🔥 Diskusi Menarik

Penis bayi yg belum disunat infeksi

Selamat Malam Dok

Izin bertanya, anak laki laki saya umur 9 bulan, belum disunat.

Pada penis nya infeksi luka, dan lecet gitu

Itu gejala apa ya dan bagaimana cara menanganinya

Terima kasih

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
79
1

1 komentar

Halo Yusup, terima kasih atas pertanyaan anda.


Fimosis pada bayi adalah suatu kondisi kulup melekat pada kepala penis dan tak dapat ditarik kembali dari sekitar ujung penis. Hal ini umum terjadi pada bayi laki-laki yang belum disunat. Fimosis dapat terjadi secara alami atau hasil dari jaringan parut. Pada sebagian kasus, kondisi ini bisa menjadi gangguan serius dan menimbulkan gejala-gejala yang membuat bayi merasa tidak nyaman.


Fimosis normal terjadi pada bayi dan balita yang belum disunat karena kulupnya masih melekat pada kelenjar. Sebagian kasus fimosis pada bayi tak memerlukan perawatan khusus, kecuali jika menyebabkan sulit kencing atau menimbulkan gejala lainnya. Kulup akan mulai terlepas secara alami pada usia 2-6 tahun atau bahkan lebih. Kulup pun dapat ditarik kembali dari sekitar ujung penis pada sekitar 50% anak laki-laki berusia 1 tahun dan pada hampir 90% balita berusia 3 tahun. Fimosis yang terjadi pada bayi umumnya disebabkan oleh kondisi bawaan sejak lahir. Akan tetapi, dapat pula disebabkan oleh kebersihan penis yang tak terjaga dengan baik.


Fimosis tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, ketika itu terjadi maka gejala yang muncul antara lain:

1. Kulup tidak mampu ditarik ke bagian belakang -> Hal ini membuat kepala penis tertutup kulup sehingga tidak tampak. Ujung kepala penis juga terlihat kecil dan menyempit. Hal yang perlu diingat adalah bahwa idealnya, kulup merupakan kulit yang elastis.

2. Kepala penis menggelembung -> Penyebab kepala penis terlihat menggembung adalah adanya urine yang tertahan pada kulup. Saat gelembung semakin membesar, urine akan terlihat bocor dari kulit penis. Urine pun keluar tidak lancar. Kulit kulup yang kencang juga dapat mengganggu saluran urine. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat mencegah kandung kemih kosong sepenuhnya.

3. Demam -> Fimosis juga ditandai dengan demam. Sebab, penyakit pada bayi ini mampu menyebabkan infeksi saluran kemih. Bakteri pun terjebak di dalam kulup hingga saluran kemih sehingga infeksi pun terjadi. Infeksi saluran kemih akibat fimosis juga menyebabkan berat badan anak tidak bertambah

4. Tidak mau makan dan menyusu -> Demam membuat bayi merasa tidak nyaman. Hal ini menyebabkan bayi tidak mau menyusu maupun makan.

5. Urine tertinggal di kulup -> Apabila urine terus-menerus terjebak di kulup, hal ini menimbulkan kotoran lainnya menumpuk di penis. Bakteri pun berkembang biak dan mampu menyebabkan infeksi.


Pilihan penanganan fimosis pada bayi bergantung pada keparahannya. Namun, Anda harus menjaga kebersihan area genital si Kecil. Bersihkanlah penis bayi setiap hari dengan air hangat dan keringkan dengan lembut setelahnya. Hindari menggunakan bedak dan sabun yang mengandung pewangi pada alat kelaminnya karena dapat memperburuk gejala fimosis pada bayi. Setelah bayi buang air kecil, pastikan pula bawah kulit kulup kering agar tak ada bakteri yang menumpuk. Dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan krim atau salep steroid untuk mengatasi iritasi. Selain itu, krim atau salep juga dapat membantu melembutkan kulup dan membuatnya lebih mudah ditarik. Riset yang diterbitkan pada jurnal ISRN Urology juga menyatakan, sunat merupakan pengobatan utama untuk fimosis patologis. Pada prosedur ini, sebagian atau semua kulup akan dihilangkan. Namun, ini berisiko mengalami pendarahan dan infeksi. Akan tetapi, tentu saja dokter akan melakukannya sesuai prosedur yang tepat. Bayi umumnya diberi anestesi lokal, sementara balita dan anak-anak diberi anestesi umum. Sementara, sebagian besar kasus balanitis atau infeksi jenis lain dapat diatasi dengan menjaga kebersihan penis, serta penggunaan krim atau salep dari dokter. Infeksi bakteri mungkin akan membutuhkan antibiotik, sedangkan infeksi jamur memerlukan salep antijamur. Dengan begitu, jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter jika khawatir Si Kecil memiliki kondisi tersebut.


Apabila keluhan terus memburuk, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah anak.


Sekian dan Terima Kasih

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan