Anak suka bohong, tidak mau sekolah, dan pernah mencuri uang orang tua
Halo dok
Saya punya anak berusia 13 tahun, dia sudah Tidka mau sekolah pas kelas 1 SMP, kami akhirnya memberi pilihan ke anak untuk tetap di rumah, dan sekolah terbuka, dan kesaharian anak hanya di rumah saja, kami lihat sudah hampir 6 bulan dia beraktivitas di rumah sanati2 saja dan tanpa ada ras amenyesal Tidka sekolah lagi, dia suka berbohong alasan dia Tidka mau sekolah dok, dan akhir2 ini dia ketahuan mencuri uang orang tuanya , yang setelah mengaku dia sudah mengambil 3 kali, uang tersebut dia gunakan untuk top up game FF katanya, setelah di tanya dia menyesal namun dengan ekspresi yang datar saja, dan belum mau minta maaf, setelah di tanya kenapa dia melakukan semua itu, alasannya karna kami orang tua selalu mendiamkan dia, katanya,,padahal kami sebagai orang tua sudah Tidka tau lagi amu berbuat apa, dengan cara dimarahi keras dan halus sudah dicoba semua, kami sudah Tidka tau lagi harus berbuat apa dok,,, mohon solusi dan bagaimana cara penyelesainnya dok...
Halo Tina, terima kasih untuk pertanyaannya.
Sebagai orang tua, tentu akan kecewa apabila buah hatinya berperilaku bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di lingkungan. Perilaku yang melanggar norma tersebut, seperti sering berbohong, mengambil barang tanpa sepengetahuan pemiliknya, dan sebagainya. Perilaku tersebut perlu dihadapi dengan tegas sejak dini agar tidak menjadi kebiasaan buruk yang berlangsung hingga dewasa nantinya. Namun, yang perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai kemungkinan dibalik perilaku anak yang sering berbohong dan mengambil barang tanpa sepengetahuan pemiliknya, sehingga orang tua perlu bijaksana dalam menyikapi hal tersebut. Dengan kata lain, orang tua tidak langsung memarahi, menghakimi, atau memberikan “label” negatif kepada anak.
Beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mendisiplinkan anak agar tidak mengulang perilaku tersebut, yaitu mengajak anak berdiskusi mengenai alasan melakukan perilaku berbohong atau mengambil barang milik orang lain, kemudian dapat ditanyakan mengenai pikiran dan perasaan yang muncul setelah anak melakukan hal tersebut. Bisa saja anak meniru dari lingkungan untuk mendapatkan hal yang diinginkan, atau anak belum mengerti mengenai konsekuensi dari perilakunya, atau bisa juga karena anak memiliki kecenderungan gangguan perilaku kleptomania sehingga sangat perlu untuk mencari penyebab anak berperilaku seperti itu.
Orang tua juga dapat membantu mengembangkan pemikiran anak bahwa perilakunya keliru dan terdapat konsekuensi yang akan anak terima jika terus-menerus melakukan hal tersebut, serta membimbing anak agar terbiasa mengembalikan barang yang diambilnya kemudian meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan. Orang tua juga dapat menerapkan punishment yang membuat anak jera apabila anak masih mengulangi perbuatannya. Namun, apabila anak berhasil menunjukkan perubahan perilaku yang positif jangan lupa untuk memberikan apresiasi, berupa pujian, pelukan, dan semacamnya agar anak termotivasi untuk mengulangi perbuatan baiknya kembali.
Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog anak jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.
Perilaku mencuri yang berulang, apalagi setelah Anda mencoba berbagai pendekatan, dapat menjadi indikasi adanya masalah psikologis atau emosional yang lebih dalam pada anak. Seperti yang disebutkan, anak yang suka mencuri adalah isu serius yang memerlukan perhatian psikologis, terutama jika terjadi berulang kali dan menunjukkan kurangnya penyesalan atau empati. Alasan anak Anda yang merasa "didiamkan" juga perlu digali lebih lanjut, karena bisa jadi ada kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Mengingat kompleksitas masalah ini, sangat disarankan untuk segera membawa anak Anda untuk berkonsultasi dengan psikolog anak atau psikiater remaja. Profesional ini dapat membantu mengevaluasi akar permasalahan, baik dari sisi psikologis, emosional, maupun kemungkinan adanya faktor lain yang memicu perilaku tersebut. Mereka juga dapat memberikan panduan dan strategi penanganan yang tepat, tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk Anda sebagai orang tua dalam menghadapi situasi ini. Dukungan keluarga sangat penting dalam proses ini. Melalui bantuan profesional, Anda dan anak dapat menemukan cara untuk berkomunikasi lebih baik, mengatasi masalah yang ada, dan membantu anak kembali ke jalur yang positif, termasuk kembali bersekolah.
Related content