Masturbasi alias onani masih dipandang sebagai topik yang tabu oleh sebagian kalangan. Meski aman dan normal secara medis, penting untuk mempraktikkan cara onani yang sehat dan benar supaya tidak menimbulkan masalah pada alat kelamin Anda. Ketahui di bawah ini.
Apa yang dilakukan pria saat onani?
Onani pada pria melibatkan rangsangan ke alat kelamin sendiri untuk melampiaskan gairah seksual.
Menurut sisi medis, aktivitas seksual ini normal dan aman. Kebanyakan kaum pria melakukan onani dengan cara memegang kemaluan menggunakan tangan.
Pria umumnya menggenggam atau meremas batang alat kelamin dengan satu tangan maupun di antara ibu jari dan jari tengah mereka.
Sentuhan pertama ke kemaluan biasa dilakukan secara perlahan-lahan. Ini dilakukan hingga hasrat seksual memuncak, diikuti dengan gerakan tangan ke penis yang makin cepat.
Ketika mencapai puncak gairah seksual atau orgasme, pria akan mengalami ejakulasi. Kondisi ini ditandai dengan keluarnya semen atau air mani, yaitu cairan pembawa sel-sel sperma.
Air mani yang dikeluarkan saat onani umumnya sebanyak 5 mililiter (ml), tetapi bisa lebih banyak apabila pria tidak berejakulasi dalam kurun waktu tertentu.
Pada kasus tertentu, kaum pria berimajinasi seksual ketika beronani. Tak jarang juga mereka melakukannya sambil menonton film porno.
Seberapa seringkah onani dianggap normal?
Bagaimana cara onani yang sehat dan benar?
Walaupun onani masih dianggap tabu, pandangan ini perlahan-lahan berubah seiring adanya fakta bahwa masturbasi merupakan aktivitas seksual yang paling aman.
Hal ini karena onani tidak melibatkan hubungan badan sehingga bisa meminimalkan risiko penyebaran penyakit kelamin dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
Sejumlah studi ilmiah juga telah membahas manfaat masturbasi, seperti membantu mengurangi stres, mencegah ejakulasi dini, hingga menurunkan risiko kanker prostat.
Pada dasarnya, tidak ada cara onani yang benar atau salah. Anda mungkin sudah cukup menggunakan tangan saja, tetapi orang lain perlu bantuan mainan seks (sex toys).
Untuk menghindari hal-hal yang berbahaya, pria sebaiknya mengetahui cara masturbasi yang sehat dan benar agar tidak membahayakan kesehatan. Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.
- Jangan lakukan onani di tempat yang sempit dan kotor, seperti toilet rumah atau WC umum. Tempat ini berpotensi menjadi sarang bakteri dan virus pembawa penyakit.
- Aktivitas seksual ini sangat pribadi sehingga usahakan Anda melakukannya di tempat yang tidak diketahui oleh orang lain.
- Usahakan membuat suasana di sekitar Anda senyaman mungkin, salah satunya dengan mematikan lampu dan memutar musik yang santai.
- Siapkan tisu atau kain bersih dan lembut yang bisa digunakan bila perlu, misalnya untuk membersihkan air mani yang keluar saat ejakulasi. Jangan memakai sembarang benda di sekitar Anda, terutama benda kotor atau yang membahayakan penis.
- Pastikan tangan Anda dalam keadaan bersih untuk menjaga kebersihan area kelamin.
- Lakukan secara perlahan. Sentuhan dan gesekan yang berulang-ulang secara kasar dapat mengakibatkan nyeri, memar, dan luka pada alat kelamin.
- Hindari melakukannya dalam posisi telungkup atau membengkokkan paksa penis yang ereksi. Risiko cedera penis, salah satunya patah atau fraktur, bisa Anda alami akibat cara onani yang terlalu kasar.
- Lakukanlah dengan posisi yang paling nyaman dan aman untuk diri Anda. Cobalah bergonta-ganti posisi agar tidak bosan, misalnya dengan berbaring lalu duduk setelahnya atau berdiri bersandar pada dinding dengan pinggul sedikit didorong ke depan.
- Hindari membawa orang lain saat Anda melakukan aktivitas ini. Perlu diketahui, onani yang melibatkan orang lain atau pasangan berisiko menularkan penyakit kelamin. Hal ini bisa terjadi bila ada kontak langsung dengan pengidap penyakit kelamin atau tercampurnya cairan sperma dari satu orang ke yang lainnya.
Setelah aktivitas seksual ini selesai, segeralah mandi untuk membersihkan keringat atau sisa air mani yang masih menempel pada tubuh Anda.
Cara onani yang keliru bisa menyebabkan gangguan kesehatan. Hal ini juga bisa mengganggu kualitas hubungan pribadi, kehidupan sosial, dan bahkan merusak alat kelamin Anda.
Jika Anda merasakan gejala-gejala masalah kesehatan setelah onani, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.
Kesimpulan
[embed-health-tool-ovulation]