Malam dok ijin bertanya, saya adalah seorang istri dan ibu dari 2 orang anak, yang saat ini rumah tangga saya sedang tidak sehat sudah 3 bulan ini kami tidak saling tegor, saya sebagai istri sudah mencoba yang terbaik, tapi tidak ada tanggapan dan respons dari suami, yang ada malah tambag jadi, yang bikin saya sakit hati ucapan nya selalu kasar dan selalu bawa 2 nama orang tua saya, rasa benci dan dendam saya tak tertahan kan,jujur saya paling tidak suka orang tua saya jadi korban emosi nya dia, saya 5 kalai mengalami KDRT dan memar di bagian kelopak mata saya dan gagar otak kecil karena tonjokan dan tendangan dia, saya cuma bisa tersenyum menanhan sakit dan f depan anak2 seolah 2 tidak terjadi apa2 walau pun mata agak memar, tapi saya harus tetap tersenyum d depan mereka, kandang mau nangis dan teriak tapi ama siap, di sini oposisi saya kaya orang lain dab tidak d anggap istri lagi, pertanyaan nya saya harus bagaimana dok, jujur hati saya sakit kalau setiap hari diginiin teru

Saya ibu rumah tangga, 2 anak (8&6 th). Dulu saya sangat menyenangi dunia masak dan baking. Pernah menerima orderan baking dan sejenisnya.

Suatu ketika saya memasak untuk acara di keesokan harinya. Sekitar pukul 23.00 WIB baru selesai pekerjaan dapur saya. Dalam kondisi lelah dan ingin beristirahat tiba-tiba suami marah, melempar bantal dan guling saya keluar kamar dan menyuruh saya tidur di luar dengan alasan saya terlalu sibuk dengan dunia saya sendiri. Seketika perasaan saya hancur. Tidak pernah terlintas sy totalitas dengan hobi yang membuat suami marah. Saya hanya berusaha menekan pengeluaran dengan meminimalisir biaya konsumsi untuk acara di rumah.

Sejak saat itu saya begitu benci dengan urusan dapur. Saya merasa tidak ada gunanya berlelah-lelah di dapur. Hobi saya sirna seketika. Sering merasa tidak bersemangat, semua terasa sia-sia dan tidak berguna.

Apakah hal ini termasuk depresi? Sy ingin kembali menekuni hobi, ta