Dok ..saya mempunyai anak laki2 Yanng berumur 13 tahun ...beberapa saat yang lalu ,anak saya ketahuan di malam hari mencoba menyentuh kemaluan say
... Lihat LainnyaMenghilangkan trauma dan takut berlebihan pada anak
Saat ini anak saya berusia 2 tahun.
Dulu ketika anak saya berusia kurang dari 1tahun, dia mau dan berinteraksi dengan orang lain. Tapi, setelah rawat inap dari RS, dia menjadi takut setiap bertemu orang. Apakah memang ada faktor trauma?
Sudah saya coba dengan selalu mengajak dia di keramaian, tapi terkadang dia masih takut. Setiap bertamu, dia takut dan tidak mau. Bagaimana untuk menghilangkan rasa trauma dan takut yang berlebihan pada anak?
2 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Kejadian yang tidak menyenangkan yang dialami oleh anak terkadang menyisakan trauma sehingga berdampak pada perilaku anak dalam menjalani keseharian, yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap keseharian orang tua dalam menjalani aktivitasnya. Sebagai orang tua tentunya mengharapkan yang terbaik buat anak sehingga berbagai cara akan dilakukan agar anak merasa nyaman dan aman menjalani hari-harinya.
Anda dapat membantu anak untuk menangani rasa traumanya dengan mencontohkan secara langsung cara berinteraksi dengan orang di sekitar. Jika anak menolak anda dapat mencoba kembali di lain waktu, anda tidak perlu memaksanya karena hanya akan memperburuk kondisi anak. Sebagai langkah awal, anda juga dapat memulai dengan lingkungan kecil terlebih dahulu. Hargai dan apresiasi setiap perkembangan anak, sehingga termotivasi untuk mempertahankan perilaku baiknya.
Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog anak jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan Anda dengan detail.Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa trauma pada anak dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan dapat mempengaruhi mereka secara emosional dan perilaku. Jika anak Anda mengalami perubahan perilaku setelah rawat inap di rumah sakit, ada kemungkinan bahwa pengalaman tersebut telah menyebabkan trauma pada anak.
Untuk mengatasi trauma dan takut yang berlebihan pada anak, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda coba:
Berikan rasa aman: Pastikan anak merasa aman dan nyaman di sekitar Anda. Berikan dukungan emosional dan fisik dengan memberikan pelukan, memeluk, atau menghibur anak ketika ia merasa takut atau cemas.
Komunikasi terbuka: Ajak anak untuk berbicara tentang perasaannya. Dengarkan dengan penuh perhatian dan berikan pengertian. Jelaskan bahwa perasaan takut adalah normal, tetapi juga bantu anak memahami bahwa tidak semua orang atau situasi berbahaya.
Pernapasan dan relaksasi: Ajarkan anak teknik pernapasan yang dalam dan perlahan untuk membantu mengurangi kecemasan dan ketegangan. Latih anak untuk bernapas dengan perut, bukan dengan dada. Anda juga dapat mencoba teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga yang disesuaikan dengan usia anak.
Menghadapi takut secara bertahap: Bantu anak menghadapi takutnya secara bertahap. Mulailah dengan situasi yang sedikit menantang dan tingkatkan secara perlahan. Misalnya, jika anak takut bertemu orang lain, mulailah dengan mengajaknya bertemu dengan orang yang dia kenal dan percaya, kemudian perlahan perkenalkan dia kepada orang baru.
Menggunakan permainan dan cerita: Gunakan permainan atau cerita untuk membantu anak memahami dan mengatasi rasa takutnya. Misalnya, mainkan peran dengan boneka atau mainan untuk menggambarkan situasi yang menakutkan dan bantu anak menemukan cara untuk menghadapinya.
Konsultasikan dengan profesional: Jika rasa takut dan trauma anak terus berlanjut atau mengganggu kehidupan sehari-hari anak, penting untuk berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog anak. Mereka dapat memberikan bantuan dan dukungan yang tepat untuk mengatasi trauma dan takut yang berlebihan.
Ingatlah bahwa setiap anak unik dan mungkin membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam mengatasi trauma dan takut. Bersabarlah dan berikan dukungan yang konsisten kepada anak Anda. Jika Anda memiliki kekhawatiran yang lebih spesifik atau membutuhkan saran yang lebih rinci, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog anak.
Related content