Dermatitis atopik
Halo dok mau tanya anakku dari umur 3 bln sudah sering mengalami ruam kulit dan jeda paling sering bisa 2 bln sekali kambuh itu waktu umur 6 bln,setelah kulit bayiku ruam muncul kulit kering lalu mengelupas sudah periksa katanya alergi saya coba untuk mengurangi pemicunya tetap sama dan sekarang bayiku umur 14 bln dan kulit nya ruam semakin banyak dan kering semakin banyak,sudah periksa ternya terkena dermatitis atopik,itu penyebabnya karena apa ya dok,dan solusinya bagimana ya,mohon di bantu dok
























Hallo Ayu wulandari, terima kasih atas pertanyaan nya.
Terima kasih sudah bercerita, dan saya paham sekali kekhawatiran Ibu 🙏.
Kondisi yang Ibu ceritakan — **ruam berulang sejak bayi, disertai kulit kering, gatal, dan mengelupas** — memang sangat khas untuk **dermatitis atopik (eksim atopik)**. Saya jelaskan dengan lengkap dan sederhana, ya 👶🏻👇
---
### 🧩 **Penyebab Dermatitis Atopik pada Bayi**
Dermatitis atopik **bukan karena satu penyebab tunggal**, melainkan gabungan dari **faktor genetik, kekebalan tubuh, dan lingkungan**.
Beberapa penyebab utamanya:
1. **Faktor genetik (keturunan)**
* Jika **orang tua memiliki riwayat alergi, asma, atau rhinitis alergi (pilek karena debu/udara dingin)**, anak cenderung lebih mudah terkena dermatitis atopik.
* Kulit anak dengan gen atopik biasanya memiliki **lapisan pelindung (barrier kulit) yang lebih lemah**, sehingga mudah kehilangan kelembapan dan mudah teriritasi.
2. **Kulit kering kronis**
* Karena lapisan kulit tipis dan kehilangan minyak alami, kulit bayi jadi kering → muncul gatal → digaruk → timbul luka dan infeksi sekunder.
3. **Pemicu lingkungan (triggers)**
* Cuaca panas, kering, atau terlalu lembap.
* Sabun, detergen, pewangi, atau lotion yang tidak cocok.
* Keringat berlebih.
* Debu, tungau, bulu hewan, asap rokok.
* Makanan tertentu (kadang: telur, susu sapi, seafood, kacang-kacangan) — **tetapi tidak semua anak punya pemicu makanan**.
---
### 💡 **Solusi & Perawatan Dermatitis Atopik**
Tujuannya bukan untuk “menyembuhkan total” (karena sifatnya kronik kambuhan), tapi **mengendalikan supaya kulit tetap lembap dan tidak meradang**.
#### 1. **Rawat kulit setiap hari**
* Gunakan **pelembap (moisturizer)** khusus kulit sensitif, misalnya:
* **Vaseline Repairing Jelly Baby**, **Cetaphil Baby**, **CeraVe Baby**, **Sebamed Baby Cream**, **Atopiclair**, atau **Physiogel AI**.
* Oleskan **3–4 kali sehari**, terutama setelah mandi dan sebelum tidur.
* Jangan tunggu kulit kering — pelembap adalah obat utama untuk menjaga lapisan pelindung kulit.
#### 2. **Hindari pemicunya**
* Gunakan **sabun bayi tanpa pewangi dan tanpa SLS**, contohnya:
* **Cetaphil Baby Wash**, **Sebamed Baby Wash**, atau **Avene XeraCalm**.
* Hindari air mandi terlalu panas (cukup suam kuku).
* Keringkan kulit dengan **menepuk lembut**, bukan digosok.
* Gunakan pakaian dari **katun lembut**, bukan wol atau sintetis.
* Hindari **sabun cuci atau pelembut pakaian yang wangi tajam**.
* Jaga suhu kamar tetap sejuk dan lembap (hindari keringat berlebih).
#### 3. **Saat ruam kambuh parah**
* Biasanya dokter akan resepkan:
* **Krim kortikosteroid ringan** (misalnya hidrokortison 1%) untuk peradangan merah/gatal.
* **Antihistamin** jika anak sangat gatal dan sulit tidur.
* Jika ada tanda infeksi (nanah, luka basah, berkerak kuning) → perlu **antibiotik topikal atau oral**.
> Obat-obatan ini harus sesuai anjuran dokter kulit anak, jangan digunakan terus-menerus tanpa kontrol.
#### 4. **Pantau makanan**
* Jika ruam muncul **selalu setelah makan makanan tertentu**, boleh dicurigai alergi makanan.
* Tapi jangan langsung pantang banyak makanan tanpa evaluasi dokter, karena bayi masih butuh nutrisi lengkap.
* Kadang dokter akan sarankan **tes alergi (skin prick test atau IgE)** untuk memastikan pemicunya.
---
### 🧘♀️ **Kabar Baiknya**
* Sebagian besar anak **membaik setelah usia 2–3 tahun**, seiring sistem kekebalan tubuh makin matang.
* Dengan perawatan kulit yang baik dan konsisten, **kambuhnya bisa sangat jarang**.
---
Kalau Ibu mau, saya bisa bantu buatkan **rencana perawatan harian (skin care routine bayi dengan dermatitis atopik)** — lengkap dari pagi sampai malam, supay
a kulit anak lebih terkontrol.
Apakah Ibu ingin saya bantu buatkan panduannya?
Penyebab dermatitis atopik belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang berkontribusi meliputi faktor genetik, sistem kekebalan tubuh, lingkungan, serta alergi terhadap makanan, debu, atau bahan iritan lainnya. Ini adalah kondisi kronis dan multifaktorial, yang berarti banyak faktor yang berperan dan bisa muncul kembali meskipun pemicu sudah dihindari. Untuk solusinya, beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Related content