🔥 Diskusi Menarik

Penyakit Jantung Pada Anak - Anak

Penyakit jantung identik dengan penyakit orang dewasa. Namun, apakah anak-anak juga bisa mengalami penyakit jantung? Apa penyebab anak-anak bisa terkena penyakit jantung dan bagaimana cara pencegahannya agar tidak terkena?



Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
1
1

1 komentar

Halo Giovanni, terima kasih atas pertanyaan anda.


Tak hanya pada orang dewasa, penyakit jantung juga umum terjadi pada anak-anak. Penyakit ini bisa bawaan bisa juga karena kondisi jangka panjang yang tidak terdeteksi. Ada beberapa jenis penyakit jantung yang umum dialami oleh anak, di antaranya:

1. Penyakit jantung kongenital -> Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah cacat lahir pada janin yang terjadi akibat perkembangan embrio yang tidak normal. Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kondisi ini terjadi pada 7-8 dari setiap 1000 bayi yang baru lahir. Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan membuatnya menjadi penyakit kelainan bawaan yang paling sering terjadi pada anak. Anak dengan kondisi penyakit jantung bawaan memiliki masalah dengan struktur, seperti:

- Adanya kebocoran jantung akibat adanya lubang pada sekat jantung

- Penyempitan atau sumbatan pada katup atau pembuluh darah yang berasal ke jantung

- Stenosis katup mitral

Kelainan struktur tersebut bisa bersifat tunggal atau kombinasi yang menimbulkan penyakit jantung bawaan kompleks. Bentuk lain penyakit jantung kongenital adalah:

- Gagal jantung yang menyebabkan ada bagian jantung yang tak berkembang sempurna

- Tetralogi Fallot -> Tetralogi fallot adalah kombinasi dari empat sindrom lain yaitu emboli pulmonal, kelainan septum ventrikel, equestrian aorta, dan hipertofi ventrikel kanan.


Ada dua tipe penyakit jantung bawaan pada anak, yaitu:

a. Penyakit jantung bawaan biru (sianotik) -> Ini adalah jenis penyakit jantung bawaan pada anak yang menyebabkan warna kebiruan (sianosis) pada kulit dan selaput lendir. Terutama pada area lidah atau bibir karena kurangnya kadar oksigen dalam darah. Mengutip dari Motts Children Hospitan Micighan, penyakit jantung bawaan sianotik dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

- Tetralogy of fallot (kombinasi empat kelainan, stenosis paru, cacat septum ventrikel, hipertrofi ventrikel kanan, dan overriding aorta)

- Atersia paru (kelainan paru yang membuat dara dari jantung kembali ke paru)

- Truncus arteriosus (satu arteri besar meninggalkan jantung yang seharusnya berada di dua arteri)

- Kelainan katup trikuspid (katup trikuspid yang tidak terbentuk dengan benar atau bahkan tidak terbentuk sama sekali)

b. Penyakit jantung bawaan non sianotik -> Ini adalah penyakit jantung bawaan pada anak yang tidak menimbulkan warna kebiruan. Kondisi ini umumnya menimbulkan ciri-ciri penyakit gagal jantung pada anak yang ditandai dengan:

- Sesak napas saat beraktivitas

- Bengkak pada wajah dan Perut

- Gangguan pertumbuhan yang menyebabkan anak kurang gizi

Untuk mengenali gejala penyakit jantung bawaan pada anak, dokter biasanya mendeteksi adanya tanda gagal jantung, kebiruan, atau mendengar kelainan bunyi bising jantung. Penyakit jantung bawaan non sianotik dibagi menjadi beberapa jenis:

- Cacat septum ventrikel (terdapat lubang di dinding antara ventrikel)

- Cacat septum atrium (kebocoran bilik jantung)

- Patent ductus arteriosus (dua arteri utama jantung tidak menutup sempurna setelah bayi lahir)

- Stenosis katup paru (penyempitan katup, tempat lewat darah dari jantung ke paru-paru)

