🔥 Diskusi Menarik

Hesti

Dok mau tanya kalo anak sering nangis, emosian, trs kepalanya di jedotin ke tembok,suka tidur malam apa bahaya dok??

Bagaimana cara mengatasi masalah ini dok??


Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
6
2

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Perilaku tersebut merupakan hal yang wajar terjadi pada anak. Pada rentang usia 1-3 tahun, perkembangan emosi anak biasanya belum stabil sehingga mudah tantrum. Namun, tidak bisa dipungkiri apabila anak menangis secara berlebihan dapat membuat orang tua kebingungan dan merasa kesal menghadapi perilaku anak tersebut. Perlu diketahui bahwa, dengan memarahi, memukul, memaki atau melabeli anak “cengeng” hanya akan memperburuk kondisi anak. Anda hanya perlu tetap tenang dan jangan terbawa emosi dalam menghadapinya.

Anak menangis sebagai respon yang ditunjukkan bahwa anak sedang merasa tidak nyaman, merasa lapar, kecewa, sakit, lelah, butuh perhatian, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan cara anak berkomunikasi karena belum mampu mengelola dan mengenali emosinya dengan baik. Pada situasi lain, anak menangis yang terkadang disertai dengan menyakiti diri sendiri merupakan cara anak untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Anak akan mengasosiasikan dan mengkondisikan sesuatu berdasarkan pengalaman yang didapatkannya, sehingga anak akan mengulang perilaku serupa di kemudian hari agar orang dewasa di sekitarnya memenuhi keinginan anak.

Anda dapat mengurangi intensitas memberikan dengan mudah yang menjadi keinginan anak, agar anak perlahan mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu membutuhkan proses. Luangkan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan anak, seperti bermain peran atau membacakan dongeng sambil mengajari anak cara mengenali dan mengelola emosinya, serta cara mengungkapkan keinginan tanpa harus tantrum. Berikan pelukan hangat setelah anak berhenti menangis, kemudian menatap matanya sambil berbicara dengan intonasi lembut, misal “kamu merasa sedih/ marah ya? Tenang ada mama di sini bersama kamu”. Setelah anak berhenti menangis, anda dapat memberikan apresiasi, seperti pujian agar anak mengulang perilaku baiknya di kemudian hari.

Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog anak jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya akan mencoba menjawab pertanyaan Anda sebaik mungkin berdasarkan informasi yang Anda berikan.

Jika anak sering nangis, emosian, dan sering memukul kepalanya ke tembok, serta memiliki pola tidur yang tidak teratur, ini bisa menjadi tanda-tanda adanya masalah kesehatan atau masalah emosional yang perlu diperhatikan. Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain:

  1. Gangguan emosional: Anak mungkin mengalami stres, kecemasan, atau depresi yang menyebabkan perilaku tersebut. Penting untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog anak atau psikiater anak untuk mengevaluasi dan memberikan penanganan yang tepat.

  2. Gangguan tidur: Pola tidur yang tidak teratur atau gangguan tidur seperti insomnia dapat mempengaruhi emosi dan perilaku anak. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mengevaluasi masalah tidur dan mencari solusi yang sesuai.

  3. Gangguan perkembangan: Beberapa gangguan perkembangan seperti gangguan spektrum autis atau gangguan hiperaktif dan kurang perhatian (ADHD) dapat memengaruhi perilaku anak. Konsultasikan dengan dokter anak atau spesialis perkembangan anak untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.

Untuk mengatasi masalah ini, berikut beberapa langkah yang dapat Anda coba:

  1. Konsultasikan dengan dokter anak: Dokter anak akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk mencari tahu penyebab masalah dan memberikan penanganan yang sesuai.

  2. Ciptakan lingkungan yang aman: Pastikan anak tidak memiliki akses ke benda-benda yang berbahaya seperti tembok yang keras atau benda tajam. Jaga keamanan anak dengan mengawasinya secara terus-menerus.

  3. Berikan dukungan emosional: Berbicaralah dengan anak dan berikan dukungan emosional. Bantu anak mengungkapkan perasaannya dengan cara yang lebih sehat seperti melalui bicara atau melukis.

  4. Atur rutinitas tidur yang konsisten: Pastikan anak memiliki rutinitas tidur yang teratur dan cukup waktu tidur yang berkualitas. Hindari stimulasi yang berlebihan sebelum tidur dan ciptakan lingkungan tidur yang nyaman.

  5. Terapi perilaku: Terapi perilaku seperti terapi kognitif perilaku atau terapi bermain dapat membantu anak mengelola emosi dan perilaku mereka dengan lebih baik.

Penting untuk mencari bantuan profesional dalam mengatasi masalah ini. Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda, oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi anak Anda.

Apakah Anda memiliki pertanyaan lain?

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan