Bagaimana cara untuk mengurangi overthinking
Mungkin ada yg sama dengan saya disini?, Saya saat ini umur 24 thn dan saya anak pertama, terlalu banyak memikirkan dan takut akan hal apa saja yang terjadi kedepan ini sudah saya alami sejak masa" SMA. Hal ini cukup membuat saya menjadi tidak menikmati hidup yang saat ini berjalan. Mungkin terlalu besar harapan saya di masa depan dan takut akan gagal mencapai tujuan itu menjadi masalah buat saya. Mungkin ada solusi atau cara mengurangi overthinking seperti ini agar saya lebih mudah dalam menjalani hidup? Trimakasih☺☺
Hii mukti, salam kenal,, saya pun pernah mengalami hal itu dan Masih suka Overthinking di usia sudah kepala 3 dan menikah,, Cara saya menghadapi Overthinking adalah Mencari kegiatan positif mengenai Hal yang saya sukai, Menulis Tentang apa saja yang Sukai sampai yang membuat Saya seperti itu, Lebih banyak bersyukur dan melihat sesuatu Dari sisi yang berbeda, Menggali potensi diri dan percaya bahwa Saya mampu seperti lainnya. Semangat yaa dan Jangan pernah takut mencoba ya.
Halo Mukti, terima kasih untuk pertanyaannya.
Pada saat seseorang memasuki fase dewasa, seringkali muncul kekhawatiran terkait masalah karir, tujuan hidup, pasangan, dan sebagainya. Tidak bisa dipungkiri bahwa pada saat menginjak usia 20-30an, permasalahan dan tanggung jawab yang dimiliki lebih kompleks daripada fase sebelumnya sehingga seseorang rentan mengalami stres.
Perlu diketahui bahwa dalam diri individu terjadi proses mental yang saling berkaitan antara pikiran, perasaan, perilaku, dan sensasi tubuh. Pada saat seseorang menghadapi situasi/ kondisi, maka akan terjadi proses berpikir, yang kemudian mempengaruhi munculnya emosi, yang disertai dengan terjadi perubahan sensasi tubuh/ kondisi fisik dan termanifestasi ke dalam bentuk perilaku.
Anda perlu memperbanyak waktu berdialog dengan diri sendiri. Dengan melakukan introspeksi secara berkala, maka lebih mudah menyadari dan menerima kelebihan dan kelemahan yang anda miliki. Terkadang pikiran kita memikirkan berbagai hal yang seolah-olah yang dialami lebih buruk dari yang sebenarnya terjadi. Selain itu, anda juga perlu mengembangkan sikap memaafkan dan berterima kasih bagi diri sendiri dan sekitar. Anda tidak perlu malu untuk menceritakan permasalahan anda kepada orang terdekat yang anda percaya sehingga anda memperoleh sudut pandang lain.
Beberapa hal yang dapat diperhatikan yaitu, anda perlu mengenali situasi dan kondisi yang membuat anda merasa khawatir, serta efek yang turut hadir pada diri anda, sehingga anda menjadi lebih mudah untuk mengantisipasi kondisi tersebut. Kemudian anda dapat melakukan relaksasi pernapasan saat perasaan tersebut muncul agar merasa tenang dan rileks kembali. Setelah rileks dan tenang, anda lebih mampu berpikir jernih untuk menentukan langkah kecil dan sederhana yang dapat dilakukan terhadap permasalahan yang dihadapi. Anda juga bisa menuliskan kekhawatiran anda di kertas, lalu anda dapat menanyakan kembali ke diri anda mengenai kekhawatiran tersebut “apakah hal yang dikhawatirkan merupakan fakta yang akan terjadi atau hanya asumsi anda saja?”, sehingga anda dapat melihat secara objektif sumber kecemasan anda. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar segera tertangani dengan tepat.
haloMukti berat ya beban jadi anak pertama sepertinya karena merasa mesti jadi contoh bagi adik dan biasanya harapan orang tua kepada anak pertama juga cukup tinggi. Temanku ada yg pernah mengalami hal serupa, dan aku kagum dengan caranya mengatasi rasa takut akan masa depan tsb. Dia mencoba berkomunikasi dgn orang tuanya trkait ketakutan yg dia hadapi dan ke adik2nya juga, intinya sih dia bilang kalau dia akan berusaha sebaik mungkin tp jangan trlalu mnuntut dirinya utk sempurna sbg kakak atau anak pertama. Rasa takut akan masa depan kurasa hal yg wajar, aku juga mengalaminya apalagi aku skrng jd pencari nafkah utama di rumah. Aku mencoba menjadikan ketakutan itu sbg motivasi, wlupun tntu saja sulit. Semoga kamu dapat melewati masa2 menjelang quarter life crisis ini dgn baik yaa.. di hello sehat ada juga lho artikelnya https://hellosehat.com/mental/gangguan-kecemasan/quarter-life-crisis-adalah/
hellosehat.com