- Stenosis katup aorta (terdapat pembukaan antara keempat bilik jantung saat bayi lahir)

- Koarktasio aorta (peyempitan sebagian pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke tubuh)


Beberapa faktor risiko penyakit jantung bawaan pada anak yaitu:

- Genetik atau bawaan

- Faktor lingkungan

- Paparan rokok saat kehamilan (perokok aktif atau pasif)

- Konsumsi obat-obatan tertentu

- Infeksi pada kehamilan

- Diabetes melitus

- Sindrom atau kelainan genetik tertentu (misalnya, down syndrome)


Hal yang perlu diperhatikan adalah pembentukan jantung terjadi di awal kehamilan dan selesai pada usia janin 4 minggu. Maka, penting untung menjaga kesehatan dan asupan nutrisi selama kehamilan termasuk di awal kehamilan.


2. Penyakit Kawasaki -> Kawasaki adalah kelainan jantung pada anak langka yang ditandai dengan meradangnya pembuluh darah di seluruh tubuh, seperti di lengan, tangan, mulut, bibir, dan tenggorokan. Penyakit ini memengaruhi kelenjar getah bening dan fungsi jantung. Kawasaki sering ditemukan pada bayi dan anak-anak, bahkan penyakit ini salah satu penyebab utama tingginya kasus kelainan penyakit jantung pada bayi dan anak. Penyakit jantung pada anak ini umum ditemukan di negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea, dan Taiwan. Angka kasus tertinggi penyakit Kawasaki terjadi di Jepang dengan frekuensi 10-20 kali lebih tinggi dibanding negara lain.Kemunculan gejala penyakit jantung pada anak yang satu ini dibagi menjadi tiga fase.


Adapun gejala penyakit jantung pada bayi yang mengalami penyakit kawasaki di fase pertama yaitu:

- Demam tinggi lebih dari 39 derajat celcius yang berlangsung lebih dari 5 hari

- Mata sangat merah (konjungtivitis) tanpa penumpukan cairan atau kotoran

- Bibir merah, kering, pecah-pecah

- Bengkak dan kemerahan pada telapak tangan dan kaki

- Anak lebih rewel dan mudah marah


Sementara itu fase kedua dimulai 2 minggu setelah anak mengalami demam pertama kali. Ciri-ciri kelainan jantung pada bayi seperti:

- Pengelupasan di kulit tangan dan kaki, terutama pada ujung jari tangan kaki

- Nyeri sendi

- Muntah

- Diare

- Sakit perut


Untuk fase ketiga, tanda dan gejala akan hilang secara perlahan, kecuali komplikasi. Mungkin perlu waktu sekitar 8 minggu sampai kondisi anak kembali normal. Penyakit kawasaki merupakan salah satu penyebab utama serangan jantung pada anak. Setidaknya 20 persen penderita kawasaki mengalami komplikasi jantung.


Berikut beberapa langkah perawatan prenatal yang dapat dilakukan ibu hamil untuk mencegah kelainan jantung bawaan:

- Menjalani pemeriksaan darah sebelum mengupayakan kehamilan. Hal ini bermanfaat untuk mendeteksi berbagai penyakit yang mungkin mengganggu kehamilan, misalnya pemeriksaan TORCH. Dengan begitu, dokter bisa melakukan langkah-langkah terbaik guna mengatasi atau mencegah penyakit-penyakit tersebut.

- Menghindari asap rokok, penggunaan obat-obatan terlarang, maupun minuman beralkohol selama kehamilan.

- Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat-obatan apapun untuk menghindari efek samping yang berbahaya.

- Ibu hamil yang memiliki diabetes harus berusaha untuk mengendalikan kadar gula darah agar senantiasa dalam batas

- Jika ibu hamil berusia 35 tahun atau mengalami kehamilan risiko tinggi karena kondisi medis seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, sebaiknya lebih sering melakukan pemeriksaan prenatal di dokter kandungan.


Sekian dan Terima Kasih

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan