Hallo dok , ayah saya kaki.a luca akibat menginjak keong terus bengkak sampe kondisinya lemas mau makan juga ga masuk ,terus di bawa ke RS di rawat
... Lihat LainnyaIngin menurunkan berat badan dan tanpa efwk samping
Selamat sore pak dokter
Saya bu lusiana
Bagai mana yaa menurun kan berat badan banyak produk yg saya pakai tidak berefwk sama sekalii,
Saya tinggi 150,bb 64
Akhir² ini sering pusing ,cepat lelah dan ngantuk,dan juga perut sering merasa panas dan mual
Minta tlng pak dokter solusinya
2 komentar
Terbaru
Halo Lusiana, terima kasih atas pertanyaan anda.
Kemungkinan anda terkena GERD. Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan refluks asam lambung berulang dalam jangka panjang. Refluks asam lambung merupakan kondisi ketika asam lambung mengalir naik kembali menuju kerongkongan. Asam lambung yang naik dapat mengikis dan menyebabkan iritasi pada bagian dalam kerongkongan. Akibatnya, timbullah sensasi nyeri ulu hati yang terasa panas seperti terbakar juga pada tenggorokan (heartburn), serta rasa asam pada mulut. Setiap orang dapat memproduksi asam lambung dalam jumlah yang bervariasi. Akan tetapi, laju produksinya cenderung meningkat setelah makan karena asam diperlukan untuk proses pencernaan. Asam lambung lalu akan menurun lagi dengan segera.Meski begitu, kenaikan asam lambung juga dapat menjadi pertanda adanya gangguan pada pencernaan jika terjadi sering atau berulang-ulang. Inilah yang dimaksud dengan penyakit refluks gastroesofagus alias GERD. Refluks kenaikan asam lambung dapat digolongkan sebagai GERD ringan jika terjadi sekitar 2 – 3 kali dalam seminggu. Kondisi sudah termasuk berat jika asam lambung naik hingga minimal seminggu sekali.
Secara garis besar, gejala gastroesophageal reflux disease (GERD) yakni sebagai berikut.
- Merasa seperti ada makanan yang tersangkut di dalam kerongkongan, sulit menelan, serta cegukan.
- Mengalami sensasi panas seolah terbakar di dada (heartburn), yang bisa menyebar sampai ke leher.
- Sakit atau nyeri pada ulu hati.
- Timbul rasa asam atau pahit di mulut.
- Ada cairan atau makanan yang naik dari dalam perut ke bagian mulut.
- Masalah pernapasan, seperti batuk kronis dan asma.
- Suara serak.
- Sakit tenggorokan.
Langkah pertama yang biasanya dilakukan untuk mengobati penyakit GERD yakni konsumsi obat. Jika pemakaian obat tidak memberikan hasil, dokter biasanya akan menyarankan prosedur tertentu untuk mengatasi masalah langsung pada lambung.
1. Konsumsi obat-obatan tanpa resep -> Sebagian besar obat GERD bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang dihasilkan oleh lambung. Selain itu, di bawah ini beberapa jenis pilihan obat-obatan yang dijual bebas (OTC) lainnya untuk mengobati GERD.
a. Antasida -> Obat ini berguna untuk menetralisasi asam yang ada dalam lambung dengan bantuan bahan kimia alkali. Sifat basa dari obat antasida akan meningkatkan pH lambung dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada lambung akibat paparan asam. Namun, konsumsi obat antasida saja tidak cukup untuk memulihkan kerongkongan yang meradang akibat asam lambung. Anda juga tidak boleh mengonsumsinya terlalu sering karena bisa menimbulkan efek samping berupa diare, sembelit, serta gangguan ginjal.
b. Obat-obatan untuk mengurangi jumlah asam -> Obat-obatan yang termasuk dalam kategori ini yakni H-2 receptor blocker. Obat ini dapat mengurangi jumlah asam lambung dengan menghambat kerja sel-sel penghasil asam lambung. Contoh obat yang termasuk golongan H-2 receptor blocker:
- cimetidine,
- famotidine,
- nizatidine, dan
- ranitidine.
