Mual dari bayi sampai umur 3 tahun
Dok saya mau tanya,,, Kenapa anak saya sering mual saat berdekatan dengan orang lain?
Dok saya mau tanya,,, Kenapa anak saya sering mual saat berdekatan dengan orang lain?
2 komentar
Terbaru
Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
Kok sama ya, anak saya juga gtu, apalagi kalo tercium yg tdk enk, lihat yg kotor, cuaca panas, cuaca terlalu dingin, telat mkn, kebanyakan mkn. Pasti mual2 tpi gak muntah
Halo Nur Lailatul Maghfuroh, terima kasih atas pertanyaan anda
Saya memahami kekhawatiran anda sebagai orang tua. Untuk memastikan kondisi yang dialami buah hati anda yang sebenarnya diperlukan pemeriksaan lebih lanjut karena mual yang dialami bisa saja disebabkan oleh berbagai faktor. Apabila anda telah memeriksakan ke dokter, dan ternyata tidak ditemukan permasalahan pada fisiknya, bisa saja permasalahan tersebut berasal dari kecemasan atau ketakutan tersendiri yang dialami anak.
Pada dasarnya gejala kecemasan yang dialami oleh anak tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh orang dewasa. Kecemasan tersebut bisa saja menyebabkan munculnya gejala fisik, seperti mual, tubuh gemetar, dsb sehingga anak akan menampilkan respon tidak nyaman tersebut dengan menangis, tantrum, berteriak, bahkan diam, dan lain-lain.
Pada saat anak berusia 4 bulan, ia sudah mulai mengenali dan memahami keberadaan di sekitarnya sehingga sudah mengenali orang tuanya. Perlu diketahui bahwa emosi yang pertama kali dialami oleh anak adalah rasa takut, sehingga membutuhkan rasa aman dari kedua orang tuanya. Ketika bertemu dengan orang lain/ orang baru anak akan menganggapnya sebagai orang asing yang bisa saja mengancam sehingga sering kali anak akan merasa tidak aman/ nyaman.
Jika memang hal tersebut adalah perasaan cemas yang berlebihan pada anak, maka kondisi ini perlu diminimalisir agar tidak berlarut-larut pada fase kembangan selanjutnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir yaitu, menanyakan apa yang anak pikirkan dengan bahasa yang mudah dimengerti olehnya misalnya “adik kenapa? Takut ya?”. Validasi setiap emosinya dan berikan rasa aman misalnya dengan mengatakan “adik aman bersama mama/papa disini”, “gapapa kalau adik merasa takut/ cemas, mama/papa juga sering mengalaminya”. Kemudian ajak anak untuk mengatur napas sambil mengatakan (sambil contohkan) “tarik napas lewat hidung,
lalu lepaskan lewat mulut. Gimana dik, udah lebih tenang?”. Kenalkan anak pada orang-orang lain yang ada di sekitarnya secara terus menerus agar tidak merasa asing dan dapat lebih akrab sehingga tidak hanya melekat pada orang tuanya saja. Menghadapi situasi ini dibutuhkan kesabaran dan ketenangan, serta hargai setiap proses anak agar tidak merasa tertekan. Jika diperlukan, anda dapat memeriksakan anak anda ke dokter spesialis tumbuh kembang anak/ psikolog anak agar tertangani dengan tepat.
Semoga membantu ya