Balita tampak takut pada orang tua
Salam, sya seorang ibu dg 1 orang putri berusia 2.5 tahun. Suami sya memiliki penyakit kejiwaan sehingga terkadang lost control saat emosi pada sya saat bertengkar. dia tidak pernah memukul ataupun marah pada anak kami. seringkali ketika kami bertengkar anak kami melihat hal itu, karena anak sya sgt lengket pada sya. sekarang efeknya anak sya jadi takut saat melihat sya dan suami bersama, bhkan meski kami cuma saling berbicara smbil berhadapan. dia juga tampak ketakutan saat melihat tontonan yang yang menampilkan dua orang yang saling kejar2an. bagaimana solusi untuk membuat anak sya tidak takut lagi? atau apakah kami harus membawa anak kami ke psikolog? terima kasih
























Halo Michi Arasan, terima kasih untuk pertanyaannya.
Saya bisa memahami kekhawatiran anda. Sebagai orang tua tentunya mendambakan buah hati dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan usianya. Usia 0-5 tahun merupakan usia yang dikenal dengan masa “golden age” karena pada usia tersebut anak akan berkembang lebih pesat sehingga dibutuhkan pula stimulasi yang tepat dari lingkungannya.
Perlu diketahui bahwa untuk memastikan kondisi anak diperlukan asesmen/ pemeriksaan yang mendalam oleh profesional sehingga dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya. Dengan menyadari ketidaksesuaian perilaku pada anak sejak dini, dan inisiatif memeriksakan kondisi anak kepada professional merupakan langkah awal yang sangat tepat untuk dilakukan sehingga dengan segera pula dapat ditangani secara tepat. Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog klinis anak/ psikiater/ dokter spesialis tumbuh kembang anak jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.
Selain itu beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk membantu pasangan mengendalikan marah agar tidak meledak-ledak yaitu, mengingatkan untuk selalu melakukan relaksasi pernapasan sampai merasa tenang dan rileks sehingga menghindari sikap yang reaktif. Dapat pula dilakukan dengan menjalani pola hidup sehat, seperti berolahraga, asupan nutrisi yang tercukupi, pola tidur yang cukup sehingga akan membantu untuk menstabilkan kondisi emosi. Atau mengingatkan pasangan dengan menuliskan situasi yang memicu emosi marah jurnal harian secara berkala, sehingga dapat melihat secara objektif apakah hal tersebut perlu direspon dengan marah yang berlebihan atau tidak.
Anda dan pasangan dapat mendiskusikan bersama mengenai dampak bertengkar di depan anak, serta membuat kesepakatan terkait pengasuhan karena hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama. Anda juga dapat menawarkan kepada pasangan untuk memeriksakan diri ke psikolog/ psikiater, atau bersama-sama melakukan konseling pasangan.
Semoga membantu ya
Apakah kejiwaan suami tidak bisa disembuhkan bu? Mungkin ibu dan suami bisa coba konsul ke psikolog dan rohaniawan.