Diare dan fese berlendir warna coklat
Selamat malam dok, saya harus bagaimana ya dok, anak saya umur 2 tahun, hari ini BAB sdah 7x berlendir, badannya teraba hangat, dan saat ini Feses nya berwarna coklat tua dan anaknya tdak mau mkan dok.. Anak saya sdah minum l-bio sebnyak 3 sachet hri ini..
Halo Ariyani, terima kasih atas pertanyaan anda.
Perlu diketahui, lendir pada BAB atau feses anak sebetulnya hal yang normal. Ini disebabkan usus mengeluarkan lendir untuk membantu feses bergerak secara efektif. Lendir terkadang terlihat seperti jeli atau tali. Dikutip dari Mayo Clinic, lendir atau jeli berfungsi untuk menjaga lapisan usus besar tetap lembap dan terlumasi dengan baik. Saat anak mengeluarkan feses, sebagian lendir pun ikut keluar tanpa ada dasar kondisi kesehatan tertentu. Bahkan, lendir di dalam tubuh juga bermanfaat sebagai lapisan pelindung dari bakteri serta virus. Sama seperti anak, Anda juga bisa melihat BAB atau pup bayi berlendir termasuk ketika ia masih mengonsumsi ASI. Hal ini karena pup atau feses melewati usus dengan relatif cepat. Namun, apabila BAB berlendir pada bayi mau pun anak 2 tahun terlihat dalam jumlah banyak, ada kemungkinan ia mengalami gangguan pencernaan. Sebagai orangtua, sebaiknya Anda memahami bagaimana pencernaan anak yang sehat maupun yang sedang mengalami gangguan. Kondisi medis yang bisa menyebabkan BAB anak maupun bayi jadi berlendir adalah infeksi, alergi, dan lain-lainnya. Berikut beberapa penyebab atau kondisi pencernaan yang memungkinkan BAB berlendir pada bayi serta anak 2 tahun:
1. Flu perut -> Salah satu penyebab BAB anak berlendir adalah flu perut akibat infeksi virus dan bakteri, seperti staphylococcus, salmonella, shigella, E. coli, dan campylobacter di dalam usus. Infeksi flu perut (gastroenteritis) tersebut menyebabkan peradangan, sehingga membuat feses berlendir dan diare. Untuk mengetahui indikasi anak mengalami infeksi, adapun gejala lain yang menyertai, seperti demam dan anak lekas marah. Dalam kasus yang lebih berat, infeksi bakteri bisa menyebabkan BAB berlendir dan berdarah.
2. Alergi makanan -> Bila si kecil memiliki alergi makanan, berarti sistem kekebalan tubuhnya merespons protein yang terdapat pada makanan tersebut. Reaksi alergi ini bisa berlangsung ringan hingga parah. Sebagian anak mungkin alergi terhadap susu sapi, telur, kacang tanah, kedelai, gandum, ikan, ataupun kerang. Gejala alergi yang muncul, antara lain diare, perut kembung, sakit perut, dan darah pada tinja. Alergi menyebabkan peradangan pada sistem pencernaannya, sehingga membuat BAB anak tampak berlendir. Lalu, pada sebagian anak mungkin berlangsung parah dengan diikuti gejala ruam, bengkak, gatal-gatal, muntah, dan sulit bernapas. Bila terjadi kondisi seperti yang disebutkan di atas, anak segera perlu dilarikan ke dokter.
3. Intususepsi -> Intususepsi merupakan kondisi medis ketika usus menyelip ke bagian lainnya, sehingga menyerupai “teleskop”. Kondisi ini merupakan kasus gawat darurat karena aliran darah ke usus hilang dan kotoran atau feses terhambat. Tidak hanya itu saja, kondisi ini juga bisa mengakibatkan perut sakit, muntah, BAB berdarah pada anak dan berlendir, serta lesu.
Penanganan pertama BAB anak berlendir :
Hal pertama yang bisa dilakukan orangtua ketika feses anak atau bayi mulai berlendir adalah mengetahui terlebih dahulu apa penyebabnya. Lalu, pertolongan pertama untuk mengatasi BAB berlendir tergantung penyebab keluhannya. Tidak hanya diare atau sembelit pada anak, ada beberapa gangguan pencernaan lainnya yang harus diketahui oleh orangtua. Jika keluhan disebabkan infeksi pada pencernaan disertai dengan diare, ibu perlu memastikan si kecil mencukupi asupan cairannya. Terkadang, dokter akan memberikan antibiotik apabila BAB anak atau bayi yang berlendir disebabkan oleh bateri. Hal lainnya yang perlu diperhatikan orangtua adalah memberikan asupan serat anak yang cukup setiap hari agar kesehatan pencernaannya tetap terjaga. Apabila gejala semakin memburuk, sebaiknya segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan intensif. Hal ini juga mencegah terjadinya dehidrasi pada anak.
Disarankan agar sebaiknya anda segera ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Sekian dan Terima Kasih