Assalamualaikum
Dok saya Uma Fatir apa ya solusinya agar anak saya percaya diri waktu tk A saya ikut masuk d dlm kelas krn ga mau d tinggal, setelah naik k kls B alhamdulillah berani sendiri saya fikir d SD ga akan begini lagi ternyata terulang kembali ternyata dia malu ketika bertemu org baru, gmn ya dok solusi nya??
























Halo Uma Fatir, terima kasih untuk pertanyaanya.
Anak kecil memiliki kerakter yang beragam, ada yang cenderung percaya diri, ada juga yang cenderung pemalu, dan lain sebagainya. Hal tersebut normal terjadi pada anak karena merupakan respon mereka dalam menyikapi situasi yang mereka hadapi. Namun, apabila karakter pemalu anak sudah berlebihan, maka dapat mempengaruhi anak dalam bersosialisasi dan tidak berani mencoba hal baru, atau bahkan lebih parah lagi dapat menyebabkan terjadinya kecemasan sosial di kemudian hari. Oleh karena itu, anak perlu dilatih sejak dini untuk mengatasi rasa malunya, dan lebih berani keluar dari zona nyaman/ memperluas zona nyamannya.
Perlu diketahui bahwa karakter pemalu bisa terjadi disebabkan oleh perpaduan antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Orang tua yang pemalu terkadang tanpa sadar akan menampilkan karakter pemalunya saat menghadapi situasi tertentu, bisa saja hal ini dicontoh oleh anak. Di sisi lain, anak juga mungkin pernah memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan dan membuat anak merasa malu, sehingga anak jadi mengembangkan karakter pemalu.
Beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mendampingi anak yang pemalu yaitu, anda dapat membantu anak agar mau berintraksi dengan lingkungan, berikan contoh cara bersosialisasi yang baik sesuai usianya. Anda perlu menghindari untuk melabeli anak sebagai anak pemalu karena akan diafirmasi oleh anak dan mempertahankan karakter pemalu pada dirinya. Anda dapat menanyakan kekhawatiran anak yang menjadi alasannya tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Anda tidak perlu memarahi anak karena hanya akan membuatnya semakin tidak berani mencoba hal baru. Anda juga dapat mengajak anak bermain peran dengan boneka kesayangannya seolah-olah berkenalan/ berteman dengan orang baru. Hargai setiap proses anak, dan sebaiknya jangan dibandingkan dengan anak lainnya. Berikan apresiasi kepada anak apabila ia menunjukkan perkembangan, misalnya berupa pujian, pelukan dan sebagainya sehingga anak akan mempertahankan perilaku baiknya.
Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.