Kenapa Bisa Kehilangan Indra Penciuman Setelah Demam 3 Hari?

Saya hari sabtu kemarin mengalami demam pada waktu itu saya tidak ukur suhunya berapa, kemudian karena demamnya itu saya merasa pusing, mual, kehilangan nafsu makan, mulut diarea dalam atau mau kearah tenggorokan terasa pahit, tubuh saya lemas, dan hidung saya tidak bisa memcium apapun. Demam, pusing, mual, pahit dimulut, tubuh lemas itu hilang pada hari ini. Namun tubuh saya terasa dingin dok, jadi keluar keringet dingin gitu meskipun saya tidak melakukan aktifitas fisik apapun, indra penciuman saya juga belum kembali dok. Saya sudah coba minum air hangat, minum air madu, mandi air hangat tapi hidung saya tetap tidak bisa mencium apapun dan tubuh saya tetep terasa sepertu dingin dok. Yang saya ingin tanyakan, saya sebenernya sakit apa yah dok? Kemudian cara mengembalikan indra penciuman saya itu seperti apa dok? Lalu cara membuat tubuh saya kembali memilik kontrol hangat tubuh bagaimana yah dok? Terima kasih

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
919
1
1

1 komentar

Keluhan yang anda rasakan mengarah ke gejala COVID-19. Maka dari itu sebaiknya anda disarankan untuk memeriksa PCR untuk mengetahui apakah anda terinfeksi COVID atau tidak. Untuk gejala tidak bisa mencium merupakan gejala penyerta COVID-19 yaitu anosmia.


Anosmia adalah kondisi ketika kemampuan penciuman hidung hilang secara tiba-tiba ataupun bertahap. Kondisi ini tidak hanya bisa mempengaruhi kemampuan mencium bau sekitar, tapi juga lingkup kehidupan yang lebih luas, termasuk menurunkan kualitas hidup. Orang bisa kehilangan daya penciumannya secara total, bisa juga sebagian. Artinya, orang tersebut masih dapat mencium aroma, tapi tidak sekuat biasanya. Kondisi ini disebut hiposmia alias kehilangan sebagian kemampuan penciuman. Anosmia juga sering muncul berbarengan dengan ageusia atau kehilangan kemampuan mengecap rasa. Sementara anosmia adalah hidung tidak bisa mencium bau, ageusia ditandai dengan hilangnya kemampuan lidah untuk merasakan makanan. Orang yang mengalami ageusia juga mungkin ada perubahan rasa makanan, misalnya terasa seperti logam. Hilangnya kemampuan hidung dalam mencium bau bisa terjadi secara temporer karena merupakan gejala penyakit tertentu, seperti flu atau Covid-19. Anosmia juga bisa menjadi tanda adanya kondisi kronis yang mempengaruhi kemampuan otak dalam memproses bau. Meski jarang, ada juga anosmia yang terjadi karena penyakit bawaan. Kondisi ini disebabkan oleh penyakit genetik keturunan atau perkembangan sistem sensor penciuman yang abnormal saat bayi dalam kandung.


Ada beragam penyebab anosmia. Usia lanjut adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh. Berkurangnya kemampuan mencium bau dan merasakan makanan cukup lazim terjadi di kalangan lansia akibat menurunnya sensitivitas indra pencium dan perasa seiring dengan bertambahnya usia. Penyebab lain berkaitan dengan penyakit atau masalah kesehatan, seperti:

- Hidung tersumbat karena infeksi kuman, alergi, infeksi saluran pernapasan atas, atau obstruksi saluran hidung

- Covid-19, kadang dibarengi batuk, demam, nyeri otot, dan sesak napas

- Efek samping terapi radiasi

- Diabetes

- Multiple sclerosis yang mempengaruhi sistem saraf pusat

- Penyakit degeneratif seperti Alzheimer, Parkinson, dan Huntington

- Kekurangan zat besi

- Cedera kepala yang mempengaruhi otak


Pendekatan utama dalam mengobati anosmia adalah dengan menangani penyebabnya dulu. Tidak ada obat langsung untuk mengatasi anosmia. Dalam banyak kasus, penanganan kondisi yang menyebabkan hidung tidak bisa mencium bau dapat memulihkan kemampuan penciuman pasien baik sebagian maupun seluruhnya. Misalnya anosmia terjadi karena infeksi virus yang memicu demam dan hidung tersumbat. Maka dokter akan berfokus pada pengobatan infeksi itu sesuai dengan hasil pemeriksaan. Ketika infeksi teratasi, pasien pun dapat menggunakan kembali hidungnya untuk mencium bau secara normal. Biasanya anosmia yang terkait dengan demam, flu, dan infeksi kuman dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari. Dokter mungkin hanya memberikan obat-obatan untuk meredakan demam atau sumbatan pada hidung. Pasien juga akan disarankan rutin mencium bau benda yang sudah familier untuk mengembalikan sensitivitas indra penciuman.


ada baiknya anda segera berobat ke dokter spesialis THT untuk terapi lebih lanjut.


Sekian dan Terima Kasih

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan