gigi goyang

Hai sobat sehat. Terima kasih atas pertanyannya.

Gigi susu atau gigi sulung adalah gigi yang tumbuh pada usia anak-anak. Gigi susu pertama yang tumbuh adalah gigi seri pertama rahang bawah pada usia 6-10 bulan dan gigi susu yang terakhir tumbuh adalah gigi geraham kedua rahang atas, rata-rata pada usia 25-33 bulan. Jumlah gigi susu adalah dua puluh. Gigi susu bersifat sementara dan akan digantikan dengan gigi dewasa atau disebut juga gigi permanen. Memasuki usia 6 tahun, gigi permanen mulai tumbuh dengan mendorong dan meresorpsi akar gigi susu. Fase ini disebut fase geligi pergantian, sedangkan fase geligi permanen sepenuhnya rata-rata pada usia 12-13 tahun sampai kurang lebih usia 21 tahun gigi terakhir yang tumbuh adalah gigi geraham ketiga/gigi geraham bungsu.

Pada usia 18 tahun seharusnya semua gigi susu telah tanggal/lepas dan telah memasuki fase gigi permanen. Kondisi tidak tanggalnya gigi susu pada waktunya disebut dengan persistensi gigi susu. Kondisi ini dapat disebabkan banyak faktor, seperti :

1. Tidak adanya benih gigi permanen pengganti, sehingga tidak ada gigi pengganti yang meresorpsi akar gigi susu dengan sempurna. Kondisi ini disebut hipodonsia dan merupakan kelainan genetik.
2. HIperodonsia, jumlah gigi susu lebih dari normal
3. Letak salah benih gigi permanen, sehingga tidak dapat meresorpsi akar gigi susu dan tumbuh diluar lengung rahang.
4. Ankilosis, yaitu melekatnya akar gigi dengan tulang pendukung gigi (tulang alveolar)
5. Impaksi gigi permanen, yaitu kondisi gigi tidak dapat tumbuh ke permukaan dengan sempurna, tertanam baik sebagian atau sepenuhnya di dalam tulang.
6. Adanya infeksi pada gigi susu

Penanganan persistensi gigi susu tergantung dari hasil pemeriksaan. Tidak hanya pemeriksaan klinis, namun dokter gigi juga akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen gigi jika diperlukan, terutama pada kasus persistensi gigi susu dan gigi permanen tidak tumbuh, hal ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya gigi permanen penggantinya.

Apabila tidak ada benih gigi permanen pengganti dan jika kondisi gigi susu masih dapat dipertahankan, dokter gigi akan mempertahankan gigi susu tersebut dan memperbaiki bentuk gigi susu supaya estetika dapat ditingkatkan, dengan membuat restorasi, baik veneer maupun gigi tiruan mahkota/dental crown. Namun, jika tidak ada benih permanen pengganti dan kondisi gigi susu telah memiliki banyak kerusakan struktur dan anatomi, maka gigi susu akan dicabut dan digantikan dengan gigi tiruan, untuk mengembalikan fungsi kunyah, bicara, dan estetika.

Lain halnya pada kondisi dimana jika hasil pemeriksaan rontgen ada benih gigi permanen pengganti, hanya saja dalam kondisi impaksi, atau gigi susu mengganggu susunan gigi yang lainnya menjadi tumpang tindih atau tidak rata, dokter gigi akan melakukan pencabutan pada gigi susu tersebut, terutama jika gigi susu sudah memiliki banyak kerusakan struktur dan anatomi sehingga tidak dapat dipertahankan, selanjutnya dilakukan perawatan orthodonti, baik menggunakan behel atau aligner untuk mengembalikan susunan gigi yang rapi dan sesuai dengan lengkung rahang yang benar.

Saran saya sebaiknya Anda dapat memeriksakan langsung keluhan Anda ke Dokter Gigi terdekat, supaya dapat dilakukan pemeriksaan secara detail dan diketahui penyebab persistensi gigi susu Anda. Dengan mengetahui penyebabnya dan mengetahui langsung kondisi gigi Anda dari hasil pemeriksaan baik klinis dan penunjang foto rontgen gigi, baru dapat ditentukan rencana perawatan yang sesuai dengan kasus Anda.

Demikian, semoga membantu.