Perlu diketahui bahwa kerja H-2 receptor blocker tidak secepat obat antasida. Meski begitu, H-2 receptor blocker termasuk obat GERD yang cukup efektif karena membantu mengurangi produksi asam lambung dalam waktu yang cukup lama, yakni hingga 12 jam.
c. Obat-obatan untuk menghambat produksi asam lambung -> Penghambat pompa proton (PPI) termasuk ke dalam golongan obat yang berfungsi sebagai penghambat produksi asam. Tak hanya itu, PPI juga membantu memulihkan kondisi kerongkongan yang mengalami iritasi akibat paparan asam terus-menerus.. Obat PPI untuk mengatasi GERD merupakan obat penghambat produksi asam yang lebih kuat ketimbang H-2 receptor blocker. Contoh obat PPI yang dijual bebas antara lain lansoprazole dan omeprazole.
Apabila anda mengeluh muntah darah maka sebaiknya anda dilakukan pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi oleh gastroenterologist. Apabila gejala anda tidak membaik dengan pengobatan maka anda dapat berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi.
Bila anda ingin menurunkan berat badan tetapi anda ada GERD, berikut ini panduan diet yang aman untuk orang dengan sakit maag :
1. Pilih makanan yang tepat -> Bagi Anda yang punya sakit maag tapi ingin diet, Anda harus pintar memilih jenis makanan yang aman untuk asam lambung sekaligus tidak membuat berat badan naik. Kunci utamanya adalah memilih makanan yang mengandung rendah kalori dan lemak, tapi tinggi protein. Contohnya yaitu ikan, daging ayam tanpa kulit, daging sapi tanpa gajih, dan telur ayam bagian putihnya saja. Perhatikan juga asupan karbohidrat harian Anda. Karbohidrat yang terlalu banyak tak hanya membuat berat badan Anda cepat naik, tapi juga memperparah gejala asam lambung. Apalagi jika karbohidrat ini berasal dari makanan olahan seperti kue, donat, atau roti. Sebagai solusinya, ganti dengan asupan karbohidrat dari buah-buahan segar, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Atau pilih sumber karbohidrat kompleks dengan kandungan serat yang tinggi, seperti nasi merah dan roti gandum. Makanan ini dapat membantu mengendalikan berat badan Anda sekaligus meringankan gejala maag yang mengganggu.
2. Atur porsinya -> Ikuti panduan “makan sedikit tapi sering lebih baik daripada porsi besar dalam sekali makan”. Bila Anda terbiasa makan 3 kali sehari dalam porsi banyak, sebaiknya bagi ke dalam 5-6 porsi kecil. Makan dalam jumlah kecil dengan jenis makanan yang tepat dapat membantu mengendalikan berat badan. Bahkan, hal ini juga bisa mengurangi gejala asam lambung yang sering kambuh
3. Olahraga rutin -> Sudah capek diet tapi berat badan Anda tak kunjung turun? Bisa jadi Anda kurang olahraga. Menurut sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Obesity tahun 2013, berat badan yang normal dapat membantu meredakan gejala asam lambung cukup drastis. Salah satu cara paling mudah, murah, dan efektif yang bisa Anda lakukan adalah olahraga. Akan tetapi, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter sebelum mulai olahraga. Beberapa jenis olahraga, khususnya olahraga intensitas tinggi, ternyata dapat menurunkan aliran darah ke sistem pencernaan Anda. Bukannya bikin sehat, gejala asam lambung Anda malah jadi sering kambuh. Sebaiknya, mulailah dengan olahraga yang ringan seperti berjalan, jogging, yoga, atau berenang. Lakukan setidaknya selama 30 menit minimal 3 kali seminggu. Setelah itu, perhatikan reaksi tubuh Anda. Jika gejala maag tidak kambuh, maka Anda baru boleh mencoba jenis olahraga lainnya yang lebih berat.
4. Makanlah dengan Jadwal yang Teratur -> Jadwal makan yang teratur akan membuat lambung menyesuaikan diri dan mengantisipasi kira-kira kapan tubuh mendapatkan makanan. Hal ini akan memuat asam lambung dikeluarkan pada waktu yang tepat sesuai dengan jadwal makan yang teratur.
