan masuk ke dalam tahap laten ini. Ini adalah tahapan setelah seseorang terinfeksi dan ruam pada tahap sekunder hilang. Pengidap tidak akan merasakan gejala apa pun dalam beberapa waktu (tahap laten). Bisa saja gejala bertahan hingga satu tahun atau bahkan 5-20 tahun. Diagnosis yang akurat pada tahap ini hanya dapat dilakukan melalui tes darah, pengalaman seseorang, atau kelahiran anak dengan sifilis kongenital. Penularan akan terjadi pada tahap awal periode ini atau juga selama tahap laten ini terjadi, jika tidak ada gejala lain yang muncul.
d. Fase Tersier — Jika tidak diobati, tahap akhir ini mungkin akan muncul dalam waktu dini, yaitu 1 tahun. Selain itu, tahap ini juga bisa muncul kapan saja seumur hidup. Tahapan ini merupakan tahapan yang paling menular.
Tes venereal disease research laboratory (VDRL) adalah pemeriksaan dengan cara mengukur antibodi yang diproduksi tubuh Anda ketika bersentuhan dengan bakteri penyebab sifilis, yakni Treponema pallidum. Jadi, dalam membantu diagnosis sifilis, pemeriksaan ini bukan mendeteksi adanya bakteri Treponema pallidum pada tubuh Anda. Sebaliknya, tes VDRL akan mencari adanya antibodi yang merupakan respons tubuh terhadap antigen atau zat asing, dalam hal ini adalah bakteri penyebab sifilis. Tes VDRL atau VDRL test adalah pemeriksaan yang akurat untuk mendiagnosis sifilis. Jadi, Anda tak perlu mengalami gejala sifilis dulu untuk menjalani pemeriksaan ini.
Tes VDRL dapat berarti positif atau negatif dengan penjelasan sebagai berikut.
- Negatif -> Hasil tes negatif berarti normal. Artinya, tidak ada antibodi yang melawan bakteri penyebab sifilis pada sampel darah Anda.
- Positif -> Jika hasil tes positif, kemungkinan Anda mengidap sifilis.
Langkah selanjutnya untuk mengonfirmasi penyakit tersebut adalah dengan menjalani pemeriksaan FTA-ABS (tes sifilis yang lebih spesifik).
keakuratan tes ini dalam mendeteksi sifilis tergantung pada stadium atau tahap penyakit. Oleh karena itu, hasil yang diperlihatkan tak hanya bisa menunjukkan positif palsu, tetapi juga negatif palsu. Perlu diingat bahwa nilai normal berbeda-beda dari satu laboratorium ke laboratorium lain sehingga Anda perlu mendiskusikannya pada dokter untuk mendapatkan penjelasan spesifik.
Jika ibu hamil didiagnosis mengalami sifilis, penanganan perlu segera diberikan. Untuk mengatasi kondisi ini, dokter bisa memberikan obat antibiotik guna membasmi kuman penyebab sifilis pada ibu hamil.
Pengobatan ini penting untuk dilakukan sedini mungkin, idealnya ketika sifilis masih dalam tahap awal. Dengan begitu, risiko penularan sifilis dari ibu hamil ke janinnya bisa dikurangi. Pengobatan ini juga perlu diberikan pada pasangan seksual ibu hamil yang terdiagnosis sifilis.
Selama menjalani pengobatan, ibu hamil dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan untuk mencegah penularan maupun infeksi berulang.
Usai pengobatan berakhir, ibu hamil yang mengalami sifilis tetap perlu melakukan tes darah secara berkala demi memastikan bahwa infeksi telah sembuh total. Selain itu, tumbuh kembang janin juga perlu terus dipantau melalui pemeriksaan rutin selama kehamilan.
Dengan mencegah penularan sifilis, ibu hamil turut melindungi janinnya dari sifilis kongenital yang bisa mempengaruhi tumbuh kembangnya. Oleh sebab itu, jangan lewatkan skrining dengan dokter maupun pemeriksaan rutin saat hamil.
Sekian dan terima kasih
Sifilis dapat diobati dengan baik menggunakan antibiotik, dan penisilin adalah pilihan utama. Jika Anda hanya diberikan antibiotik lain karena kehamilan, pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter dan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh. Sangat disarankan untuk melakukan tes darah setelah pengobatan untuk memastikan bahwa Anda merespons dengan baik terhadap pengobatan. Jika ada kekhawatiran atau gejala yang muncul, segera konsultasikan dengan dokter Anda. Pastikan juga untuk memberi tahu dokter tentang status suami Anda dan lakukan pemeriksaan rutin untuk kesehatan Anda dan bayi.
Related content