5. Lakukan Prinsip Small Frequent Feeding -> Small frequent feeding adalah mengonsumsi makanan dalam jumlah kecil namun dengan frekuensi sering. Dengan menerapkanya, lambung tidak akan menghasilkan asam lambung berlebih. Idealnya, frekuensi makan yang disarankan adalah 3 kali makan besar dengan 2 kali selingan. Karena bertujuan menurunkan berat badan, pastikan jumlah kalori yang dikonsumsi tidak lebih besar dari jumlah kalori yang dikeluarkan. Disarankan pula untuk mengonsumsi buah-buahan sebagai selingan yang ramah terhadap lambung, seperti semangka, melon, pisang, papaya, dan yang lainnya.
6. Hindari Makanan yang Bersifat Asam -> Makanan yang bersifat asam adalah musuh utama bagi para penderita penyakit mag. Oleh karena itu, hindarilah makanan yang bersifat asam, terutama ketika Anda sedang diet agar tidak terjadi peradangan pada lambung. Makanan yang bersifat asam, di antaranya adalah nanas, jeruk, jeruk bali, lemon, jeruk nipis.
7. Perbanyak Konsumsi Makanan Berserat -> Mengonsumsi makanan yang berserat lebih disarankan bagi para penderita mag. Hal ini karena dapat membantu mengurangi gejala kekambuhan mag, mengenyangkan, sekaligus membantu program menurunkan berat badan Anda. Contoh makanan yang berserat adalah oatmeal, roti gandum, sayuran, buah-buahan, serta kacang-kacangan.
8. Pilih Makanan Rendah Lemak -> Selain makanan yang berserat, makanan rendah lemak juga ramah bagi lambung serta membantu program diet Anda. Makanlah ayam bagian dada tanpa kulit, ikan, serta sayuran. Hindari makanan yang diproses dengan tambahan pengawet dan bahan tambahan lainnya.
9. Hindari Minuman Berkafein -> Walaupun kopi dapat membantu menurunkan berat badan, konsumsi kopi dapat memperburuk keluhan lambung. Hindarilah minum kopi dan gantilah dengan teh hijau yang juga mengandung anti peradangan. Selain itu, teh hijau juga dapat membantu menurunkan berat badan.
10. Hindari Minum Beralkohol dan Merokok -> Apabila Anda gemar mengonsumsi alkohol dan merokok, segeralah berhenti. Rokok adalah salah satu pemicu kuat produksi asam dan gas dalam lambung sehingga Anda harus menghindarinya. Selain menerapkan tips di atas, para penderita mag yang ingin menurunkan berat badan sebaiknya memperhatikan asupan kalori dan jumlah aktivitas fisik Anda. Kunci dari keberhasilan menurunkan berat badan adalah dengan mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi dibandingkan dengan kalori yang keluar.
Namun ada baiknya apabila anda ingin diet maka anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik terlebih dahulu.
Sekian dan Terima Kasih
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Selamat sore Bu Lusiana,Untuk menurunkan berat badan dengan aman dan tanpa efek samping, ada beberapa langkah yang dapat Anda coba:
Makan dengan pola yang seimbang: Konsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, dan kacang-kacangan. Hindari makanan olahan, makanan cepat saji, dan makanan tinggi gula dan lemak jenuh.
Kontrol porsi makan: Perhatikan ukuran porsi makan Anda dan hindari makan berlebihan. Gunakan piring yang lebih kecil dan kunyah makanan secara perlahan untuk memberikan waktu bagi tubuh Anda untuk merasa kenyang.
Aktivitas fisik: Lakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berenang. Aktivitas fisik membantu membakar kalori dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Minum cukup air: Pastikan Anda terhidrasi dengan baik dengan minum air putih yang cukup setiap hari. Air dapat membantu mengontrol nafsu makan dan menjaga fungsi tubuh yang optimal.
Hindari makanan ringan dan minuman manis: Batasi konsumsi makanan ringan yang tinggi gula dan lemak, serta minuman manis seperti soda dan jus buah yang mengandung banyak kalori.
Tidur yang cukup: Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Kurang tidur dapat mempengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme tubuh.
Selain itu, gejala yang Anda alami seperti pusing, cepat lelah, ngantuk, perut panas, dan mual dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Saya sarankan Anda untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan diagnosis yang tepat. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin memerlukan tes tambahan untuk menentukan penyebab gejala tersebut.
Semoga informasi ini membantu. Jika Anda memiliki pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya.
Related content